
Jakarta - Tujuh siswa tingkat I Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda dianiaya tujuh seniornya yang duduk di tingkat II di Semper Barat, Jakarta Utara. Akibatnya, enam siswa babak belur dan seorang lainnya tewas.
Informasi yang diperoleh Tempo dari Kepolisian Resor Jakarta Utara menyebutkan, penganiayaan itu bermula dari teguran terhadap siswa tingkat II oleh senior mereka pada Seninm 21 April 2014. Para senior menegur siswa tingkat II karena dianggap tidak mampu membuat siswa tingkat I bersikap hormat.
Akibat teguran itu, sekelompok siswa tingkat II mengumpulkan siswa tingkat I yang dianggap bersikap tidak hormat. Para junior itu dikumpulkan di rumah kos milik siswa tingkat II berinisial ANG, di Jalan Kebon Baru Blok R Gang II No. 29, Semper Barat.
Setelah mengumpulkan para junior di ruangan lantai dua rumah kos tersebut pada Jumat, 25 April 2014 pukul 20.00 WIB, siswa tingkat II kemudian melakukan "pembinaan". Pembinaan yang dilakukan adalah menceramahi, menendang, memukul, dan menampar siswa tingkat satu berkali-kali.
Akibat dipukul dan ditendang berkali-kali, Dimas Handoko, 19 tahun, siswa asal Medan, mengeluh kesakitan. Namun erangan Dimas tidak dihiraukan dan tiga siswa tingkat II yakni ANG, FACH, dan ADN, terus memukulinya. Dimas pun dua kali terjatuh dengan posisi kepala membentur lantai. Saat jatuh untuk kedua kalinya, Dimas tidak sadarkan diri. Kepala dan hidungnya mengeluarkan darah.
Para siswa tingkat II pun panik melihat Dimas tak sadarkan diri. Mereka pun mencoba membangunkan Dimas dengan napas buatan, menyiramnya dengan air, dan menaruh minyak kayu putih di lubang hidungnya. Hasilnya nihil. Para senior itu kemudian membawa Dimas dan beberapa junior lainnya ke Rumah Sakit Pelabuhan, Koja, Jakarta Utara pada pukul 23.00 WIB.
Di rumah sakit, siswa senior mengatakan Dimas tak sadarkan diri karena jatuh di kamar mandi dua kali. Petugas keamanan rumah sakit curiga dengan laporan tersebut dan menelepon polisi. Tak lama polisi datang dan mengamankan para siswa senior. "Mereka kooperatif saat dibawa oleh petugas," kata Kepala Kepolisian Resor Jakarta Utara, Komisaris Besar Muhammad Iqbal.
Pada Sabtu, pukul 01.00 WIB, polisi melaporkan kejadian ini pada keluarga siswa, termasuk ayah kandung Dimas, Budi Handoko (51). Dua kerabat bernama Lana dan Raidah yang mengecek kondisi Dimas di rumh sakit menemukan pemuda itu sudah tewas. Pada pukul 04.30 WIB, jasad Dimas dipindahkan ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk menjalani otopsi. Sedangkan enam siswa junior bernama Marvin Jonatan, Sidik Permana, Deni Hutabarat, Fahrurozi Siregar, Arif Permana, dan Imanza Marpaung menjalani perawatan di Rumah Sakit Pelabuhan.
SUMBER..........


