Please disable ad-blocker to view this page



SITUS BERITA TERBARU

Lulusan SD, Usaha Kerajinan Kaleng Jadi Milyarder

Monday, April 28, 2014

MENJADI kaya itu sebuah pilihan. Begitulah yang diperjuangkan Kusnodin. Lelaki tamatan sekolah dasar (SD) ini sadar, ia dilahirkan dari keluarga tidak mampu. Ia berusaha memerbaiki kualitas hidupnya dengan pekerjaan apapun, asal halal.

Awalnya, lelaki asal Magelang ini menjadi sopir angkot sejak 1978. Ia menjalani profesinya dengan tekun, meski hasilnya masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Saat itu, ia harus menghidupi istri dan dua buah hatinya. Apalagi, istri juga hanya mengurus anak dan tidak bekerja. Otomatis, ia menjadi tulang punggung satu-satunya bagi keluarga. Namun cukup tidak cukup, Kusnodin yakin dengan rezeki halal, ia mampu mencukupi kebutuhan keluarganya.

Ia pun mencoba memutar otak untuk mencari penghasilan tambahan, meski tidak ingin meninggalkan pekerjaan utamanya menjadi sopir angkot. Ia sadar gemar melukis dan mencoba menawarkan melukis gambar di bagian belakang truk.

�Awalnya saya hanya iseng melukis gambar-gambar wanita seksi di bagian belakang truk. Lantas banyak yang suka. Penghasilannya malah lebih tinggi dari sopir, tapi saya tidak mau meninggalkan profesi utama tersebut,� kata Kusnodin.

Sadar ia tidak mungkin mengandalkan profesi itu selamanya, ia mencoba berpikir mencari penghasilan lain dari kegemarannya melukis. Namun ia tidak akan menorehkannya ke media kanvas atau pun media bagian belakang truk lagi.

Ia mencoba membuat kerajinan dari kaleng bekas. Awalnya, Kusnodin sedang merapikan kunci dan alat-alat perlengkapan bongkar mesin mobil dalam sebuah kaleng. Ia sadar banyak kaleng berserakan di pojokan rumahnya, termasuk bekas kaleng oli dan kaleng biskuit.

�Saya mencoba menggunting kaleng-kaleng itu hingga berbentuk lembaran serta memisahkan kaleng yang tebal dan tipis. Awalnya saya juga bingung mau membuat apa, tapi karena di rumah banyak unggas, saya mencoba membuat unggas dari kaleng bekas,� ujarnya.

Dalam sebulan, ia mampu membuat kreasi unggas pertamanya. Ia ingat saat itu membuat kreasi burung merak dan laku Rp 30 ribu. �Saya kreasikan dengan pigura agar tampak cantik. Lumayan lah untuk menambah penghasilan,� katanya.

Ia pun tekun mencari kaleng-kaleng bekas dari tetangganya. Bila kurang, ia meminta pemulung untuk menjual kaleng kepadanya. Jika pengepul hanya membeli kaleng dari pemulung Rp 1.000 per kg, Kusnodin berani membeli Rp 5 ribu per kg.

Selepas itu, berbagai pameran diikutinya. Sejumlah penghargaan juga diterima sebagai pelopor usaha kecil dan menengah (UKM) kategori bahan bekas dan ramah lingkungan.

Saat itu, Kusno sudah menjual patung kaleng bekas mulai Rp 175 ribu hingga Rp 26 juta. Beragam produknya juga diminati hingga mancanegara seperti Australia, Amerika Serikat, Belanda, hingga Jepang. Berkat ketekunannya, ia kini mampu mengantongi omzet hingga Rp 60 juta per bulan.

Sumber gan: http://goo.gl/tKoXbR
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive