Ormas di Yogya Tuntut Dugaan Politik Uang Putra Amien Rais Diusut
VIVAnews - Organisasi Massa (Ormas) Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendesak aparat kepolisian dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk segera menuntaskan kasus dugaan politik uang yang diduga dilakukan oleh Hanafi Rais di wilayah Kabupaten Gunungkidul.
Sejak ditemukannya uang sebesar Rp 540 juta beserta alat peraga kampanye milik putra pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais di dalam mobil saat razia yang digelar polres Gunungkidul menjelang pelaksanaan pemilu legislatif, desakan masyarakat melalui sejumlah ormas semakin luas.
"Dugaan money politic sudah sangat jelas. Tinggal keberanian polisi dan Bawaslu DIY menyatakan itu money politic atau bukan," kata Ketua DPD GRIB DIY, Waljito kepada VIVAnews, Senin 14 April 2014
Menurut Waljito jika ada yang beralasan uang tersebut hanya untuk membayar saksi sangat janggal dan tidak bisa dinalar. Karena pembayaran saksi dilakukan oleh partai bukan perorangan.
"Alasan itu sudah mentah dengan sendirinya. Apalagi uang yang ditemukan dalam bentuk pecahan Rp 20.000, Rp 10.000 dan Rp 5.000," katanya.
Lebih lanjut Waljito menyatakan seharusnya sosok seorang Hanafi Rais mencontoh ayahnya sebagai seorang reformis. "Sekarang kalau bukan uang dari Hanafi karena juga telah dibantah maka uang itu milik siapa," tanyanya.
VIVAnews - Organisasi Massa (Ormas) Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendesak aparat kepolisian dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk segera menuntaskan kasus dugaan politik uang yang diduga dilakukan oleh Hanafi Rais di wilayah Kabupaten Gunungkidul.
Sejak ditemukannya uang sebesar Rp 540 juta beserta alat peraga kampanye milik putra pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais di dalam mobil saat razia yang digelar polres Gunungkidul menjelang pelaksanaan pemilu legislatif, desakan masyarakat melalui sejumlah ormas semakin luas.
"Dugaan money politic sudah sangat jelas. Tinggal keberanian polisi dan Bawaslu DIY menyatakan itu money politic atau bukan," kata Ketua DPD GRIB DIY, Waljito kepada VIVAnews, Senin 14 April 2014
Menurut Waljito jika ada yang beralasan uang tersebut hanya untuk membayar saksi sangat janggal dan tidak bisa dinalar. Karena pembayaran saksi dilakukan oleh partai bukan perorangan.
"Alasan itu sudah mentah dengan sendirinya. Apalagi uang yang ditemukan dalam bentuk pecahan Rp 20.000, Rp 10.000 dan Rp 5.000," katanya.
Lebih lanjut Waljito menyatakan seharusnya sosok seorang Hanafi Rais mencontoh ayahnya sebagai seorang reformis. "Sekarang kalau bukan uang dari Hanafi karena juga telah dibantah maka uang itu milik siapa," tanyanya.
Sementara itu Mantan Pengurus dan Aktivitas PAN (MaPAN) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendesak agar aparat kepolisian dan Bawaslu DIY segera menuntaskan dugaan politik uang tersebut. Koordinator MaPAN DIY Tur Hariyanto atau yang akrab dipanggil Gus Tur menegaskan penangkapan polisi dengan barang bukti uang senilai lebih dari Rp 500 juta serta didalam mobil terdapat Alat Peraga Kampanye (APK) milik Hanafi Rais sudah cukup menjadi bukti bahwa anak tokoh reformis tersebut melakukan politik uang untuk mendapatkan suara di Kabupaten Gunungkidul.
"Kalau alasan uang tersebut untuk saksi seharusnya uang itu dipegang oleh pengurus DPD PAN Gunungkidul atau pengurus PAN DIY bukan dibawa oleh orang-orang identitasnya tidak jelas," katanya.
Lapor ke Jakarta
Mantan anggota DPRD Kabupaten Bantul dari PAN ini juga menyatakan jika Panwaslu Kabupaten Gunungkidul, Bawaslu dan aparat kepolisian tidak berani mengungkap kasus ini maka MaPAN akan melaporkan kasus tersebut ke Bawaslu Pusat agar kasus ini diselesaikan.
"PAN itu partai yang reformis dan Amien Rais disebut tokoh reformis. Ketika ada calegnya yang bermain politik uang maka harus tegas mencoret calegnya tersebut. Amien Rais harusnya juga malu mendapatkan gelar tokoh reformis
namun justru anaknya bermain politik uang untuk meraih suara," ujarnya.
Lebih lanjut Gustur mengatakan MaPAN akan terus mengawal kasus dugaan money politic ini agar dapat dituntaskan dan Hanafi Rais dicoret sebagai caleg karena telah curang dan menodai demokrasi dengan politik uang.
"Kalau kasus ini lolos dan dihentikan oleh polisi dalam hal ini Gakkumdu (Penegakan Hukum Terpadu) pemilu maka sosok Caleg Hanafi Rais tersebut layak untuk diusulkan mendapatkan gelar profesor seperti ayahnya namun gelar profesor untuk Hanafi Rais adalah profesor ilmu politik karena telah menemukan teori baru dalam politik di Indonesia yaitu urgensi money politik dalam demokrasi melalui pemilu (studi praktek bitingan dalam pemenangan pemilu legislatif di DIY)," katanya. (ren)
Sumber
Komen TS :
Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, pohon busuk akan menghasilkan buah busuk juga


