JAKARTA - Dinamika politik internal di berbagai partai politik menjelang pemilihan presiden semakin terasa. Terakhir, sebagian kader PDIP menyatakan dukungan agar putra Megawati Sukarnoputri, Prananda Prabowo agar maju sebagai cawapres dari Prabowo Subianto.
"PDIP saat ini berada di persimpangan jalan. Sebagian kadernya sekarang sudah menyadari, Jokowi adalah boneka Amerika - dan agenda Amerika adalah menumpas segala gerakan nasionalis termasuk pada akhirnya menumpas PDIP. Jokowi Presiden, Megawati terkudeta, PDIP bubar - begitulah kira-kira" ujar Direktur Eksekutif NCID, Jajat Nurjaman dalam siaran persnya yang diterima acehonline.info, Selasa (29/4/2014).
Jajat melanjutkan, perolehan suara PDIP di pemilu legislatif yang mengecewakan dan fakta bahwa Jokowi bergerak secara otonom untuk mencari mitra koalisi adalah dua fakta yang mempertegas Jokowi tidak layak menjadi capres dari PDIP.
"Jokowi anggap PDIP besar karena dia. Padahal salah, PDIP sudah besar sebelum Jokowi jadi terkenal," tutup Jajat.
Sebelumnya, Ketua Umum Aliansi Banteng Muda Indonesia (ABMI), M Syahrir mengatakan "pasangan Prabowo-Prananda dinilai bisa menyelamatkan bangsa Indonesia dari keterpurukan ekonomi dan penjajahan bangsa asing."
Oleh karena itu, ABMI mendukung sepenuhnya aspirasi tersebut karena ini adalah pasangan nasionalis yang ideal, pasangan militer-sipil. "Prananda adalah politikus dari partai PDIP. Ia juga cucu dari Presiden Pertama RI, Soekarno dan putra kedua Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri dari suami pertamanya, Letnan Satu Penerbang Surindro Supjarso," bebernya.
Keuntungan yang lainnya sambung Syahrir, yaitu tidak punahnya trah Bung Karno di dunia politik. Saat ini PDIP sedang dalam persimpangan jalan.
"Inilah yang menjadi keprihatinan kami, mengapa kami mendukung Prananda," tutupnya. sumber: http://acehonline.info/detail.php?no_berita=8070
Kayaknya isu miring nih, supaya jokowi gagal nyapres, dkarena lawan2nya pada takut kalah ama jokowi,,
"PDIP saat ini berada di persimpangan jalan. Sebagian kadernya sekarang sudah menyadari, Jokowi adalah boneka Amerika - dan agenda Amerika adalah menumpas segala gerakan nasionalis termasuk pada akhirnya menumpas PDIP. Jokowi Presiden, Megawati terkudeta, PDIP bubar - begitulah kira-kira" ujar Direktur Eksekutif NCID, Jajat Nurjaman dalam siaran persnya yang diterima acehonline.info, Selasa (29/4/2014).
Jajat melanjutkan, perolehan suara PDIP di pemilu legislatif yang mengecewakan dan fakta bahwa Jokowi bergerak secara otonom untuk mencari mitra koalisi adalah dua fakta yang mempertegas Jokowi tidak layak menjadi capres dari PDIP.
"Jokowi anggap PDIP besar karena dia. Padahal salah, PDIP sudah besar sebelum Jokowi jadi terkenal," tutup Jajat.
Sebelumnya, Ketua Umum Aliansi Banteng Muda Indonesia (ABMI), M Syahrir mengatakan "pasangan Prabowo-Prananda dinilai bisa menyelamatkan bangsa Indonesia dari keterpurukan ekonomi dan penjajahan bangsa asing."
Oleh karena itu, ABMI mendukung sepenuhnya aspirasi tersebut karena ini adalah pasangan nasionalis yang ideal, pasangan militer-sipil. "Prananda adalah politikus dari partai PDIP. Ia juga cucu dari Presiden Pertama RI, Soekarno dan putra kedua Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri dari suami pertamanya, Letnan Satu Penerbang Surindro Supjarso," bebernya.
Keuntungan yang lainnya sambung Syahrir, yaitu tidak punahnya trah Bung Karno di dunia politik. Saat ini PDIP sedang dalam persimpangan jalan.
"Inilah yang menjadi keprihatinan kami, mengapa kami mendukung Prananda," tutupnya. sumber: http://acehonline.info/detail.php?no_berita=8070
Kayaknya isu miring nih, supaya jokowi gagal nyapres, dkarena lawan2nya pada takut kalah ama jokowi,,