Dugaan penerimaan uang sebanyak Rp 1,2 miliar dari PT Bali Pasific Pragama (BPP), perusahaan milik Tubagus Chaeri Wardana atau Wawan, kepada Wakil Gubernur Banten Rano Karno meluas.
Juru Bicara Masyarakat Transparansi (Mata) Banten Oman Abdurahman mengatakan, uang tersebut sebagai bagian dari mahar politik. Ketika pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Banten 2011, Ratu Atut Chosiyah kembali mencalonkan diri sebagai gubernur.
Namun, kakak kandung Wawan itu tak lagi menggandeng HM Masduki untuk maju dalam pemilihan. �Kemudian diputuskan untuk menjadikan Rano sebagai pasangan. Nah uang itu, berdasar informasi yang kami terima, sebagai bagian dari mahar politik,� kata Oman kepada HARIAN NASIONAL, Minggu (6/4).
Parktik tersebut, dianggapnya sebagai kegiatan rutin Wawan dan Atut dengan tujuan melanggengkan kekuasaan. Meski begitu, kata Oman, Rano tak mendapatkan jatah �ladang korupsi�. �Jadi tak heran, dibeberapa kesempatan Rano selalu tak mengetahui soal permasalahan. Karena hanya dijadikan ban serep,� ujarnya.
Karena itu, ia meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pengusutan atas dugaan tersebut.
Tak hanya berkutat para ranah suap, dugaan penerimaan uang sebanyak Rp 1,2 miliar itu, menurut Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto juga dapat dikategorikan sebagai bentuk gratifikasi.
Sebab, status Rano Karno sebagai pejabat negara menjadi penguat dugaan tersebut. �Bisa (gratifikasi). Hanya masih perlu diungkap kebenaran informasinya,� kata Bambang.
sumber gan: http://goo.gl/xn6yzB
PDIP lagi kepanasan gan
Juru Bicara Masyarakat Transparansi (Mata) Banten Oman Abdurahman mengatakan, uang tersebut sebagai bagian dari mahar politik. Ketika pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Banten 2011, Ratu Atut Chosiyah kembali mencalonkan diri sebagai gubernur.
Namun, kakak kandung Wawan itu tak lagi menggandeng HM Masduki untuk maju dalam pemilihan. �Kemudian diputuskan untuk menjadikan Rano sebagai pasangan. Nah uang itu, berdasar informasi yang kami terima, sebagai bagian dari mahar politik,� kata Oman kepada HARIAN NASIONAL, Minggu (6/4).
Parktik tersebut, dianggapnya sebagai kegiatan rutin Wawan dan Atut dengan tujuan melanggengkan kekuasaan. Meski begitu, kata Oman, Rano tak mendapatkan jatah �ladang korupsi�. �Jadi tak heran, dibeberapa kesempatan Rano selalu tak mengetahui soal permasalahan. Karena hanya dijadikan ban serep,� ujarnya.
Karena itu, ia meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pengusutan atas dugaan tersebut.
Tak hanya berkutat para ranah suap, dugaan penerimaan uang sebanyak Rp 1,2 miliar itu, menurut Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto juga dapat dikategorikan sebagai bentuk gratifikasi.
Sebab, status Rano Karno sebagai pejabat negara menjadi penguat dugaan tersebut. �Bisa (gratifikasi). Hanya masih perlu diungkap kebenaran informasinya,� kata Bambang.
sumber gan: http://goo.gl/xn6yzB
PDIP lagi kepanasan gan
