
"Tepuk tangan boleh, tapi harus setelah peserta selesai menyampaikan pemikirannya," kata SBY yang duduk di bangku VVIP, Ahad pagi.
Interupsi ini disampaikan Yudhoyono dalam sesi pertama. Saat itu peserta konvensi Hayono Isman baru menjawab pertanyaan dari panelis pertama, dosen dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Sua Hasil Nazara. Hayono merupakan peserta kedua setelah Irman Gusman. Interupsi serupa pernah dilakukan SBY saat ada debat konvensi di Bogor, awal Maret 2014.
Pada sesi pertama itu, Hasil Nazara bertanya tentang konsep pembangunan ekonomi yang bakal dilakukan oleh peserta konvensi selama lima tahun mendatang bila terpilih sebagai presiden.
Dalam interupsinya, SBY mengatakan tepuk tangan dan teriakan dari para pendukung akan mengganggu peserta dalam mengutarakan pemikirannya. SBY ingin penyampaian materi oleh peserta bisa terekam dengan baik, tanpa ada gangguan suara. "Supaya liputan radio dan televisi bisa tersiar dengan baik," ujarnya.
Setelah diinterupsi, pelaksanaan debat relatif lebih tenang. Pendukung pun menurut dan baru bersorak setelah salah satu peserta selesai menyampaikan pandangannya.
Interupsi SBY kali ini berbeda dengan yang di Bogor pada 2 Maret 2014. Saat debat berlangsung, tiba-tiba bapak dua anak ini mengambil mikrofon dan menginterupsi acara debat konvensi.
SBY mengeluhkan isi presentasi peserta yang tak sesuai dengan pertanyaan dari pembawa acara, Tina Talisa, mengenai perdagangan bebas. "Saya interupsi, mungkin dua peserta mengulang jawabannya," kata SBY waktu itu.
Suami Ani Yudhoyono ini menginterupsi karena dua peserta konvensi tak menjawab pertanyaan pembawa acara dengan baik, yakni Hayono Isman dan Ali Masykur Musa. Pascainterupsi, Tina mempersilakan Hayono dan Ali mengulang jawaban dengan fokus menjawab tantangan perdagangan bebas.
SUMBER


