Quote:
Quote:
Jakarta -Salah satu tujuan akuisisi BTN oleh Bank Mandiri adalah untuk menciptakan sebuah bank yang kuat. Ini dibutuhkan agar perbankan Indonesia bisa berbicara setidaknya di level regional.
Namun sepertinya jalan ke arah sana masih cukup jauh. Dari sisi aset, bank-bank di Indonesia tertinggal cukup jauh dari Malaysia, apalagi Singapura. Bank-bank dari dua negara tersebut juga sudah mengepakkan sayap bisnis ke penjuru dunia.
Sebagai contoh aset BTN dan Mandiri. Berdasarkan laporan keuangan 2013, BTN memiliki aset senilai Rp 131,2 triliun. Sementara Bank Mandiri masih menjadi bank dengan aset terbesar di Indonesia, yaitu Rp 733,1 triliun.
Berikut adalah peringkat bank-bank terbesar di ASEAN berdasarkan aset yang dirangkum dari berbagai sumber:
1. DBS Bank (Singapura)
Total aset: US$ 262,8 miliar atau sekitar Rp 2.628 triliun.
2. OCBC Bank (Singapura)
Total aset: US$ 214,2 miliar atau sekitar Rp 2.142 triliun
3. UOB Bank (Singapura)
Total Aset: US$ 182,7 miliar atau sekitar Rp 1.827 triliun
4. Maybank (Malaysia)
Total aset: US$ 141,9 miliar atau sekitar Rp 1.419 triliun.
5. CIMB Group (Malaysia)
Total aset: US$ 94,7 miliar atau sekitar Rp 947 triliun.
6. Public Bank (Malaysia)
Total aset: US$ 78,7 miliar atau sekitar Rp 787 triliun.
7. Bangkok Bank (Thailand)
Total aset: US$ 66,8 miliar atau sekitar Rp 668 triliun.
http://finance.detik.com/read/2014/0...nggal-di-asean
Quote:
Dukung Investasi, RI Harus Punya Bank Skala Internasional
Quote:
Jakarta -Perkembangan perbankan dalam negeri sudah cukup cepat dalam beberapa tahun terakhir. Namun, belum ada bank lokal yang bisa setaraf Internasional. Sehingga untuk bersaing di tingkat regional Asia Tenggara (ASEAN) masih saja kalah dari bank lain.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar angkat bicara perihal tersebut. Ia mengatakan Indonesia bisa memiliki bank bertaraf Internasional bila PT Bank Mandiri Tbk dapat mengakuisisi PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN).
"Karena sudah betul, Kementerian BUMN menggabungkan Mandiri dan BTN. Apalagi kami yang juga concern bagaimana kesiapan Indonesia di kancah regional dan internasional apalagi memasuki AEC. Memang kita harus memliki bank bertaraf Internasional, tidak bisa tidak," ungkap Mahendra di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (23/4/2014)
Bank yang bertaraf Internasional, menurut Mahendra bisa terlihat dari sisi kapasitasnya (size). Dengan yang dimiliki saat ini, bank Indonesia belum ada berkapasitas besar. Seperti bank-bank lain di ASEAN.
Quote:
"Indonesia harus punya bank yang bukan hanya secara operasional di tingkat Internasional, tapi istilahnya size does matter," sebutnya.
Dengan demikian, perbankan Indonesia juga dapat menentukan arah dari integrasi ekonomi di kawasan ASEAN. Kalau cuma seperti sekarang, menurut Mahendra perbankan hanya jadi penonton.
"Jadi bisa ikut menentukan arah dari integrasi ekonomi di kawasan kita ini. Kalau tidak ya kita hanya menonton saja dan bank-ban lain dan otoritas bank-bank itu yang menentukan. kita berpandangan itu," kata mantan Wakil Menteri Keuangan ini.
Namun dalam proses penggabungannya, Mahendra menilai perlu dilakukan lebih rapi dan melibatkan semua pihak. Untuk menghindari komunikasi yang tidak tepat antar pihak.
"Prosesnya harus dibuat lebih baik lebih rapi melibatkan seluruh stakeholder, memang seharusnya demikian. Dan saya rasa kalau ada pihak-pihak yang perlu dan harus dilakukan konsultasi, hendaknya dilakukan sehingga proses itu bisa didukung seluruh pihak," paparnya.
