Apa Visi Misi Jokowi di Bidang Ekonomi? Ini Jawaban PDIP
Rabu, 30 April 2014 17:11 WIB
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menjawab mengenai visi misi yang akan dibawa oleh Jokowi sebagai capres PDIP. Secara makro, visi misi tersebut mengarah pada konsep Trisakti Bung Karno.
Menurut politisi PDIP, Arif Budimanta, PDIP telah berdiskusi dengan Jokowi mengenai konsep dan visi misi di bidang ekonomi. Dua hal utama yang menjadi konsen adalah kemandirian ekonomi dan membangun martabat bangsa.
"Kita sudah hampir selesai, sudah 95 persen. Lima persen hanya penghalusan kata bahasa. Kami ingin capai cita-cita Trisakti, mandiri secara ekonomi dan membangun Indonesia bermartabat," kata Arif di hotel Kempinsky, Rabu (30/4/2014).
Saat ditanya bagaimana mengimplementasikan hal tersebut, Direktur Eksekutif Megawati Institute tersebut menjawab hanya ada dua jalan yakni peningkatan daya saing dan peningkatan produksi.
Mengenai peningkatan daya saing, Arif mengatakan Sumber Daya Manusia (SDM) harus ditingkatkan sehingga SDM yang masuk dalam dunia kerja semakin meningkat kompetensinya. Hal tersebut terkait persiapan jelang pasar bebas ASEAN 2015, di mana SDM Indonesia harus bersaing dengan SDM asing.
"Tentu saja posisi utama adalah daya saing. Mengenai SDM, orang-orang yang akan masuk dalam dunia kerja harus ditingkatkan kompetensinya," katanya.
http://www.tribunnews.com/pemilu-201...i-jawaban-pdip
Quote:
Arif Budimanta
PROFIL BERITA FOTO
Nama Lengkap : Arif Budimanta
Alias : Arif
Profesi : -
Tempat Lahir : Medan
Tanggal Lahir : Jumat, 15 Maret 1968
Zodiac : Pisces
Warga Negara : Indonesia
BIOGRAFI
Ia adalah salah satu anggota DPR yang menolak adanya kenaikan harga BBM per 1 April 2012 lalu. Isu kenaikan BBM yang dinilai semakin merugikan rakyat ini sempat mengguncang negeri lantaran banyaknya masyarakat yang merasa semakin terjepit dengan keadaan ekonomi yang tak kunjung membaik. Salah satu anggota parpol besar, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Arif Budimanta menyatakan keprihatinannya secara pribadi dibalik parpolnya yang juga menolak kenaikan BBM yang dicetuskan oleh presiden. Saat itu, pria kelahiran Medan, 15 Maret 1968 ini mengungkapkan bahwa uang pemerintah yang sebagian besar bersumber dari rakyat sebaiknya dikembalikan kepada rakyat. Salah satu contoh membalikkan uang rakyat adalah dengan tidak menaikkan BBM.
Saat itu, pria lulusan program doktoral Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia ini menyarankan bahwa jalan yang dapat ditempuh agar harga BBM tetap stabil adalah dengan melakukan penghematan APBN. Tak hanya itu, pria yang akrab disapa Arif ini menambahkan bahwa dengan mengembangkan sektor riil yang artinya memperluas jaringan dari berbagai sektor ekonomi bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan mutu hidup rakyat sehingga tidak diperlukan adanya angka kenaikan BBM.
Ditanya dengan sikap pemerintah yang akan memberikan BLT jika BBM jadi naik, anggota DPR RI Komisi IX ini menyatakan sikap tak setujunya dengan tegas. Alasannya, BLT hanyalah bersifat sementara, sehingga jika pemberian BLT dihentikan itu artinya pemerintah tidak menjamin kelangsungan hidup rakyat selanjutnya.
