Please disable ad-blocker to view this page



SITUS BERITA TERBARU

Prabowo Diingatkan, Kampanye Negatif Tak Akan Berhasil

Saturday, April 5, 2014
Prabowo Diingatkan, Kampanye Negatif Tak Akan Berhasil
Penulis : Sabrina Asril , Editor : Caroline Damanik , Sabtu, 5 April 2014 | 08:33 WIB


KOMPAS.com/Rio Kuswandi
Calon presiden RI 2014 dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto saat berkampanye di hadapan seribuan simpatisan di Lapangan Bojongloa, Kelurahan Bojongloa, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (4/4/2014).

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indikator Burhanudin Muhtadi mengatakan serangan yang dilancarkan para elite Partai Gerindra terhadap bakal capres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo tak akan mampu meraih simpati masyarakat. Sebaliknya, Gerindra justru membuat Jokowi semakin besar.

Burhan menyarankan, jika ingin membuat masyarakat berpikir, sebaiknya Gerindra mengkritik Jokowi melalui visi dan misi. Dia menyebutkan, sebelum Jokowi ditetapkan sebagai bakal capres, suara Gerindra mencapai 11,3 persen. Namun, setelah Jokowi ditetapkan sebagai bakal capres dan elite Gerindra mulai gencar menyerang Jokowi, suara partai itu turun menjadi 10,5 persen.

"Gerindra harus ambil survei ini hati-hati karena belum pernah ada capres yang melakukan model negative campaign dan bisa menangguk suara secara signifikan. Secara politik, cara itu tidak berhasil di Indonesia," ujar Burhan di Jakarta, Kamis (4/4/2014).

Dia mengatakan, karakter masyarakat Indonesia yang melodramatik membuat masyarakat justru simpati pada sosok Jokowi. Umumnya, kata Burhan, masyarakat akan lebih membela orang yang terzolimi. Oleh karena itu, di hari terakhir kampanye ini, Burhan menyarankan Gerindra tak menyerang Jokowi secara frontal.

Kritik Gerindra terhadap Jokowi, lanjutnya, bisa dilakukan dengan cara yang lebih elegan misalnya dengan menanyakan visi dan misi Jokowi yang hingga kini masih tak terdengar.

"Akan jauh lebih baik, Prabowo menyerang platform Jokowi itu. Saya tidak pernah mendengar kalau Jokowi jadi Presiden, dia akan membawa ke mana Indonesia itu. Ini bisa positif, apalagi Gerindra punya enam program aksi nyatanya itu. Tentu akan lebih menarik," kata Burhan.

Seperti diberitakan, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam kampanye terbukanya kerap menyindir sikap Jokowi. Prabowo menyindir keputusan Jokowi maju sebagai bakal capres padahal sudah berjanji akan membenahi Jakarta selama 5 tahun.

"Ada seorang tokoh politik yang bikin statement yang kemarin saya baca di koran. Dia mengatakan jangan saling menjelek-jelekkan. Saya setuju menjelek-jelekkan orang itu tidak baik," katanya.

Prabowo mengatakan, orang tersebut telah mengajarkan berpolitik santun kepadanya. Menanggapi hal tersebut, mantan Danjen Kopassus ini mengatakan, hal itu aneh sehingga akhirnya dirinya membuatkan sebuah sajak yang ia beri judul "Asal Santun".

Berikut ini sajak yang dibuat oleh bekas Panglima Kostrad itu.

Boleh bohong asal santun
Boleh mencuri asal santun
Boleh korupsi asal santun
Boleh khianat asal santun
Boleh ingkar janji asal santun
Boleh jual negeri asal santun
Boleh menyerahkan kedaulatan negara kepada asing asal santun

Prabowo melihat pernyataan tokoh tersebut sebagai lahirnya sebuah budaya politik baru yang ia sebut budaya politik "boleh bohong". Padahal, kata dia, hampir semua orang selalu diajarkan untuk berkata jujur.

Sebelumnya, capres PDI-Perjuangan Joko Widodo meminta agar lawan politiknya bersaing secara santun dengan tidak saling ejek maupun menyerang secara politik. Jokowi mengajak para pesaingnya beradu gagasan atas persoalan di Indonesia.

Sumber

adu kacian banget dengan jendral yang suka mewek

ada jendral suka bikin lagu, ada jendral suka berpuisi

semoga ada jendral yang tegas dan tak suka mewek
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive