ASATUNEWS - Kabar keretakan parah di internal PDIP menjadi perbincangan hangat di media sosial. Konon, ada tekanan kuat oleh kelompok Jokowi dengan senjata �aib keluarga� Megawati. Sumber ASATUNEWS.com dari kalangan internal PDIP mengatakan, "Saat ini Ketua Umum PDIP Megawati sudah lepas tangan dalam urusan cawapres dan koalisi, sampai-sampai Jokowi dibiarkan sendiri bekerja dengan timnya."
Megawati seolah-olah hilang dan tidak muncul. Bahkan, saat mantan wakil presiden yang juga sesepuh Partai Persatuan Pembangunan Hamzah Haz datang ke rumahnya, Megawati enggan menemui Hamzah. Dikabarkan, Megawati tidak mau ke luar kamar karena pihak pendukung Jokowi berani menekan Mega untuk pemilihan presiden pada Juli mendatang.
Megawati kemudian diketahui sedang di Bali sekarang. Ia tiba di Bali pada Kamis sore (8/5). Pada kesempatan tersebut, sejumlah pejabat mendampingi petinggi PDIP tersebut, antara lain Wakil Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara dan Wakil Bupati Gianyar Made Mahayastra. "Ibu Megawati ke Bali urusan pribadi, tidak ada kaitannya dengan politik. Ibu ingin merenung di Bali. Beliau menganggap Bali adalah rumahnya kedua," kata Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristianto , Jumat (9/5).
Status Jokowi sendiri masih belum berubah, yakni hanya calon presiden mandataris Ketua Umum PDIP dan belum disahkan sebagai calon presiden resmi PDIP secara kelembagaan. Kader dan simpatisan PDIP juga masih menunggu pengumuman calon wakil presiden yang akan diusung PDIP dan mitra koalisinya, Partai Nasdem. Pengumuman ini terus tertunda, seakan-akan masyarakat serta kader dan simpatisan PDIP sedang diajak diajak bermain teka-teki.
Informasi yang diterima ASATUINEWS.com, ada sebuah bukti aib keluarga yang dijadikan alat penekan bagi Megawati untuk menjalankan semua skenario yang disusun oleh kelompok eksternal pendukung Jokowi.
Sebuah bukti foto? Rekaman video? Semua masih menjadi tanda tanya besar.
Dikabarkan, alat bukti itu menjadi senjata dan alat penekan untuk disebarkan ke publik jika Jokowi berani diganggu oleh Megawati, termasuk dalam pemilihan calon wakil presiden. Kabarnya, Megawati ingin memajukan Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu sebagai calon wakil presiden yang akan diusung PDIP.
"Kubu Mega dan kubu Jokowi kini saling adu kekuatan. Tapi, kubu Mega menang selangkah. Karena, tanpa persetujuan ketua umum, mustahil calon wakil presiden yang akan diusung PDIP akan diumumkan," ujar sumber ASATUNEWS.com itu.
Benarkah semua infromasi itu? Kita tunggu saja penjelasan dari pihak PDIP bila mereka memang berkenan menjelaskan kepada masyarakat, mengingat soal ini ramai diperbincangkan, terutama di media-media sosial. | BEM/ASN-014
- See more at: http://asatunews.com/capres/2014/05/....yx556wSv.dpuf
Megawati seolah-olah hilang dan tidak muncul. Bahkan, saat mantan wakil presiden yang juga sesepuh Partai Persatuan Pembangunan Hamzah Haz datang ke rumahnya, Megawati enggan menemui Hamzah. Dikabarkan, Megawati tidak mau ke luar kamar karena pihak pendukung Jokowi berani menekan Mega untuk pemilihan presiden pada Juli mendatang.
Megawati kemudian diketahui sedang di Bali sekarang. Ia tiba di Bali pada Kamis sore (8/5). Pada kesempatan tersebut, sejumlah pejabat mendampingi petinggi PDIP tersebut, antara lain Wakil Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara dan Wakil Bupati Gianyar Made Mahayastra. "Ibu Megawati ke Bali urusan pribadi, tidak ada kaitannya dengan politik. Ibu ingin merenung di Bali. Beliau menganggap Bali adalah rumahnya kedua," kata Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristianto , Jumat (9/5).
Status Jokowi sendiri masih belum berubah, yakni hanya calon presiden mandataris Ketua Umum PDIP dan belum disahkan sebagai calon presiden resmi PDIP secara kelembagaan. Kader dan simpatisan PDIP juga masih menunggu pengumuman calon wakil presiden yang akan diusung PDIP dan mitra koalisinya, Partai Nasdem. Pengumuman ini terus tertunda, seakan-akan masyarakat serta kader dan simpatisan PDIP sedang diajak diajak bermain teka-teki.
Informasi yang diterima ASATUINEWS.com, ada sebuah bukti aib keluarga yang dijadikan alat penekan bagi Megawati untuk menjalankan semua skenario yang disusun oleh kelompok eksternal pendukung Jokowi.
Sebuah bukti foto? Rekaman video? Semua masih menjadi tanda tanya besar.
Dikabarkan, alat bukti itu menjadi senjata dan alat penekan untuk disebarkan ke publik jika Jokowi berani diganggu oleh Megawati, termasuk dalam pemilihan calon wakil presiden. Kabarnya, Megawati ingin memajukan Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu sebagai calon wakil presiden yang akan diusung PDIP.
"Kubu Mega dan kubu Jokowi kini saling adu kekuatan. Tapi, kubu Mega menang selangkah. Karena, tanpa persetujuan ketua umum, mustahil calon wakil presiden yang akan diusung PDIP akan diumumkan," ujar sumber ASATUNEWS.com itu.
Benarkah semua infromasi itu? Kita tunggu saja penjelasan dari pihak PDIP bila mereka memang berkenan menjelaskan kepada masyarakat, mengingat soal ini ramai diperbincangkan, terutama di media-media sosial. | BEM/ASN-014
- See more at: http://asatunews.com/capres/2014/05/....yx556wSv.dpuf