Saat ini, selain menjadi anggota DPR RI, Arif juga menjadi dosen di Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB dan PPS UI. Tak hanya itu, ia juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Indonesia Center for Sustainable Development(ICSD). Di samping kegiatannya yang padat, pemilik akun twitter @budimanta ini juga kerap kali menuliskan opininya pada artikel-artikel lepas dan menuangkan buah pemikirannya pada buku-buku lingkungan, mengacu pada pendidikan formalnya yang ditempuh di bidang lingkungan.
PENDIDIKAN
KARIR
Buku:
SOCIAL MEDIA
http://abudimanta.wordpress.com
http://twitter.com/budimanta
http://www.facebook.com/profile.php?id=1652889469 (Arif Budimanta)
Rabu, 30/04/2014 08:40 WIB
Kabinet Kerja Jokowi: Tolak Intervensi Parpol & Didominasi Profesional
Jakarta - Entah sudah yang keberapa kali Joko Widodo menegaskan sikapnya ini. Soal pendirian capres PDI Perjuangan ini yang menolak jika koalisi hanya ajang bagi-bagi kursi.
Di Bandara El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jokowi bahkan mulai berani menegaskan seperti apa kabinet bayangannya nanti jika dia terpilih sebagai presiden. Jokowi memastikan menterinya bakal didominasi orang dari teknokrat.
"Lebih besar (peluangnya) profesional," kata Jokowi, Selasa (29/4/2014).
Memang hingga saat ini, baru hanya NasDem saja yang sudah memastikan bergabung dengan PDIP dalam pertarungan pilpres mendatang. Sedangkan partai-partai lain yang sudah ditemui Jokowi maupun pengurus PDIP lainnya, baru hanya sekadar wacana. Kepada NasDem dan partai lainnya, ucapan emoh bagi-bagi kursi sendiri terus dilontarkan Jokowi.
Dia berjanji akan memilih sendiri menteri dengan penilaian kapasitas dan kualitas. Jika ada partai yang mengajukan nama, dia tidak akan mempersoalkan. Namun keputusan tetap ada di tangannya, dan nama tersebut harus melewati berbagai tes.
"(Menteri) bukan jatah. Bisa memasukkan nama, tapi harus sesuai kriteria. Artinya akan ada fit dan proper test. Kalau kriterianya pas ya mau diambil nggak apa. Kita ini mau membangun kabinet kerja," kata Jokowi.
Informasinya, memang sudah ada tim yang merumuskan garis kebijakan pemerintahan Jokowi kelak. Tim-tim tersebut membahas persoalan yang berbeda-beda pula. Ada yang khusus bidang ekonomi maupun politik atau persoalan lain.
Setiap pembahasan disusun secara detail dan nantinya dilaporkan kepada Jokowi secara berkala. Dari pembahasan itu, Jokowi jadi bisa menggambarkan sosok seperti apa yang bisa menjalankan arah pemerintahannya.
"Kita nggak sebut nama, tapi dari point-point itu bisa kelihatan mana orang yang bisa kerjasama dengan Jokowi," kata sumber detikcom yang mengetahui mengenai pembahasan ini.
http://news.detik.com/pemilu2014/rea...991101mainnews
Rabu, 30/04/2014 09:44 WIB
PDIP: Pos Strategis Kabinet Jokowi Diisi Kalangan Profesional
Jakarta - PDI Perjuangan mengamini kabinet menteri Joko Widodo, jika menang dalam pilpres mendatang, bakal didominasi kalangan profesional. Terutama di pos-pos yang dianggap strategis.
"Untuk yang posisi strategis itu dari kelompok profesional," kata Jubir PDIP Eva Kusuma Sundari saat dihubungi, Rabu (30/4/2014).
Eva mengambil contoh seperti Menteri ESDM, Menteri Keuangan atau menteri yang bersinggungan dengan ekonomi. Jabatan ini sangat mungkin diisi dari kalangan teknokrat. Sedangkan yang lain, bisa saja diserahkan kepada orang yang memiliki kapabilitas namun berasal dari parpol.
