Sumber
Almaty, - Kaum wanita turun ke jalan-jalan di Kazakhstan untuk memprotes aturan pemerintah mengenai larangan mengenakan celana dalam berenda. Aksi demo yang diberi nama "Celana dalam untuk Presiden" ini digelar di kota Almaty.
Dalam aksi tersebut, tiga wanita ditahan karena mencoba memasang celana dalam berenda ke sebuah monumen kota. Menurut media Rusia, Moscow Times, aturan ini rencananya akan mulai diberlakukan musim panas ini di Kazakhstan, juga Rusia dan Belarus.
Sesuai aturan kontroversial itu, celana dalam berenda dilarang dikenakan karena tidak bisa menjaga kelembapan sehingga tidak baik bagi kesehatan wanita. Tak ayal, kebijakan ini diprotes kaum wanita Kazakhstan karena tak seharusnya urusan pakaian dalam dicampuri pemerintah.
"Ini sangat menjengkelkan saya karena otoritas ingin memutuskan apa yang harus saya pakai," cetus Iryna Davydenko, manajer bank yang kerap bepergian antara Kazakhstan, Rusia dan Ukraina.
"Seakan-akan semua masalah lain di negara ini sudah selesai dan satu-satunya masalah besar adalah celana dalam wanita," kata wanita itu seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (18/2/2014).
Larangan ini dianggap melanggar kebebasan pribadi.
"Pelarangan celana dalam sintetis di tingkat pemerintah adalah keterlaluan," tutur seorang wanita Kazakhstan yang tak ingin disebut namanya. "Ini urusan pribadi yang harusnya diputuskan sendiri oleh setiap wanita. Kenapa mereka tidak melarang hal yang memang berbahaya, seperti rokok atau alkohol?" tandas wanita itu.
Kabarnya, banyak wanita di negeri bekas Uni Soviet itu yang telah membeli banyak celana dalam berenda sebelum aturan tersebut diberlakukan nantinya.
-======================
Komen ane, mau dong jadi polisi yg ngecekin ada pelanggaran atau tidak
Almaty, - Kaum wanita turun ke jalan-jalan di Kazakhstan untuk memprotes aturan pemerintah mengenai larangan mengenakan celana dalam berenda. Aksi demo yang diberi nama "Celana dalam untuk Presiden" ini digelar di kota Almaty.
Dalam aksi tersebut, tiga wanita ditahan karena mencoba memasang celana dalam berenda ke sebuah monumen kota. Menurut media Rusia, Moscow Times, aturan ini rencananya akan mulai diberlakukan musim panas ini di Kazakhstan, juga Rusia dan Belarus.
Sesuai aturan kontroversial itu, celana dalam berenda dilarang dikenakan karena tidak bisa menjaga kelembapan sehingga tidak baik bagi kesehatan wanita. Tak ayal, kebijakan ini diprotes kaum wanita Kazakhstan karena tak seharusnya urusan pakaian dalam dicampuri pemerintah.
"Ini sangat menjengkelkan saya karena otoritas ingin memutuskan apa yang harus saya pakai," cetus Iryna Davydenko, manajer bank yang kerap bepergian antara Kazakhstan, Rusia dan Ukraina.
"Seakan-akan semua masalah lain di negara ini sudah selesai dan satu-satunya masalah besar adalah celana dalam wanita," kata wanita itu seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (18/2/2014).
Larangan ini dianggap melanggar kebebasan pribadi.
"Pelarangan celana dalam sintetis di tingkat pemerintah adalah keterlaluan," tutur seorang wanita Kazakhstan yang tak ingin disebut namanya. "Ini urusan pribadi yang harusnya diputuskan sendiri oleh setiap wanita. Kenapa mereka tidak melarang hal yang memang berbahaya, seperti rokok atau alkohol?" tandas wanita itu.
Kabarnya, banyak wanita di negeri bekas Uni Soviet itu yang telah membeli banyak celana dalam berenda sebelum aturan tersebut diberlakukan nantinya.
-======================
Komen ane, mau dong jadi polisi yg ngecekin ada pelanggaran atau tidak