
Jakarta -Persoalan infrastruktur yang belum memadai, menjadi hambatan Indonesia terus berkembang. Sampai 2020, setidaknya pemerintah perlu menyiapkan Rp 5.500 triliun untuk membenahi infrastruktur.
Direktur Public Private Partnership (PPP) Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Bastari Pandji Indra mengungkapkan, dana sekian banyak itu diperlukan agar Indonesia semakin berkembang.
"US$ 550,3 miliar (sekitar Rp 5.500 triliun). Itu untuk infrastruktur saja," katanya di Diskusi bertajuk 'What We Need to Do to Support the Rapid Growth in Air Travel' di Hotel Four Seasons, Jakarta, Kamis (3/4/2014).
Besaran investasi tersebut, termasuk ke dalam rencana jangka panjang menengah nasional tahun 2015-2020 pemerintah. Pada saat itu juga, lanjut Bastari, Indonesia akan masuk ke era negara berpendapatan menengah.
"Kalau mau pertumbuhan ekonomi mencapai yang kita inginkan, ya itu syaratnya," jelas dia.
Uang sebesar itu menurut Bastari, bisa didapatkan dengan berbagai skema pembiayaan. Mulai dari swasta hingga BUMN bisa berkontribusi terhadap pembiayaan infrastruktur ini.
Rincian sektor infrastruktur yang harus dibenahi tersebut ialah:
- Jalan: US$ 107 miliar
- Kereta api: US$ 23,3 miliar
- Transportasi perkotaan: US$ 13,9 miliar
- Transportasi laut: US$ 47,2 miliar
- Ferry dan ASDP: US$ 7,6 miliar
- Penerbangan: US$ 15,2 miliar
- Listrik: US$ 9,7 miliar
- Energi dan Gas: US$ 44,9 miliar
- Sumber daya air: US$ 91,6 miliar
- Air bersih dan sanitasi: US$ 55,9 miliar
- Rumah dan pemukiman: US$ 32,25 miliar
- Komunikasi dan teknologi informatika: US$ 20,3 miliar
Sumber
Proyek proyek proyek! US$ 550,3 miliar gan. Ada proyek berarti ada markup. Misalnya 20% aja = US$ 110 milliar