"Namun sesuai nggak sama Jokowi, bisa ikutin mau nya Jokowi atau tidak," lanjut Eva.
Jokowi, disebut Eva, pasti mempunyai penilaian sendiri terhadap sosok yang sudah diincarnya untuk membantu dalam kabinet. Dan itu semua bukan berdasarkan bagi-bagi kekuasaan.
Di Bandara El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jokowi mulai berani menegaskan seperti apa kabinet bayangannya nanti jika dia terpilih sebagai presiden. Jokowi memastikan menterinya bakal didominasi orang dari luar partai.
"Lebih besar (peluangnya) profesional," kata Jokowi.
Dia berjanji akan memilih sendiri menteri dengan penilaian kapasitas dan kualitas. Jika ada partai yang mengajukan nama, dia tidak akan mempersoalkan. Namun keputusan tetap ada di tangannya, dan nama tersebut harus melewati berbagai tes.
"(Menteri) bukan jatah. Bisa memasukkan nama, tapi harus sesuai kriteria. Artinya akan ada fit dan proper test. Kalau kriterianya pas ya mau diambil nggak apa. Kita ini mau membangun kabinet kerja," kata Jokowi.
http://news.detik.com/pemilu2014/rea...991101mainnews
----------------------------
Pokoke aku ora percoyoooo ... La piye awakku arep percoyo ambe labene' mas Joko,
iling mati sampeyan, mas Jok!
Rabu, 30 April 2014 17:11 WIB
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menjawab mengenai visi misi yang akan dibawa oleh Jokowi sebagai capres PDIP. Secara makro, visi misi tersebut mengarah pada konsep Trisakti Bung Karno.
Menurut politisi PDIP, Arif Budimanta, PDIP telah berdiskusi dengan Jokowi mengenai konsep dan visi misi di bidang ekonomi. Dua hal utama yang menjadi konsen adalah kemandirian ekonomi dan membangun martabat bangsa.
"Kita sudah hampir selesai, sudah 95 persen. Lima persen hanya penghalusan kata bahasa. Kami ingin capai cita-cita Trisakti, mandiri secara ekonomi dan membangun Indonesia bermartabat," kata Arif di hotel Kempinsky, Rabu (30/4/2014).
Saat ditanya bagaimana mengimplementasikan hal tersebut, Direktur Eksekutif Megawati Institute tersebut menjawab hanya ada dua jalan yakni peningkatan daya saing dan peningkatan produksi.
Mengenai peningkatan daya saing, Arif mengatakan Sumber Daya Manusia (SDM) harus ditingkatkan sehingga SDM yang masuk dalam dunia kerja semakin meningkat kompetensinya. Hal tersebut terkait persiapan jelang pasar bebas ASEAN 2015, di mana SDM Indonesia harus bersaing dengan SDM asing.
"Tentu saja posisi utama adalah daya saing. Mengenai SDM, orang-orang yang akan masuk dalam dunia kerja harus ditingkatkan kompetensinya," katanya.
http://www.tribunnews.com/pemilu-201...i-jawaban-pdip
Quote:
Arif Budimanta
PROFIL BERITA FOTO
Nama Lengkap : Arif Budimanta
Alias : Arif
Profesi : -
Tempat Lahir : Medan
Tanggal Lahir : Jumat, 15 Maret 1968
Zodiac : Pisces
Warga Negara : Indonesia
BIOGRAFI
Ia adalah salah satu anggota DPR yang menolak adanya kenaikan harga BBM per 1 April 2012 lalu. Isu kenaikan BBM yang dinilai semakin merugikan rakyat ini sempat mengguncang negeri lantaran banyaknya masyarakat yang merasa semakin terjepit dengan keadaan ekonomi yang tak kunjung membaik. Salah satu anggota parpol besar, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Arif Budimanta menyatakan keprihatinannya secara pribadi dibalik parpolnya yang juga menolak kenaikan BBM yang dicetuskan oleh presiden. Saat itu, pria kelahiran Medan, 15 Maret 1968 ini mengungkapkan bahwa uang pemerintah yang sebagian besar bersumber dari rakyat sebaiknya dikembalikan kepada rakyat. Salah satu contoh membalikkan uang rakyat adalah dengan tidak menaikkan BBM.
