JAKARTA, KOMPAS.com - PDI Perjuangan tak menampik bahwa kebijakan ekonomi selama masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menciptakan pertumbuhan ekonomi yang baik. Meski demikian, PDIP menganggap bahwa pertumbuhan tersebut tidak berkualitas.
Hal tersebut disampaikan Anggota DPR sekaligus penggodok visi ekonomi PDI-P, Arif Budimanta di Jakarta, Rabu (23/4/2014). "Ya, yang baik kita lanjutkan. Yang tidak baik kita perbaiki," ujarnya.
Menurut Arif, kualitas pertumbuhan ekonomi yang buruk itu disebabkan karena kontribusi Pendapatan Domestik Bruto (PDB) lebih banyak berasal dari sektor konsumsi yang diikuti sektor investasi. Investasi pun, ucap Arif, mayoritas berasal dari arus modal asing berupa fresh money ketimbang investasi langsung atau foreign direct investment.
"Jadi pertumbuhan ekonomi yang ada tidak menyediakan lebih banyak lapangan kerja. Pengangguran masih banyak," kata dia.
Ia pun menyebutkan jika berkuasa, PDI-P akan berupaya meningkatkan daya saing secara nasional. Dengan kata lain, Arif mengatakan, plan ekonomi partainya akan lebih menitikberatkan pada sektor riil daripada sektor non-riil.
"Ke depan, akan lebih banyak orang yang bekerja lebih baik, sehingga dia bisa bayar pajak yang bisa menjadi sumber dana, pembangunan," ucapnya.
Arif menambahkan semua sektor riil, seperti pertanian, perdagangan, manufaktur akan didorong secara integratif. Ia menyebut sektor riil tersebut akan tetap berbasis pada sumber daya alam, terutama sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
Kendati demikian, ia masih enggan membicarakan langkah konkret plan ekonomi partainya untuk mendorong sektor riil, termasuk kaitannya dengan infrastruktur, suku bunga, maupun subsidi bahan bakar minyak.
"Kata kuncinya peningkatan daya saing. Itu clue-nya. Kan (Jokowi) belum resmi (jadi capres)," tandasnya.
sumber
Bold: Inkonsisten
Underline : Kebijakan ekonomi negara terbelakang
ngeri sih kalau vicenya Jokowi bukan ekonom bisa ancur2an ini negara
mending prabowo deh, soalnya kabarnya mau ambil gita.
Hal tersebut disampaikan Anggota DPR sekaligus penggodok visi ekonomi PDI-P, Arif Budimanta di Jakarta, Rabu (23/4/2014). "Ya, yang baik kita lanjutkan. Yang tidak baik kita perbaiki," ujarnya.
Menurut Arif, kualitas pertumbuhan ekonomi yang buruk itu disebabkan karena kontribusi Pendapatan Domestik Bruto (PDB) lebih banyak berasal dari sektor konsumsi yang diikuti sektor investasi. Investasi pun, ucap Arif, mayoritas berasal dari arus modal asing berupa fresh money ketimbang investasi langsung atau foreign direct investment.
"Jadi pertumbuhan ekonomi yang ada tidak menyediakan lebih banyak lapangan kerja. Pengangguran masih banyak," kata dia.
Ia pun menyebutkan jika berkuasa, PDI-P akan berupaya meningkatkan daya saing secara nasional. Dengan kata lain, Arif mengatakan, plan ekonomi partainya akan lebih menitikberatkan pada sektor riil daripada sektor non-riil.
"Ke depan, akan lebih banyak orang yang bekerja lebih baik, sehingga dia bisa bayar pajak yang bisa menjadi sumber dana, pembangunan," ucapnya.
Arif menambahkan semua sektor riil, seperti pertanian, perdagangan, manufaktur akan didorong secara integratif. Ia menyebut sektor riil tersebut akan tetap berbasis pada sumber daya alam, terutama sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
Kendati demikian, ia masih enggan membicarakan langkah konkret plan ekonomi partainya untuk mendorong sektor riil, termasuk kaitannya dengan infrastruktur, suku bunga, maupun subsidi bahan bakar minyak.
"Kata kuncinya peningkatan daya saing. Itu clue-nya. Kan (Jokowi) belum resmi (jadi capres)," tandasnya.
sumber
Bold: Inkonsisten
Underline : Kebijakan ekonomi negara terbelakang
ngeri sih kalau vicenya Jokowi bukan ekonom bisa ancur2an ini negara
mending prabowo deh, soalnya kabarnya mau ambil gita.