
Razia digelar mulai sekitar pukul 06.30 dengan melibatkan 85 personel petugas yang dipimpin Kepala Penjara Giri Purbadi. Seusai apel persiapan, para petugas menyebar ke empat blok. Mereka mengetok tiap kamar para napi yang sebagian masih tidur.
Hasil razia digelar di atas meja di halaman dalam penjara. Petugas menemukan selusin handphone berikut charger, pisau dapur dan cukur, gunting, sendok, garpu, palu, cermin kecil, rantai, sebotol kecil wine (minuman anggur beralkohol). Disita pula duit pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu senilai lebih dari Rp 5 juta.
Seorang petugas menghancurkan satu demi satu telefon genggam hasil sitaan. "Handphone dihancurkan supaya warga binaan tahu bahwa barang bukti tak dipakai petugas," ujar Ibnu. "Uang diamankan dan masuk register."
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat Ibnu Chuldun mengatakan, dari 472 kamar yang digeledah 323 di antaranya dihuni tahanan dan narapidana perkara korupsi. "Targetnya handphone dan barang terlarang lainnya, termasuk barang berbahaya," katanya di sela-sela razia.
Ibnu membantah razia digelar buat mengantisipasi keributan antarnarapidana seperti terjadi di Lapas Pemuda Tangerang kemarin. "Ini razia rutin." Giri Purbadi pun membantah razia berkaitan dengan keributan koruptor M. Nazarudin dengan narapidana lain sehabis salat Jumat kemarin. "Saya nggak mendapat laporan itu dari petugas, berarti memang tidak ada," ujar Giri.
Tempo menyaksikan, sejumlah koruptor masih asyik di dalam kamar masing-masing. Mantan Wali Kota Bandung Dada Rosada, misalnya, masih mengenakan baju tidur batik pada saat petugas datang menggeledah kamarnya di lantai atas blok Timur. "Saya baru bangun tidur," ujarnya sambil duduk di atas dipan.
Koruptor duit pajak, Gayus Tambunan, mengaku tengah membaca koran lawas di atas dipan saat petugas menggetok pintu kamarnya. "Jam segini kan biasa saya olah raga, lah," ujarnya.
SUMBER