Saat itu, pria lulusan program doktoral Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia ini menyarankan bahwa jalan yang dapat ditempuh agar harga BBM tetap stabil adalah dengan melakukan penghematan APBN. Tak hanya itu, pria yang akrab disapa Arif ini menambahkan bahwa dengan mengembangkan sektor riil yang artinya memperluas jaringan dari berbagai sektor ekonomi bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan mutu hidup rakyat sehingga tidak diperlukan adanya angka kenaikan BBM.
Ditanya dengan sikap pemerintah yang akan memberikan BLT jika BBM jadi naik, anggota DPR RI Komisi IX ini menyatakan sikap tak setujunya dengan tegas. Alasannya, BLT hanyalah bersifat sementara, sehingga jika pemberian BLT dihentikan itu artinya pemerintah tidak menjamin kelangsungan hidup rakyat selanjutnya.
Saat ini, selain menjadi anggota DPR RI, Arif juga menjadi dosen di Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB dan PPS UI. Tak hanya itu, ia juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Indonesia Center for Sustainable Development(ICSD). Di samping kegiatannya yang padat, pemilik akun twitter @budimanta ini juga kerap kali menuliskan opininya pada artikel-artikel lepas dan menuangkan buah pemikirannya pada buku-buku lingkungan, mengacu pada pendidikan formalnya yang ditempuh di bidang lingkungan.
PENDIDIKAN
- Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia
- Ilmu Lingkungan, Universitas Indonesia
- Institut Pertanian Bogor, Bogor
KARIR
- Anggota DPR RI Komisi IX, 2009-2014
- Direktur Eksekutif Indonesia Center for Sustainable Development (ICSD)
- Pengajar di Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB dan PPS UI
- PENGHARGAAN
Buku:
- Akses Peran Serta Masyarakat
- Kekuasaan dan Penguasaan Sumber Daya Alam
- Enviromental Leadership (Jilid I dan II)
- Metode dan Teknik: Pengelolaan Community Development
- Pedoman Pengembangan Masyarakat di Sumber Energi dan Sumber Daya Mineral
- Enviromental Leadership
- Corporate Social Responsibility
SOCIAL MEDIA
http://abudimanta.wordpress.com
http://twitter.com/budimanta
http://www.facebook.com/profile.php?id=1652889469 (Arif Budimanta)
Rabu, 30/04/2014 08:40 WIB
Kabinet Kerja Jokowi: Tolak Intervensi Parpol & Didominasi Profesional
Jakarta - Entah sudah yang keberapa kali Joko Widodo menegaskan sikapnya ini. Soal pendirian capres PDI Perjuangan ini yang menolak jika koalisi hanya ajang bagi-bagi kursi.
Di Bandara El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jokowi bahkan mulai berani menegaskan seperti apa kabinet bayangannya nanti jika dia terpilih sebagai presiden. Jokowi memastikan menterinya bakal didominasi orang dari teknokrat.
"Lebih besar (peluangnya) profesional," kata Jokowi, Selasa (29/4/2014).
Memang hingga saat ini, baru hanya NasDem saja yang sudah memastikan bergabung dengan PDIP dalam pertarungan pilpres mendatang. Sedangkan partai-partai lain yang sudah ditemui Jokowi maupun pengurus PDIP lainnya, baru hanya sekadar wacana. Kepada NasDem dan partai lainnya, ucapan emoh bagi-bagi kursi sendiri terus dilontarkan Jokowi.
