JAKARTA, KOMPAS.com -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo enggan mengurusi keterlibatan partai politik (parpol) dalam pendistribusian Kartu Jakarta Pintar (KJP). Menurut dia, urusan itu lebih tepat untuk langsung ditanyakan kepada Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Lasro Marbun serta parpol terkait.
"Kamu (wartawan) seharusnya kejar yang menggunakan (KJP) itu, jangan ke saya. Kembali lagi urusan teknis, masak semuanya suruh saya yang jawab, tugas gubernur masak mengurusi hal-hal ucrit-ucrit kayak begitu," kata Jokowi, di Balaikota Jakarta, Senin (7/4/2014).
Ia mengaku belum mendapat laporan lebih lanjut dari Kadisdik. Apabila Jokowi mendapat laporan itu, ia tidak akan langsung menyimpulkan sesuatu. Jokowi akan memeriksa mekanisme yang ada di lapangan.
Menurut dia, semua warga DKI Jakarta dapat mengusulkan peserta didik yang layak menerima KJP. Namun, pengajuan nama peserta didik harus sesuai dengan mekanisme yang berlaku.
"Kalau enggak (sesuai aturan) ya keliru, itu saja, gampang. Kalau salah ada koreksi, ya dibenerin, aturannya kan jelas. Kalau anak itu tidak berhak menerima ya dicabut (KJP)," kata Jokowi.
Sekadar informasi sebelumnya, Kepala Sekolah SMA Negeri 76 Retno Listyarti mengungkapkan banyaknya anggota partai politik yang bermain dalam KJP di sana. Menurut dia, kuota peserta didik penerima KJP di SMA 76 diserobot oknum anggota parpol.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS), lanjut dia, yang paling banyak menyodorkan nama siswa tidak berhak menerima KJP. Jumlah nama yang diajukan PKS adalah 12 peserta didik. Sementara sisanya, masing-masing satu nama diajukan oknum parpol dari Partai Demokrat, PDI-Perjuangan, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Sumber Berita
Guru kencing berdiri. Murid Kencing berlari.
JAKARTA, KOMPAS.com � Kepala Humas PT Transjakarta Sri Ulina Pinem tertawa ketika dimintai komentar mengenai copotnya pintu transjakarta di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Menurut dia, hal itu memalukan.
"Ha-ha-ha, iya malu-maluin yah copot. Kejadiannya sekitar pukul 09.00 pagi. Sementara untuk jumlah penumpang, saya belum dapat info di lapangan," ucap Sri Ulina Pinem, Selasa (8/4/2014).
Menurut keterangan yang ia peroleh, seorang petugas bus menyadari bahwa pintu bus sudah goyah, tetapi tetap dipaksakan beroperasi. Akibatnya, saat berada di daerah Lebak Bulus, pintu transjakarta Koridor VIII (trayek Harmoni-Lebak Bulus) tersebut rubuh dan jatuh ke jalan.
"Iya, saat ini transjakarta tersebut udah kami bawa ke Terminal Lebak Bulus guna perbaikan di sana," ungkapnya.
Sri mengatakan, saat ini jumlah transjakarta rute Harmoni-Lebak Bulus untuk Koridor VIII terbilang sedikit. Perbandingan antara jumlah penumpang dan bus tidak sebanding.
"Nah, kita lagi coba untuk alokasi penambahan transjakarta untuk rute tersebut supaya kalau ada kejadian seperti ini, tidak akan mengganggu operasi di lapangan," ujarnya kepada Kompas.com.
Sebelumnya, melalui akun Twitter, Sance Lim (@sancelim) sekitar pukul 07.16 mengunggah sebuah foto pintu transjakarta yang copot. "Ya. Bus @BLUTransJakarta nya tetap beroperasi meskipun pintunya rubuh sekalipun. Bus yg baru pada ke mana?"
Sumber Berita
Apapun yang terjadi Jokowi For President. Benar? Wakakaka.
Cuma di Indo saja neh orang yang jawabannya selalu normatif dan kinerja ga efisien di elu-elukan rakyat.
Realistis aja kalau itu bener pemimpin cerdas dia ga akan blusukan dan ngurus masalah 1 per 1 kecuali pencitraan (Terbukti pencitraan untuk jadi presiden RI). Pemimpin cerdas tuh pasti buat sistem CCTV atau IP camera kek buat ngecek dalam sekejap langsung beberapa wilayah dan bisa continuous. Bukan yang macem gini.
Realistis aja : Neh coba dipikir bener ga kelakuan rakyat sekarang?
Sudah jangan ngurusi hal yang ucrit-ucrit.
[Suatu hari di perusahaan negeri dongeng ada orang melamar kerja]
Mas visinya apa? Ya nanti dilihat dulu.
Mas tau job desknya di sini? Ga hapal.
Apa alasan sampeyan ngelamar kerja? Disuruh Ibuk.
Terus reaksi karyawan tetap perusahaan yang denger, "Aku rapopo bos dipimpin wong koyo ngono. Wong e jujur lan penak bos, dipimpin dekne kabeh makmur, gemah ripah loh jinawi."
Terus reaksi pemilik perusahaan, "Mulai hari ini kamu pimpin saya dan segenap jajaran direksi. Kami berharap banyak kepadamu."
Masuk akal? Ya itu kualitas pendukung Jokowi sekarang.
PS : Saya bukan pendukung Jokowi atau Prabowo (Dulu dukung Prabowo tapi sekarang masih mau mikir ulang, tunggu lah capres alternatif lain) yang lebih logis. Andaikan yang maju capres cuma Prabowo atau Jokowi, ya saya pilih Prabowo lah kalau lihat situasi sekarang. Ga tau beberapa bln ke depan.
