SITUS BERITA TERBARU

Refleksi Pemilu, Demi Kemajuan INDONESIA

Saturday, April 12, 2014
Pemilu untuk anggota legislatif baru berlalu. Pemenangnya sudah di pelupuk mata berkat hasil hitung cepat yang semoga antara hasil satu dan lembaga survei lain mengerucut ke satu parpol. Tampaknya polemik siapa presiden pengganti SBY akan segera berakhir.
Kini yang perlu dipikirkan oleh publik Indonesia adalah siapa profil yang harus memimpin negeri ini dari unsur kabinetnya. Berpolitik sebetulnya pilihan prinsip dan integritas. Tidak seharusnya dan sama sekali tidak etis jika sikap mendua disebut juga sebagai langkah politik. Pemenang pemilu harus menyadari dan memahami dengan betul istilah koalisi yang sebetulnya penumpang gelap politik. Malah, penumpang gelap ini akan menjadi beban tersendiri dan akan menyandera mesin politik partai pemenang untuk memenuhi janji-janji semasa kampanye.
Tantangan kepada partai politik yang kalah pemilu tetaplah oposisi, jangan mencari kesempatan berkuasa dengan melegitimasi bermuka dua. Jika mencintai kekuasaan, sebaiknya sejak sekarang melebur diri ke dalam partai tersebut agar jumlah partai tidak puluhan seperti sekarang.
Hendaknya Partai pemenang pemilu kali ini harus benar-benar percaya diri bahwa kadernya mampu mengatur sendiri negara ini berdasarkan garis dan platform politik yang diperjuangkannya. Rakyat hanya menanti di titik akhir periode ke- kuasaan: kesejahteraan lebih baik, meningkat, dan masuk akal.
Definisi kesejahteraan bukan indikator statistik palsu.Negara ini demikian besar memiliki sumber daya alam baik dalam tanah, dalam laut, dan seluruh aset di atasnya. Inilah modal utama menyejahterakan 245 juta penduduk Indonesia dari titik 0 kilometer sampai titik tertimur negara ini. Hanya satu tantangan besarnya: penyimpangan dan korupsi karena korupsi membajak porsi kesejahteraan untuk rakyat lain dalam beberapa sampai puluhan tahun ke depan harus diberikan bibit � bibit pemberantasan dimulai dari awal.
Kini rakyat semakin pintar dan semakin konsisten. Pemilu 2014 adalah semua koreksi kesalahan Pemilu 1999, 2004, dan 2009. Sang Capres adalah kartu truf yang diharapkan rakyat dan kader unggulan partai pemenang yang sangat bernilai. Maka dari itu semua kembali ke hati dan pilihan rakyat lagi dimana peran rakyat sangat diperlukan, dalam menentukan pemimpin 5 tahun kedepan. Bagaimana caranya??? Ya tentu jangan golput, dan tingkatkan partisipasi dalam pemilu. Rakyat sebagai penilai, dan partai atau para caleg jadi pemainnya, dan semoga saja parpol tidak hanya berfikir untuk kepentingan sendiri, atau hanya sekedar bagi � bagi jabatan kursi menteri.
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive