Jokowi Dinilai Capres Labil
Quote:
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Indonesia Network Elections Survey (INES) Irwan Suhanto mengatakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dianggap memiliki banyak kelemahan sebagai calon presiden.
Alasan itu disebut sebagai faktor responden INES lebih memilih Prabowo Subianto sebagai calon presiden dalam survei yang mereka lakukan. "Jokowi dianggap labil dan tak serius mendalami pekerjaannya, baik saat menjadi Wali Kota Solo maupun Gubernur DKI Jakarta," kata Irwan saat memaparkan hasil surveinya di Jakarta, Senin, 31 Maret 2014.
Dalam survei yang dilaksanakan pada 14-21 Maret 2014 itu, elektabilitas Prabowo mencapai 35,6 persen. Adapun elektabilitas Jokowi 16,2 persen, di bawah Megawati Soekarnoputri yang mencapai 17,1 persen.
Selain dianggap tak serius menangani Solo dan Jakarta, kata Irwan, responden mereka juga menilai Jokowi terlibat dalam pengadaan bus Transjakarta dari Tiongkok yang belakangan bermasalah. (Baca: Ada Eks Tim Sukses Jokowi Bermain di Busway Karatan?)
Pencalonan Jokowi, menurut survei ini, kata Irwan, juga dinilai hanya bertujuan meningkatkan suara PDIP di pemilihan legislatif. "Jokowi dinilai tak menepati janji sebagai gubernur," kata Irwan. (Baca juga: Jokowi Nyapres, Warga Marunda Marah)
Tak hanya Jokowi, beberapa capres lain juga dinilai responden INES tak layak pilih. Mereka adalah Aburizal Bakrie dan Wiranto. Ical dinilai punya dosa di kasus lumpur Lapindo, sementara Wiranto dianggap tak punya program yang baik. Menurut Irwan, masyarakat lebih memilih Prabowo karena dianggap punya kepemimpinan bagus, jujur, dan mampu memberantas korupsi.
Irwan menjelaskan, survei yang mereka lakukan melibatkan 6.588 responden yang diambil secara multistage random sampling dari seluruh populasi pemilih di Indonesia. Menurut Irwan, margin of error survei mereka plus-minus 1,21 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Irwan menegaskan survei lembaganya kredibel karena pernah terlibat dalam survei pemilukada DKI Jakarta (2012), Jawa Barat (2013), Jawa Tengah (2013), Sumatera Utara (2013), Kalimantan Barat (2013), dan beberapa pemilukada lainya. Soal biaya survei, INES mengaku duitnya berasal dari INES sendiri bekerja sama dengan FSP BUMN Bersatu.
Berikut daftar tingkat elektabilitas capres versi INES (14-21 Maret 2014):
1. Prabowo Subianto: 35,6 persen
2. Megawati Soekarnoputri: 17,1 persen
3. Jokowi: 16,2 persen
4. Wiranto: 9,5 persen
5. Aburizal Bakrie: 7,5 persen
6. Pramono Edhie Wibowo: 2,7 persen
7. Hatta Rajasa: 2,3 persen
8. Mahfud Md.: 1,8 persen
9. Hidayat Nur Wahid: 1,1 persen
10. Surya Paloh: 0,8 persen
11. Yusril Ihza Mahendra: 0,5 persen
12. Sutiyoso: 0,4 persen
13. Suryadharma Ali: 0,3 persen
sumber: http://pemilu.tempo.co/read/news/201...i-Capres-Labil
Jokowi keliatannya hanya digunakan oleh Mpok Mega sebagai pencuci dosanya..
Masih ingatkah kita sama lepasnya Sipadan-Ligitan, separatis GAM, BLBI, Outsourcing, Blok Migas..
Come on kawan, jangan mau lg dibodohi sama partai banteng
Quote:
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Indonesia Network Elections Survey (INES) Irwan Suhanto mengatakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dianggap memiliki banyak kelemahan sebagai calon presiden.
Alasan itu disebut sebagai faktor responden INES lebih memilih Prabowo Subianto sebagai calon presiden dalam survei yang mereka lakukan. "Jokowi dianggap labil dan tak serius mendalami pekerjaannya, baik saat menjadi Wali Kota Solo maupun Gubernur DKI Jakarta," kata Irwan saat memaparkan hasil surveinya di Jakarta, Senin, 31 Maret 2014.
Dalam survei yang dilaksanakan pada 14-21 Maret 2014 itu, elektabilitas Prabowo mencapai 35,6 persen. Adapun elektabilitas Jokowi 16,2 persen, di bawah Megawati Soekarnoputri yang mencapai 17,1 persen.
Selain dianggap tak serius menangani Solo dan Jakarta, kata Irwan, responden mereka juga menilai Jokowi terlibat dalam pengadaan bus Transjakarta dari Tiongkok yang belakangan bermasalah. (Baca: Ada Eks Tim Sukses Jokowi Bermain di Busway Karatan?)
Pencalonan Jokowi, menurut survei ini, kata Irwan, juga dinilai hanya bertujuan meningkatkan suara PDIP di pemilihan legislatif. "Jokowi dinilai tak menepati janji sebagai gubernur," kata Irwan. (Baca juga: Jokowi Nyapres, Warga Marunda Marah)
Tak hanya Jokowi, beberapa capres lain juga dinilai responden INES tak layak pilih. Mereka adalah Aburizal Bakrie dan Wiranto. Ical dinilai punya dosa di kasus lumpur Lapindo, sementara Wiranto dianggap tak punya program yang baik. Menurut Irwan, masyarakat lebih memilih Prabowo karena dianggap punya kepemimpinan bagus, jujur, dan mampu memberantas korupsi.
Irwan menjelaskan, survei yang mereka lakukan melibatkan 6.588 responden yang diambil secara multistage random sampling dari seluruh populasi pemilih di Indonesia. Menurut Irwan, margin of error survei mereka plus-minus 1,21 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Irwan menegaskan survei lembaganya kredibel karena pernah terlibat dalam survei pemilukada DKI Jakarta (2012), Jawa Barat (2013), Jawa Tengah (2013), Sumatera Utara (2013), Kalimantan Barat (2013), dan beberapa pemilukada lainya. Soal biaya survei, INES mengaku duitnya berasal dari INES sendiri bekerja sama dengan FSP BUMN Bersatu.
Berikut daftar tingkat elektabilitas capres versi INES (14-21 Maret 2014):
1. Prabowo Subianto: 35,6 persen
2. Megawati Soekarnoputri: 17,1 persen
3. Jokowi: 16,2 persen
4. Wiranto: 9,5 persen
5. Aburizal Bakrie: 7,5 persen
6. Pramono Edhie Wibowo: 2,7 persen
7. Hatta Rajasa: 2,3 persen
8. Mahfud Md.: 1,8 persen
9. Hidayat Nur Wahid: 1,1 persen
10. Surya Paloh: 0,8 persen
11. Yusril Ihza Mahendra: 0,5 persen
12. Sutiyoso: 0,4 persen
13. Suryadharma Ali: 0,3 persen
sumber: http://pemilu.tempo.co/read/news/201...i-Capres-Labil
Jokowi keliatannya hanya digunakan oleh Mpok Mega sebagai pencuci dosanya..
Masih ingatkah kita sama lepasnya Sipadan-Ligitan, separatis GAM, BLBI, Outsourcing, Blok Migas..
Come on kawan, jangan mau lg dibodohi sama partai banteng