JAKARTA, KOMPAS.com — Fraksi Partai Demokrat menyesalkan langkah Presiden Joko Widodo yang tidak memilih dua nama usulan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjadi pimpinan sementara Komisi Pemberantasan Korupsi. Terlebih lagi, dua nama tersebut, yakni Robby Arya Brata dan Busyro Muqqodas, telah menjalani serangkaian tes, mulai dari pansel KPK hingga uji kelayakan dan kepatutan di DPR.
Jokowi memilih tiga nama lainnya, yakni mantan Ketua KPK Taufiequrrachman Ruki, ahli hukum pidana Universitas Indonesia Indriyanto Seno Adji, dan Deputi Pencegahan KPK Johan Budi. Mereka dipilih untuk mengisi satu kursi pimpinan yang kosong dan mengganti dua pimpinan KPK Abraham Samad dan Bambang Widjojanto yang harus diberhentikan sementara karena ditetapkan sebagai tersangka oleh kepolisian.
Jokowi memilih tiga nama lainnya, yakni mantan Ketua KPK Taufiequrrachman Ruki, ahli hukum pidana Universitas Indonesia Indriyanto Seno Adji, dan Deputi Pencegahan KPK Johan Budi. Mereka dipilih untuk mengisi satu kursi pimpinan yang kosong dan mengganti dua pimpinan KPK Abraham Samad dan Bambang Widjojanto yang harus diberhentikan sementara karena ditetapkan sebagai tersangka oleh kepolisian.
"Akan lebih bijak apabila Presiden Jokowi mempertimbangkan dua nama yang sudah diusulkan oleh Presiden SBY dan telah selesai dilakukan uji kelayakan dan kepatutan oleh DPR dalam kaitan pengisian kekosongan pimpinan KPK," kata Sekretaris Fraksi Partai Demokrat Didik Mukrianto saat dihubungi, Kamis (19/2/2015).
Kendati demikian, Didik tetap mengapresiasi langkah Jokowi yang tetap menjaga KPK dari ambang kehancuran. Dengan langkah itu, dia meyakini pemeberantasan korupsi di Indonesia bisa terus ditegakkan.
"Walaupun keputusan tersebut agak terlambat, paling tidak memberikan kepastian di tengah spekulasi, perbedaan pendapat dan dinamika yang berkembang selama ini," ujar Didik.
Dengan keputusan ini, Didik berharap KPK dan Polri bisa saling bersinergi untuk bersama-sama melakukan penegakan hukum di Indonesia.
Selain menunjuk pimpinan baru KPK, Jokowi dalam jumpa pers kemarin juga membatalkan pelantikan Komjen Budi Gunawan meskipun penetapannya sebagai tersangka oleh KPK sudah dibatalkan oleh praperadilan. Jokowi mengusulkan Komjen Badrodin Haiti sebagai calon baru kepala Polri.
Sumber: http://nasional.kompas.com/read/2015...Dipilih.Jokowi
Dikutip dari: http://adf.ly/138Ufi


