Jakarta- Elektabilitas kandidat capres Partai Gerindra Prabowo Subianto kian menunjukkan kenaikkan yang stabil. Jika tren kenaikan elektabilitas ini bertahan sampai hari pemilihan, Prabowo diprediksi bisa mengalahkan kandidat capres PDIP, Joko Widodo yang selama ini selalu di atas angin.
Dalam survei yang dilakukan Pusat Data Bersatu (PDB), keterpilihan Prabowo Subianto dalam dua bulan terakhir jelang pilpres makin membaik. Survei dilakukan pada 24 April-2 Mei 2014 dengan jumlah responden sebanyak 1.200 orang di 170 kota di 33 provinsi. Suvei dilakukan melalui wawancara telepon dengan margin of error /- 2,5 persen.
Peneliti senior PDB Agus Herta mengatakan pada survei bulan September 2013 lalu, selisih Jokowi dan Prabowo cukup besar sebesar 29,4 persen, Januari 2014 mengecil menjadi 17,3 persen, dan Mei 2014 semakin mengerucut menjadi 11,9 persen. Hal itu karena saat ini survei mengerucut pada 5 nama, yaitu Jokowi, Prabowo, JK, Aburizal Bakrie, dan Dahlan Iskan.
"Tapi ketika Mei semakin dekat. Digarisbawahi pada April-Mei ada pengerucutan nama jadi ada perpindahan suara dari calon-calon yang dihilangkan. Dan prabowo dapat berkah paling besar dari mengerucutnya nama," jelas Agus Herta dalam jumpa pers Survei PDB 'Indonesia Mencari Pemimpin' di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (14/5/2014).
Menurut Herta, Prabowo mendapat limpahan suara dari nama lain sebesar 13 persen. Sementara Jokowi hanya mendapat limpahan suara 7 persen.
"Dari hasil survei April-Mei itu tetap Jokowi dan Prabowo masih menempati teratas," sambungnya.
Herta mengatakan, dari hasil survei 7 kali persaingan capres hanya mengerecut pada Jokowi-Prabowo. Pertumbuhan elektabilitas Prabowo sangat tinggi karena saat ini masing-masing kubu saling lempar kritik.
"Dalam satu bulan ke depan, disimpulkan Prabowo bisa kalahkan Jokowi jika trennya seperti ini. Karena selisih elektabilitas Jokowi dan Prabowo semakin menyempit di setiap survei. Kalau trennya seperti ini tidak menutup kemungkinan Prabowo bisa kalahkan Jokowi," ujar Agus Herta.
Sumber
29% itu dulu,sekarang
Pendukung Jokowi kejang kejang
Dalam survei yang dilakukan Pusat Data Bersatu (PDB), keterpilihan Prabowo Subianto dalam dua bulan terakhir jelang pilpres makin membaik. Survei dilakukan pada 24 April-2 Mei 2014 dengan jumlah responden sebanyak 1.200 orang di 170 kota di 33 provinsi. Suvei dilakukan melalui wawancara telepon dengan margin of error /- 2,5 persen.
Peneliti senior PDB Agus Herta mengatakan pada survei bulan September 2013 lalu, selisih Jokowi dan Prabowo cukup besar sebesar 29,4 persen, Januari 2014 mengecil menjadi 17,3 persen, dan Mei 2014 semakin mengerucut menjadi 11,9 persen. Hal itu karena saat ini survei mengerucut pada 5 nama, yaitu Jokowi, Prabowo, JK, Aburizal Bakrie, dan Dahlan Iskan.
"Tapi ketika Mei semakin dekat. Digarisbawahi pada April-Mei ada pengerucutan nama jadi ada perpindahan suara dari calon-calon yang dihilangkan. Dan prabowo dapat berkah paling besar dari mengerucutnya nama," jelas Agus Herta dalam jumpa pers Survei PDB 'Indonesia Mencari Pemimpin' di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (14/5/2014).
Menurut Herta, Prabowo mendapat limpahan suara dari nama lain sebesar 13 persen. Sementara Jokowi hanya mendapat limpahan suara 7 persen.
"Dari hasil survei April-Mei itu tetap Jokowi dan Prabowo masih menempati teratas," sambungnya.
Herta mengatakan, dari hasil survei 7 kali persaingan capres hanya mengerecut pada Jokowi-Prabowo. Pertumbuhan elektabilitas Prabowo sangat tinggi karena saat ini masing-masing kubu saling lempar kritik.
"Dalam satu bulan ke depan, disimpulkan Prabowo bisa kalahkan Jokowi jika trennya seperti ini. Karena selisih elektabilitas Jokowi dan Prabowo semakin menyempit di setiap survei. Kalau trennya seperti ini tidak menutup kemungkinan Prabowo bisa kalahkan Jokowi," ujar Agus Herta.
Sumber
29% itu dulu,sekarang
Pendukung Jokowi kejang kejang