Target Tri Rismaharini Walikota Surabaya untuk menutup lokalisasi gang Dolly dan jarak tanggal 19 Juni 2014 ternyata tidak mendapat dukungan Wisnu Sakti Buana (WS) yang saat ini menjabat sebagai Wakil Walikota Surabaya, karena menurutnya pemkot hanya mengajak bicara mucikari dan PSK yang tentu bukan warga kota Surabaya yang sebenarnya yakni masyarakat di Putat Jaya.
SURABAYA (SPNews) � Seperti yang telah dikabarkan sebelumnya oleh sejumlah media bahwa Pemerintah Kota Surabaya terus mematangkan desain dan menyiapkan anggaran untuk rencana penutupan lokalisasi Dolly yang merupakan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara itu pada 2014.
Dalam misi penutupun lokalisasi gang Dolly dan jarak, pemkot akan merehabilitasi kawasan eks lokalisasi terbagi dalam empat hal, yakni pemberdayaan sosial, ekonomi, lingkungan, dan bantuan langsung melalui mekanisme hibah. Pemberdayaan sosial fokus kepada bagaimana mengubah perilaku WTS sehingga berimbas pada masyarakat sekitar.
Sayangnya program ini ternyata tidak mendapatkan dukungan Wisnu Sakti Buana Wakil Walikota Surabaya yang baru karena dirinya masih berharap agar pemkot Surabaya mengajak bicara warga kota Surabaya yang terdampak yakni masyarakat Putat Jaya, bukan mucikari dan PSK yang mayoritas bukan warga asli kota Surabaya.
�saya memang tidak pernah dilibatkan untuk berbicara soal pentupun dolly, yang jelas pemkot Surabaya belum pernah mengajak masyarakat setempat untuk duduk bersama, maksudnya ya warga Puta Jaya, kalau mucikari dan PSK itu kan bukan warga kota Surabaya,� jawab WS saat ditanya tanggapannya terkait rencana penutupun lokalisasi Dolly dan jarak.
Dalam penjelasannya, WS mengatakan bahwa menutup lokalisasi gang Dolly dan Jarak akan berdampak besar terhadap kehidupan ekonomi masyarakat sekitar, sehingga pemkot Surabaya harus lebih memikirkan kehidupan ekonomi warga kota Surabaya asli yakni masyarakat Putat Jaya.
�yang kita pikirkan itu warga kota Surabaya yang kena dampak terhadap kehidupannya yang mengantungkan perputaran ekonomi disana, kalau mucikari dan PSK memang gampang, cukup diberi pelatihan dan pesangon, beres dan selesai, tetapi bagaimana dengan masyarakat sekitar yang asli warga kota Surabaya,� jelasnya.
Menurut WS, banyak solusi alternatif yang harus ditempuh ketimbang hanya menutup keberadaan lokalisasi dolly dan jarak yang ternyata masih dibutuhkan eksistensinya oleh masyarakat setempat.
�soal solusi itu banyak pilihan, tetapi yang penting adalah memikirkan warga kota Surabaya sampai mereka bisa terlepas ketergantungan kehidupan ekonominya terhadap keberadaan lokalisasi itu, bayangkan saja, yang selama ini buka kios, londry dan lain lain itu kan akhirnya harus tutup, padahal tanpa dilakukan pentupan saja, data sebelumnya yang mencapai lebih dari 3 ribuan PSK, ternyata terus berkurang dan sekarang hanya tinggal 1300 an, artinya semua itu kan melalui tahapan tetapi progresnya ada, karena tak sedikit yang sudah mulai beralih profesi,� tandasnya.
Sementara Hedro Gunawan Sekkota Surabaya tetap optimis bahwa penutupan lokalisasi gang Dolly dan jarak akan bisa dilakukan sesuai jadwal yang direncanakan, karena telah dipersiapkan secara komperhenship oleh pemkot Surabaya.
�kami optimis penutupan lokalisasi gang Dolly dan Jarak akan berjalan lancar, karena pemkot Surabaya telah melakukan persiapan sekaligus sosialisasi sebelumnya, mulai dari perubahan fungsi sejumlah wisma dan sejumlah pelatihan terhadap mucikari dan PSK untuk kehidupan selanjutnya,� ucap mantan ketua Bappeko Surabaya ini.
Sumber :
http://www.suarapubliknews.net/index...ikota-surabaya
Nah inilah yang saya khawatirkan ketika WSB yang diangkat menjadi wawalinya Bu Risma.. selain dulu menjadi bagian aktor yang berusaha melengserkan beliau, keduanya emang sejak awal "tidak akur"..
terlepas dari pro-kontra ditutupnya Dolly,
coba cek argumen WSB yang mengatakan kios-kios, laundry, dll bakal tutup gara Dolly ndak ada..
padahal Pemkot rencananya merehabilitasi kawasan tersebut yang terbagi dalam empat hal, yakni pemberdayaan sosial, ekonomi, lingkungan, dan bantuan langsung melalui mekanisme hibah.
yang artinya Pemkot Surabaya sudah MEMPERTIMBANGKAN segala sesuatunya..
saya percaya niat tulus Bu Risma yang ingin membebaskan anak-anak dari jerat trafficking..
dan memang hal ini tidak menjamin tidak ada aksi PSK yang sembunyi-sembunyi..
tapi setidaknya yang sudah terlihat didepan mata bisa dihilangkan dan mempersempit gerak dan meminimalkan potensi terjadinya trafficking yang lebih besar..
maju terus Bu Risma!!