Dia berjanji akan memilih sendiri menteri dengan penilaian kapasitas dan kualitas. Jika ada partai yang mengajukan nama, dia tidak akan mempersoalkan. Namun keputusan tetap ada di tangannya, dan nama tersebut harus melewati berbagai tes.
"(Menteri) bukan jatah. Bisa memasukkan nama, tapi harus sesuai kriteria. Artinya akan ada fit dan proper test. Kalau kriterianya pas ya mau diambil nggak apa. Kita ini mau membangun kabinet kerja," kata Jokowi.
Informasinya, memang sudah ada tim yang merumuskan garis kebijakan pemerintahan Jokowi kelak. Tim-tim tersebut membahas persoalan yang berbeda-beda pula. Ada yang khusus bidang ekonomi maupun politik atau persoalan lain.
Setiap pembahasan disusun secara detail dan nantinya dilaporkan kepada Jokowi secara berkala. Dari pembahasan itu, Jokowi jadi bisa menggambarkan sosok seperti apa yang bisa menjalankan arah pemerintahannya.
"Kita nggak sebut nama, tapi dari point-point itu bisa kelihatan mana orang yang bisa kerjasama dengan Jokowi," kata sumber detikcom yang mengetahui mengenai pembahasan ini.
http://news.detik.com/pemilu2014/rea...991101mainnews
Rabu, 30/04/2014 09:44 WIB
PDIP: Pos Strategis Kabinet Jokowi Diisi Kalangan Profesional
Jakarta - PDI Perjuangan mengamini kabinet menteri Joko Widodo, jika menang dalam pilpres mendatang, bakal didominasi kalangan profesional. Terutama di pos-pos yang dianggap strategis.
"Untuk yang posisi strategis itu dari kelompok profesional," kata Jubir PDIP Eva Kusuma Sundari saat dihubungi, Rabu (30/4/2014).
Eva mengambil contoh seperti Menteri ESDM, Menteri Keuangan atau menteri yang bersinggungan dengan ekonomi. Jabatan ini sangat mungkin diisi dari kalangan teknokrat. Sedangkan yang lain, bisa saja diserahkan kepada orang yang memiliki kapabilitas namun berasal dari parpol.
"Namun sesuai nggak sama Jokowi, bisa ikutin mau nya Jokowi atau tidak," lanjut Eva.
Jokowi, disebut Eva, pasti mempunyai penilaian sendiri terhadap sosok yang sudah diincarnya untuk membantu dalam kabinet. Dan itu semua bukan berdasarkan bagi-bagi kekuasaan.
Di Bandara El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jokowi mulai berani menegaskan seperti apa kabinet bayangannya nanti jika dia terpilih sebagai presiden. Jokowi memastikan menterinya bakal didominasi orang dari luar partai.
"Lebih besar (peluangnya) profesional," kata Jokowi.
Dia berjanji akan memilih sendiri menteri dengan penilaian kapasitas dan kualitas. Jika ada partai yang mengajukan nama, dia tidak akan mempersoalkan. Namun keputusan tetap ada di tangannya, dan nama tersebut harus melewati berbagai tes.
"(Menteri) bukan jatah. Bisa memasukkan nama, tapi harus sesuai kriteria. Artinya akan ada fit dan proper test. Kalau kriterianya pas ya mau diambil nggak apa. Kita ini mau membangun kabinet kerja," kata Jokowi.
http://news.detik.com/pemilu2014/rea...991101mainnews
----------------------------
Pokoke aku ora percoyoooo ... La piye awakku arep percoyo ambe labene' mas Joko,
- kapan buat janji, diingkari dewe.(ilingen daftar janjiya bila kepilih Gunernur jakarta biyen)
- kapan diberi amanah mimpin, pasti khianat (setidaknya kejadian di Solo lan Jakarta iku)
- kapan bicara, ke akehan dusta lan ngapusi ....
iling mati sampeyan, mas Jok!