(mkl/ang)
http://finance.detik.com/read/2014/0...-internasional
Quote:
Jakarta -Salah satu tujuan akuisisi BTN oleh Bank Mandiri adalah untuk menciptakan sebuah bank yang kuat. Ini dibutuhkan agar perbankan Indonesia bisa berbicara setidaknya di level regional.
Namun sepertinya jalan ke arah sana masih cukup jauh. Dari sisi aset, bank-bank di Indonesia tertinggal cukup jauh dari Malaysia, apalagi Singapura. Bank-bank dari dua negara tersebut juga sudah mengepakkan sayap bisnis ke penjuru dunia.
Sebagai contoh aset BTN dan Mandiri. Berdasarkan laporan keuangan 2013, BTN memiliki aset senilai Rp 131,2 triliun. Sementara Bank Mandiri masih menjadi bank dengan aset terbesar di Indonesia, yaitu Rp 733,1 triliun.
Berikut adalah peringkat bank-bank terbesar di ASEAN berdasarkan aset yang dirangkum dari berbagai sumber:
1. DBS Bank (Singapura)
Total aset: US$ 262,8 miliar atau sekitar Rp 2.628 triliun.
2. OCBC Bank (Singapura)
Total aset: US$ 214,2 miliar atau sekitar Rp 2.142 triliun
3. UOB Bank (Singapura)
Total Aset: US$ 182,7 miliar atau sekitar Rp 1.827 triliun
4. Maybank (Malaysia)
Total aset: US$ 141,9 miliar atau sekitar Rp 1.419 triliun.
5. CIMB Group (Malaysia)
Total aset: US$ 94,7 miliar atau sekitar Rp 947 triliun.
6. Public Bank (Malaysia)
Total aset: US$ 78,7 miliar atau sekitar Rp 787 triliun.
7. Bangkok Bank (Thailand)
Total aset: US$ 66,8 miliar atau sekitar Rp 668 triliun.
http://finance.detik.com/read/2014/0...nggal-di-asean
Quote:
Dukung Investasi, RI Harus Punya Bank Skala Internasional
Quote:
Jakarta -Perkembangan perbankan dalam negeri sudah cukup cepat dalam beberapa tahun terakhir. Namun, belum ada bank lokal yang bisa setaraf Internasional. Sehingga untuk bersaing di tingkat regional Asia Tenggara (ASEAN) masih saja kalah dari bank lain.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar angkat bicara perihal tersebut. Ia mengatakan Indonesia bisa memiliki bank bertaraf Internasional bila PT Bank Mandiri Tbk dapat mengakuisisi PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN).
"Karena sudah betul, Kementerian BUMN menggabungkan Mandiri dan BTN. Apalagi kami yang juga concern bagaimana kesiapan Indonesia di kancah regional dan internasional apalagi memasuki AEC. Memang kita harus memliki bank bertaraf Internasional, tidak bisa tidak," ungkap Mahendra di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (23/4/2014)
Bank yang bertaraf Internasional, menurut Mahendra bisa terlihat dari sisi kapasitasnya (size). Dengan yang dimiliki saat ini, bank Indonesia belum ada berkapasitas besar. Seperti bank-bank lain di ASEAN.
Quote:
"Indonesia harus punya bank yang bukan hanya secara operasional di tingkat Internasional, tapi istilahnya size does matter," sebutnya.
Dengan demikian, perbankan Indonesia juga dapat menentukan arah dari integrasi ekonomi di kawasan ASEAN. Kalau cuma seperti sekarang, menurut Mahendra perbankan hanya jadi penonton.
"Jadi bisa ikut menentukan arah dari integrasi ekonomi di kawasan kita ini. Kalau tidak ya kita hanya menonton saja dan bank-ban lain dan otoritas bank-bank itu yang menentukan. kita berpandangan itu," kata mantan Wakil Menteri Keuangan ini.
Namun dalam proses penggabungannya, Mahendra menilai perlu dilakukan lebih rapi dan melibatkan semua pihak. Untuk menghindari komunikasi yang tidak tepat antar pihak.
"Prosesnya harus dibuat lebih baik lebih rapi melibatkan seluruh stakeholder, memang seharusnya demikian. Dan saya rasa kalau ada pihak-pihak yang perlu dan harus dilakukan konsultasi, hendaknya dilakukan sehingga proses itu bisa didukung seluruh pihak," paparnya.
(mkl/ang)
http://finance.detik.com/read/2014/0...-internasional