Realistis aja kalau ngaku cerdas. Hahaha pokoknya jangan kesampingkan fakta.
"Kamu (wartawan) seharusnya kejar yang menggunakan (KJP) itu, jangan ke saya. Kembali lagi urusan teknis, masak semuanya suruh saya yang jawab, tugas gubernur masak mengurusi hal-hal ucrit-ucrit kayak begitu," kata Jokowi, di Balaikota Jakarta, Senin (7/4/2014).
Ia mengaku belum mendapat laporan lebih lanjut dari Kadisdik. Apabila Jokowi mendapat laporan itu, ia tidak akan langsung menyimpulkan sesuatu. Jokowi akan memeriksa mekanisme yang ada di lapangan.
Menurut dia, semua warga DKI Jakarta dapat mengusulkan peserta didik yang layak menerima KJP. Namun, pengajuan nama peserta didik harus sesuai dengan mekanisme yang berlaku.
"Kalau enggak (sesuai aturan) ya keliru, itu saja, gampang. Kalau salah ada koreksi, ya dibenerin, aturannya kan jelas. Kalau anak itu tidak berhak menerima ya dicabut (KJP)," kata Jokowi.
Sekadar informasi sebelumnya, Kepala Sekolah SMA Negeri 76 Retno Listyarti mengungkapkan banyaknya anggota partai politik yang bermain dalam KJP di sana. Menurut dia, kuota peserta didik penerima KJP di SMA 76 diserobot oknum anggota parpol.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS), lanjut dia, yang paling banyak menyodorkan nama siswa tidak berhak menerima KJP. Jumlah nama yang diajukan PKS adalah 12 peserta didik. Sementara sisanya, masing-masing satu nama diajukan oknum parpol dari Partai Demokrat, PDI-Perjuangan, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Sumber Berita
Guru kencing berdiri. Murid Kencing berlari.
JAKARTA, KOMPAS.com � Kepala Humas PT Transjakarta Sri Ulina Pinem tertawa ketika dimintai komentar mengenai copotnya pintu transjakarta di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Menurut dia, hal itu memalukan.
"Ha-ha-ha, iya malu-maluin yah copot. Kejadiannya sekitar pukul 09.00 pagi. Sementara untuk jumlah penumpang, saya belum dapat info di lapangan," ucap Sri Ulina Pinem, Selasa (8/4/2014).
Menurut keterangan yang ia peroleh, seorang petugas bus menyadari bahwa pintu bus sudah goyah, tetapi tetap dipaksakan beroperasi. Akibatnya, saat berada di daerah Lebak Bulus, pintu transjakarta Koridor VIII (trayek Harmoni-Lebak Bulus) tersebut rubuh dan jatuh ke jalan.
"Iya, saat ini transjakarta tersebut udah kami bawa ke Terminal Lebak Bulus guna perbaikan di sana," ungkapnya.
Sri mengatakan, saat ini jumlah transjakarta rute Harmoni-Lebak Bulus untuk Koridor VIII terbilang sedikit. Perbandingan antara jumlah penumpang dan bus tidak sebanding.
"Nah, kita lagi coba untuk alokasi penambahan transjakarta untuk rute tersebut supaya kalau ada kejadian seperti ini, tidak akan mengganggu operasi di lapangan," ujarnya kepada Kompas.com.
Sebelumnya, melalui akun Twitter, Sance Lim (@sancelim) sekitar pukul 07.16 mengunggah sebuah foto pintu transjakarta yang copot. "Ya. Bus @BLUTransJakarta nya tetap beroperasi meskipun pintunya rubuh sekalipun. Bus yg baru pada ke mana?"
Sumber Berita
Apapun yang terjadi Jokowi For President. Benar? Wakakaka.
Cuma di Indo saja neh orang yang jawabannya selalu normatif dan kinerja ga efisien di elu-elukan rakyat.
Realistis aja kalau itu bener pemimpin cerdas dia ga akan blusukan dan ngurus masalah 1 per 1 kecuali pencitraan (Terbukti pencitraan untuk jadi presiden RI). Pemimpin cerdas tuh pasti buat sistem CCTV atau IP camera kek buat ngecek dalam sekejap langsung beberapa wilayah dan bisa continuous. Bukan yang macem gini.
Realistis aja : Neh coba dipikir bener ga kelakuan rakyat sekarang?
Sudah jangan ngurusi hal yang ucrit-ucrit.
[Suatu hari di perusahaan negeri dongeng ada orang melamar kerja]
Mas visinya apa? Ya nanti dilihat dulu.
Mas tau job desknya di sini? Ga hapal.
Apa alasan sampeyan ngelamar kerja? Disuruh Ibuk.
Terus reaksi karyawan tetap perusahaan yang denger, "Aku rapopo bos dipimpin wong koyo ngono. Wong e jujur lan penak bos, dipimpin dekne kabeh makmur, gemah ripah loh jinawi."
Terus reaksi pemilik perusahaan, "Mulai hari ini kamu pimpin saya dan segenap jajaran direksi. Kami berharap banyak kepadamu."
Masuk akal? Ya itu kualitas pendukung Jokowi sekarang.
PS : Saya bukan pendukung Jokowi atau Prabowo (Dulu dukung Prabowo tapi sekarang masih mau mikir ulang, tunggu lah capres alternatif lain) yang lebih logis. Andaikan yang maju capres cuma Prabowo atau Jokowi, ya saya pilih Prabowo lah kalau lihat situasi sekarang. Ga tau beberapa bln ke depan.
Realistis aja kalau ngaku cerdas. Hahaha pokoknya jangan kesampingkan fakta.