SURABAYA (SPNews) � Seperti yang telah dikabarkan sebelumnya oleh sejumlah media bahwa Pemerintah Kota Surabaya terus mematangkan desain dan menyiapkan anggaran untuk rencana penutupan lokalisasi Dolly yang merupakan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara itu pada 2014.
Dalam misi penutupun lokalisasi gang Dolly dan jarak, pemkot akan merehabilitasi kawasan eks lokalisasi terbagi dalam empat hal, yakni pemberdayaan sosial, ekonomi, lingkungan, dan bantuan langsung melalui mekanisme hibah. Pemberdayaan sosial fokus kepada bagaimana mengubah perilaku WTS sehingga berimbas pada masyarakat sekitar.
Sayangnya program ini ternyata tidak mendapatkan dukungan Wisnu Sakti Buana Wakil Walikota Surabaya yang baru karena dirinya masih berharap agar pemkot Surabaya mengajak bicara warga kota Surabaya yang terdampak yakni masyarakat Putat Jaya, bukan mucikari dan PSK yang mayoritas bukan warga asli kota Surabaya.
�saya memang tidak pernah dilibatkan untuk berbicara soal pentupun dolly, yang jelas pemkot Surabaya belum pernah mengajak masyarakat setempat untuk duduk bersama, maksudnya ya warga Puta Jaya, kalau mucikari dan PSK itu kan bukan warga kota Surabaya,� jawab WS saat ditanya tanggapannya terkait rencana penutupun lokalisasi Dolly dan jarak.
Dalam penjelasannya, WS mengatakan bahwa menutup lokalisasi gang Dolly dan Jarak akan berdampak besar terhadap kehidupan ekonomi masyarakat sekitar, sehingga pemkot Surabaya harus lebih memikirkan kehidupan ekonomi warga kota Surabaya asli yakni masyarakat Putat Jaya.
�yang kita pikirkan itu warga kota Surabaya yang kena dampak terhadap kehidupannya yang mengantungkan perputaran ekonomi disana, kalau mucikari dan PSK memang gampang, cukup diberi pelatihan dan pesangon, beres dan selesai, tetapi bagaimana dengan masyarakat sekitar yang asli warga kota Surabaya,� jelasnya.
Menurut WS, banyak solusi alternatif yang harus ditempuh ketimbang hanya menutup keberadaan lokalisasi dolly dan jarak yang ternyata masih dibutuhkan eksistensinya oleh masyarakat setempat.
�soal solusi itu banyak pilihan, tetapi yang penting adalah memikirkan warga kota Surabaya sampai mereka bisa terlepas ketergantungan kehidupan ekonominya terhadap keberadaan lokalisasi itu, bayangkan saja, yang selama ini buka kios, londry dan lain lain itu kan akhirnya harus tutup, padahal tanpa dilakukan pentupan saja, data sebelumnya yang mencapai lebih dari 3 ribuan PSK, ternyata terus berkurang dan sekarang hanya tinggal 1300 an, artinya semua itu kan melalui tahapan tetapi progresnya ada, karena tak sedikit yang sudah mulai beralih profesi,� tandasnya.
Sementara Hedro Gunawan Sekkota Surabaya tetap optimis bahwa penutupan lokalisasi gang Dolly dan jarak akan bisa dilakukan sesuai jadwal yang direncanakan, karena telah dipersiapkan secara komperhenship oleh pemkot Surabaya.
�kami optimis penutupan lokalisasi gang Dolly dan Jarak akan berjalan lancar, karena pemkot Surabaya telah melakukan persiapan sekaligus sosialisasi sebelumnya, mulai dari perubahan fungsi sejumlah wisma dan sejumlah pelatihan terhadap mucikari dan PSK untuk kehidupan selanjutnya,� ucap mantan ketua Bappeko Surabaya ini.
Sumber :
http://www.suarapubliknews.net/index...ikota-surabaya
Nah inilah yang saya khawatirkan ketika WSB yang diangkat menjadi wawalinya Bu Risma.. selain dulu menjadi bagian aktor yang berusaha melengserkan beliau, keduanya emang sejak awal "tidak akur"..
terlepas dari pro-kontra ditutupnya Dolly,
coba cek argumen WSB yang mengatakan kios-kios, laundry, dll bakal tutup gara Dolly ndak ada..
padahal Pemkot rencananya merehabilitasi kawasan tersebut yang terbagi dalam empat hal, yakni pemberdayaan sosial, ekonomi, lingkungan, dan bantuan langsung melalui mekanisme hibah.
yang artinya Pemkot Surabaya sudah MEMPERTIMBANGKAN segala sesuatunya..
saya percaya niat tulus Bu Risma yang ingin membebaskan anak-anak dari jerat trafficking..
dan memang hal ini tidak menjamin tidak ada aksi PSK yang sembunyi-sembunyi..
tapi setidaknya yang sudah terlihat didepan mata bisa dihilangkan dan mempersempit gerak dan meminimalkan potensi terjadinya trafficking yang lebih besar..
maju terus Bu Risma!!