
Moeldoko pun membantah pernah memerintahkan Kepala Badan Intelijen Strategis, Mayor Jenderal M. Erwin Syafitri, untuk khusus memantau dan memenangkan suatu partai. Dia menjamin BAIS sebagai bagian dari TNI tetap netral. "Saya gantung Kepala BAIS kalau intelijen digunakan untuk pemilu," katanya di Markas Besar TNI di Cilangkap, Jakarta, Jumat, 4 April 2014.
Moeldoko menyesalakan netralitas TNI dalam gelaran pemilu yang terus saja dipertanyakan. Alasannya beragam. Salah satunya dari kekhawatiran banyak purnawirawan yang menjadi peserta pemilu. Mulai dari calon legislator, hingga calon presiden.
Saat ini ada lima purnawirawan TNI yang ingin maju dalam bursa calon presiden RI. Mereka adalah bekas Komandan Jenderal Kopassus Letnan Jenderal Prabowo Subiyanto dari Partai Gerindra, mantan Kepala Staf TNI AD Jenderal Pramono Edhie Wibowo, dan mantan Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto melalui konvensi Partai Demokrat.
Selain itu ada pula mantan Penglima TNI Jenderal Wiranto, calon presiden dari Partai Hati Nurani Rakyat, dan Sutiyoso dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia. Belum lagi puluhan purnawirawan yang maju sebagai calon legislator di DPR.
SUMBER


