
JAKARTA, KOMPAS.com - Serangan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum kepada Presiden dan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, dinilai hanya bentuk kekecewaan Anas. Sekencang apa pun kicauan Anas, dinilai tak akan mampu menjatuhkan SBY.
"Ini tidak mengganggu. Ibarat tinju profesional, Anas itu ibarat tinju kelas bulu dan pak SBY petinju kelas berat. Bukan lawannya," ujar Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul saat dihubungi, Selasa (8/4/2014). Dia berkeyakinan serangan Anas tak akan berpengaruh terhadap persepsi publik untuk SBY.
Apalagi, ujar Ruhut, Anas terbelit perkara dugaan korupsi. Menurut anggota Komisi III DPR ini, rakyat lebih membenci Anas lantaran kasusnya itu yang dapat memiskinkan orang banyak. Ruhut mengatakan Partai Demokrat memang semula mempersiapkan Anas menjadi bakal calon presiden. Namun, ujar dia, kasus korupsi yang menjerat Anas membuat rencana itu kandas.
"Karena batal jadi capres, maka dia seranglah Presiden. Dia frustasi sebenarnya, makanya SBY pun dia serang," ujar Ruhut. Dia yang dulu juga adalah anggota tim sukses pemenangan Anas dalam Kongres Partai Demokrat pada 2010 ini mengatakan upaya Anas menyeret siapa saja ke dalam kasusnya hanya akan membuat Anas terperosok lebih dalam. "Anas sudah salah jalan."
Serangan Anas
Anas mengakui dia tengah menyerang Presiden sekaligus Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut Anas, perlawanan ini merupakan respons atas sikap dan tindakan SBY kepadanya.
�Jadi kalau dibilang saya menyerang Pak SBY, saya bilang memang iya, hanya untuk merespons apa yang saya alami dari sikap dan tindakan SBY,� kata Anas di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Senin (7/4/2014), seusai menandatangani perpanjangan masa penahanan.
Namun, Anas membantah dia melakukan kampanye hitam untuk Partai Demokrat. Dia mengatakan sampai saat ini masih ada sahabat-sahabatnya yang mencalonkan diri menjadi anggota legislatif melalui Partai Demokrat.
�Saya bilang, tidak ada rumusnya Anas menyerang Partai Demokrat. Pertama, Anas pernah menjadi Ketua Umum Demokrat. Kedua, sahabat Anas nyaleg di DPR, DPRD. Tidak ada yang menyerang Partai Demokrat, tidak ada kamusnya Anas menyerang Demokrat,� papar Anas.
Sejak ditahan di Rumah Tahanan KPK, Anas kerap melontarkan pernyataan yang bernada menyerang SBY. Belakangan, Anas meminta KPK menyelidiki dugaan aliran dana talangan Bank Century untuk pemenangan SBY dalam Pemilu Presiden 2009.
Tim pengacara Anas juga menyebut SBY memberikan uang kepada Anas, yaitu uang yang dipakai untuk membayar uang muka mobil Toyota Harrier. Kini, Toyota Harrier itu menjadi salah satu barang bukti dugaan korupsi yang menjerat Anas.
Selain menuding SBY, pengacara Anas juga menyebut Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menerima uang 200.000 dollar AS dari dana talangan tersebut. Namun, tim pengacara Anas enggan menjelaskan lebih jauh latar belakang penerimaan uang oleh Ibas tersebut.
sumber
patut di coba nih di sasana



