SITUS BERITA TERBARU

Pesta "Plus-plus" di Akhir Tahun

Wednesday, January 1, 2014
Quote:BOGOR--Konsumsi minuman keras (miras), narkoba, hingga penggunaan alat kontrasepsi pria (kondom), meningkat tajam di masa liburan akhir tahun ini. Jika polisi tak segera mengendalikannya, akan banyak remaja Bogor melalui malam Tahun Baru dengan bermabuk-mabukan dan melangsungkan seks bebas.

Penelusuran Radar Bogor (Grup JPNN), peredaran miras di Kota Bogor sedang kencang-kencangnya. Sejumlah agen miras sampai kewalahan untuk meladeni permintaan sejumlah kios. Misalnya salah satu agen di Jalan Sawojajar, Kelurahan Pabaton, Kecamatan Bogor Tengah. Hingga kemarin jumlah permintaan miras meningkat 80 persen.

Menurut keterangan salah seorang pengawas gudang agen yang namanya enggan dikorankan menuturkan, permintaan miras bakal memuncak pada H-3 sampai malam tahun baru.

�Kemarin saja, dalam satu hari kami sudah mengeluarkan 12 dus atau 144 botol miras. Padahal kalau hari biasa, kami hanya mampu mengeluarkan miras sebanyak 6 dus (72 botol),� jelasnya.

Peningkatan konsumsi miras di akhir tahun memang betul-betul dirasa baik oleh para penjual. Karena jumlah penjualan di akhir tahun masih jauh meninggalkan angka penjualan pada weekend sekalipun. Menurut pengawas, jumlah penjualan pada Sabtu dan Minggu hanya delapan dus atau 96 botol. �Itu campur jenisnya,� kata dia.

Seiring tingginya permintaan, maka hukum ekonomi pun berlaku. Belakangan harga sejumlah jenis miras sudah naik hingga 10 persen. Seperti miras yang jenis Intisari dari Rp320 ribu per dus naik menjadi Rp355 ribu. Kemudian arak dari Rp440 ribu per dus menjadi Rp470 ribu. Sementara anggur merah dari Rp370 ribu menjadi per dus menjadi Rp410 ribu.

�Bir Bintang dari Rp255 ribu per dus menjadi Rp285 ribu,� ucapnya.

Biasanya dalam sehari satu agen besar miras berbelanja 50 dus ke distributor di Jakarta dan Tangerang. Tapi kemarin, sejumlah agen mampu membeli hingga 150 dus dalam sehari. �Ini buat stok barang. Tapi permintaan benar-benar meningkat,� jelasnya.

Salah satu kios penjual miras di Gunung Batu, Kota Bogor membenarkan adanya peningkatan penjualan. Penjual yang tidak mau memberikan nama itu mengaku bahwa pelanggannya kebanyakan berasal dari kalangan remaja.

�Apalagi sekarang ada tuak. Mereka (remaja) biasanya membeli itu. Lebih murah, hanya Rp15 ribu satu botol,� cetus pria yang biasa mampu menjual miras 10-15 botol itu.

Peningkatan penjualan miras rupanya berbanding lurus dengan peredaran narkoba. Berdasarkan data yang didapat wartawan koran ini, belum genap sebulan Polres Bogor telah berhasil mengungkap sembilan kasus narkoba dengan 12 tersangka. Artinya, setiap tiga hari sekali Polres Bogor menangkap bandar narkoba. Ganja masih menjadi primadona narkoba yang dikonsumsi kalangan remaja.

�Bulan ini kami berhasil mengamankan ganja dua kilogram dan sabu lima gram. Peredaran narkoba itu terungkap melalui giat operasi gabungan dan penyelidikan ke kantong-kantong rawan narkoba,� jelas Kasat Reskrim Polres Bogor, AKP I Nyoman Yudhana.

Sumber peredaran narkoba di wilayah Kabupaten Bogor kebanyakan berasal dari Jakarta, Tangerang, Bekasi dan Sukabumi. �Untuk ganja berasal dari Aceh yang diselundupkan ke Bogor melalui beberapa jalur seperti Tangerang, Bekasi, dan Sukabumi. Sementara untuk jenis sabu dan ekstasi berasal dari Jakarta,� jelas perwira polisi ini.

