SITUS BERITA TERBARU

[SI UNYIL] Pertemuan Jokowi - Dubes Amerika akan Wujudkan Capres Boneka

Wednesday, April 16, 2014
Pertemuan Jokowi - Dubes Amerika akan Wujudkan Capres Boneka

Created on Tuesday, 15 April 2014 16:31



Jakarta, GATRAnews - Pengamat Politik Universitas Jayabaya, Igor Dirgantara menilai pertemuan antara Ketum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri dengan Duta besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Robert O Blacke mengindasikan bentuk besarnya kepentingan AS untuk mendikte pemimpin Indonesia yang baru.



Sebelumnya diberitakan, mantan Presiden di era reformasi itu bersama capres dari PDI Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi) malam kemarin bertemu dengan Dubes AS yang baru dilantik tersebut. Pertemuan itu dilakukan di rumah salah seorang pengusaha yakni Jacob Soetojo yang berada di Jalan Sircon No 73, Permata Hijau Jakarta Selatan.



Menurut Igor, jika pertemuan tersebut benar membahas sosok Cawapres untuk dipasangkan dengan Jokowi serta kepentingan pemilu 2014 seperti yang diberitakan oleh beberapa media massa, hal ini mengindikasikan negara adidaya itu ingin mendikte Indonesia. "Biasanya AS akan menanamkan dukungan dan pengaruh baik terhadap figur atau arah kebijakannya. Ini bentuk pendiktean AS terhadap Indonesia akan posisi strategisnya terhadap dinamika masa depan kawasan Asia Tenggara,"ungkapnya di Jakarta, Selasa,(15/4).



Igor menjelaskan, wujud nyata kepentingan AS dalam menguasai perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia sebetulnya telah terungkap dari kasus terbongkarnya penyadapan AS dan kebocaran kawat diplomatik AS oleh Edward Snowden. Karena itu, bukan AS namanya jika tidak punya agenda politik ekonomi. "Wacana 'capres boneka' bukan sesuatu yang mustahil buat Jokowi dalam upaya mencari dukungan negara besar dalam pencapresannya tahun ini," tambahnya.



Karena itu Igor menjelaskan, sangat berbahaya jika Indonesia masuk orbit hegemoni AS mengingat perseteruannya dengan Cina dalam kasus Laut China Selatan, yang juga melibatkan negara anggota ASEAN lainnya seperti Filipina dan Vietnam. "AS gemar mengunjungi negara yang dianggap sekutunya untuk mendukung politik anti Suriah dan Iran. Padahal Indonesia menganut politik bebas dan aktif dari campur tangan negara besar," tuturnya.



Selain itu, kata Igor, AS kini gencar mempropagandakan Trans Pacific Partnership (TPP) dan ingin memasukan Indonesia sebagai anggotanya, seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. "Tetapi semua perdagangan bebas regional selalu berdampak negatif bagi Indonesia," jelasnya.



Karena itu, menurutnya bangsa Indonesia perlu mewaspadai dengan apa yang sekarang ini terjadi di Ukraina akibat campur tangan AS. Isu besar dibalik jatuhnya Presiden Yanukovich sebenarnya adalah pertarungan penguasaan energi global antara kelompok negara TPP yang diusung AS melawan negara-negara yang tergabung dalam BRICS yang dimotori Cina dan Rusia. (*/WN)

++++

Jokowi Capres Boneka...

SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive