Maikel Jefriando - detikfinance
Senin, 21/04/2014 11:33 WIB
Jakarta -Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengaku kaget ada rencana PT Bank Mandiri Tbk mencaplok saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Pasalnya, rencana tersebut tidak pernah dibahas dalam rapat koordinasi di kantornya.
"Saya sendiri belum mendengar masalah akuisisi BTN ke Mandiri. Saya malah tahu dari media. Belum menerima surat dari manapun, tidak pernah dapat laporan, terkejut dengar dari media. Tidak pernah ada pembahasan, harusnya dirapatkan di menko," ujar Hatta ditemui usai acara Penandatanganan MoU Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Gedung BI, Jakarta, Senin (21/4/2014).
Hatta menambahkan, Menko Perekonomian sebagai ketua untuk tim privatisasi seharusnya diberi kejelasan mengenai rencana tersebut. Karena akuisisi yang melibatkan dua perusahaan pelat merah ini harus dibahas bersama pihak-pihak terkait.
"Misalnya kalau ada yang mau pelepasan saham itu kan melalui rapat koordinasi. Ada menkeu, menteri teknisnya, menteri BUMN, menkonya, kita rapat. Itu dibahas terlebih dahulu baru naik ke dalam rapat," tambahnya.
Hatta sendiri menyatakan akuisisi BMRI terhadap BBTN ini belum final. Ia harus mendapat laporan aksi korporasi itu secara detail sebelum menyatakan setuju atau tidak setuju.
(ang/dnl)
sumber
Pertanyaannya, apakah akuisisi ini menguntungkan untuk masyarakat, terutama kelas menengah ke bawah?
Walau bagaimanapun, suatu merger/akuisisi sedikit banyak akan mengubah budaya dan orientasi korporasi.
Jangan sampai rakyat kecil kehilangan alternatif pembiayaan KPR yg terjangkau.