Nyoman enggan mengira-ngira apakah akan ada peningkatan konsumsi narkoba di perayaan malam tahun baru. Namun, dia tidak membantah jika potensi penggunaan narkoba di hari libur dan di sebuah perayaan lebih besar ketimbang hari biasa.

Sementara peredaran narkoba di Kota Bogor nyaris sama dengan Kabupaten. Hingga akhir tahun ini, Polres Bogor Kota berhasil mengamankan 46 gram sabu dan 332 kilogram ganja. Kapolres Bogor Kota, AKBP Bahtiar Ujang Purnama menjelaskan, sumber peredaran narkoba di Kota Bogor berasal dari Jakarta.

�Disinyalir barang haram itu berasal dari Jakarta. Seperti sabu, ekstasi maupun jenis lainnya. Sementara untuk ganja berasal dari Aceh yang diselundupkan ke Jakarta kemudian dibawa ke Bogor,� terangnya.

Nah, kenaikan penggunaan barang haram itu juga selaras dengan pembelian alat kontrasepsi. Berdasarkan informasi yang didapat dari salah seorang pekerja minimarket di Taman Cimanggu II, Kelurahan Kedung Waringin, Kecamatan Tanah Sareal, Dedi S (26) mengatakan, awal bulan kemarin penjualan kondom masih stabil. Kondom biasa terjual satu hingga dua kotak. Namun belakangan ini pembelian kondom mirip dengan akhir pekan yang bisa mencapai enam sampai delapan kotak.

Di lain tempat, salah seorang pekerja minimarket di kawasan Air Mancur, Faisal (25) mengatakan pihaknya selalu kebanjiran pembeli alat kontrasepsi pada hari-hari tertentu.

�Kalau hari Sabtu, Minggu, dan hari libur lainnya penjualan kondom meningkat drastis bisa 15 sampai 20 kotak keluar setiap harinya. Sementara kalau hari biasa bisa 7 sampai 10 kotak,� ungkap dia.

Untuk pembelinya, sambung dia, mayoritas didominasi remaja. �Kalau libur sekolah dan hari Sabtu rata-rata yang beli anak muda, yah usianya sekitar 16 sampai 25 tahun. Sementara kalau malam lainnya mayoritas pembelinya usia 25 sampai 50 tahun,� jelas dia.

Hal serupa pun terjadi di minimarket di kawasan Gadog, Megamendung. Salah seorang penjaga toko, Deni (28) mengungkapkan, jumlah pembelian kondom dalam sepekan terakhir meningkat. Deni mengaku, tokonya telah mengantisipasi hal tersebut dengan memperbanyak stok alat kontrasepsi. �Kami juga sudah dikirim stok kondom yang cukup banyak dari distributor, jenisnya bermacam-macam,� jelasnya.
Peningkatan penjualan miras, narkoba dan kondom membuat geram Ketua MUI Kabupaten Bogor, KH Dr Mukri Adji. Menurutnya, angka-angka tersebut memiliki korelasi dengan meningkatnya gaya hidup seks bebas di Bogor.

�Ini akan menjadi ancaman bagi generasi Bogor yang akan datang. Apalagi seks bebas diklaim sebagai gaya hidup manusia modern. Semua ini menjadi tanggung jawab semua unsur terkait dari pemerintah, pengak hukum, kaum ulama, sampai dengan lingkungan keluarga untuk memerangi narkoba, miras, dan gaya hidup seks bebas,� beber dia.

Terpisah, Ketua MUI Kota Bogor, Adam Ibrahim meminta pemerintah dan aparat penegak hukum serius menyikapi fenomena sosial di perayaan akhir tahun tersebut. (rp6/d)

Sumur : http://www.jpnn.com/read/2013/12/27/...i-Akhir-Tahun-


Hikmah tahun baru:

1. Miras laku keras.
2. Peredaran narkoba meningkat.
3. Kondom diburu pembeli.

Jika saja setiap hari adalah tahun baru, pasti lebih sip
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive