
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Ekonom Indonesia, Faisal Basri mendukung pencalonan Joko Widodo sebagai presiden Indonesia. Selain kagum, Faisal juga penggemar berat Jokowi.
Dalam sebuah diskusi "Sarasehan Menilai Jokowi, Jokowi di Mata Intelektual", yang dilaksanakan Komunitas Bulaksumur untuk Kemenangan (Blusukan) Jokowi, di Cikini, Jakarta Pusat. Faisal Basri mengaku yakin, Jokowi tidak mau tergoda untuk pragmatis atau bagi-bagi kue kekuasaan.
"Karena dia belajar dari SBY. Kurang Indonesia Raya apa lagi pemerintahan SBY, didukung 6 parpol dan mayoritas di parlemen, tapi tetap tak efektif juga. Karena apa? Karena dasarnya dagang sapi," ungkap Faisal Basri, Minggu (20/4/2014).
Faisal mengatakan dirinya mendorong adanya norma perubahan, bukan hanya bagi-bagi kursi. Agenda harus jelas. Negeri ini butuh konsensus-konsensus baru. Tak bisa begini terus. Dengan langkah itu, lanjutnya, Jokowi mendorong sistem presidensial berjalan dengan konsekuen, tak dikaburkan dengan praktik parlementer yang dilakukan selama ini.
"Kalau DPR mbalelo saat Jokowi jadi presiden, rakyat nanti yang akan marah kalau DPR membelokkan agenda rakyat. Makanya saya harap rakyat tak hanya memilih saat pilpres, tapi kawal terus presidennya," jelas Faisal.
Dia melanjutkan Jokowi adalah seorang yang berlatar belakang pengusaha dari bawah sehingga paham betul apa yang harus dilakukan untuk menggerakkan UKM.
"Kenapa? Karena dia datang dari kelas bawah, bukan konglomerasi atau penguasaan kelompok-kelompok kuat. Kalau kita biarkan Jokowi sendiri, dia hanya akan dikelilingi bandit-bandit besar lagi. Makanya kita harus tetap jaga dia, bahkan mendukung dengan dana. Karena dia milik kita bukan milik konglomerasi," paparnya.
Ditempat yang sama, Sosiolog Thamrin Amal Tomagola terisak ketika berbicara soal sosok Joko Widodo (Jokowi), calon presiden yang diusung PDI Perjuangan. Saat berbicara di hadapan peserta acara, Thamrin bercerita Jokowi adalah seorang calon pemimpin yang datang dari kelompok �Pondok Derita�, untuk membedakannya dari kelompok �Pondok Indah�. Dia lahir dan dibesarkan di lingkungan bantaran kali di Solo, dan rumah orang tuanya beberapa kali digusur.
Karena itu bisa dipahami ketika memimpin, Jokowi benar-benar turun ke rakyat, dan rakyat pun bisa melihat ketulusan di matanya secara langsung.
"Saya yakin Jokowi akan memimpin dengan hati. Dia ke Papua dan mengatakan, 'Wahai kawanku Orang Papua, kita harus selesaikan masalah Papua dengan hati'," kata Thamrin.
Thamrin menilai Jokowi-lah figur yang akan membawa Indonesia membangun, tanpa perlu membuat perencanaan-perencanaan yang proyeknya hanya dibagi ke birokrat-birokrat korup.
"Jokowi tak seperti itu, dia mengerjakan segala sesuatunya dengan hati," tutur Thamrin.
Sumber
Pilih yg hasil kerjanya Nyata!!!



