SICOM Memperingati hari buruh 1 Mei atau May Day, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) mengeluarkan pernyataan resmi terkait sistem kerja kontrak (outsourching) dan upah buruh murah.
Pasalnya, dua hal ini selama ini menjadi masalah paling krusial yang dihadapi Indonesia terutama kaum buruh. Tapi dengan catatan, janji itu bisa terealisasi jika Prabowo Subianto menjadi Presiden 2014.
�Jika Prabowo Subianto yang diusung Gerindra sebagai calon presiden diberi amanat oleh rakyat untuk memimpin negeri ini maka sistem kerja outsourching akan dihapuskan. Pilpres kali ini akan menjadi harapan besar dari kaum buruh kepada pak Prabowo,� tegas Ketua DPP Bidang Ketenagakerjaan Partai Gerindra, FX Arief Poyuono dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Kamis (1/5).
Menurut Arief, selama ini partai Gerindra berkomitmen mencabut sistem kerja ini sejak tahun 2009. Sebab Gerindra menilai banyak kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat. Salah satunya upah murah.
Untuk itulah Gerindra, menurut Arief, sudah berencana meningkatkan upah buruh secara layak dengan cara menaikkan 60 komponen hidup layak (KHL) menjadi 80 komponen KHL pada tahun 2015. Selain juga akan diperjuangkan memperjuangkan UU Keperawatan yang masih belum rampung.
�Terlebih lagi Gerindra mendapatkan kursi yang cukup banyak di DPR. Artinya perjuangan kami akan lebih maksimal,� umbarnya.
Masih menurut Arief, momentum Hari Buruh ini tidak hanya menyoroti pekerja di sektor manufaktur dan industri lainnya, tetapi juga tenaga honorer di seluruh Indonesia. Sebagaimana diketahui banyak gaji guru honorer di daerah hanya diberikan Rp 150 ribu per bulan.
Tak hanya itu lanjut Arief, Prabowo juga akan meningkatkan gaji tenaga honorer hingga Rp 1 juta. �Kunci dari kemajuan pembangunan suatu bangsa adalah pendidikan, oleh karena itu kami akan memperjuangkan hal tersebut,� pungkasnya.
sumber : http://www.siagaindonesia.com/2014/0...rching-dihapus
