Please disable ad-blocker to view this page



SITUS BERITA TERBARU

Cemaskan Begal, Mahasiswa UI Jadi 'Kupu-Kupu'

Saturday, February 7, 2015
Cemaskan Begal, Mahasiswa UI Jadi 'Kupu-Kupu'

Cemaskan Begal, Mahasiswa UI Jadi Kupu-Kupu

Kampus Universitas Indonesia, Depok, berdenyut. Setelah libur semester selama sebulan, ribuan mahasiswa mulai mengikuti perkuliahan. Namun ada suasana yang janggal. Suasana malam di kampus itu kini sunyi. Padahal biasanya malam pun tetap ramai.


Sejumlah mahasiswa yang dimintai konfirmasi oleh Tempo mengakui sepinya Kampus Jaket Kuning itu saat malam hari, sebagai dampak dari merebaknya kasus pencurian sepeda motor dengan kekerasan oleh para begal yang berkeliaran di Depok.


Warga Depok, termasuk mahasiswa, menjadi waswas. "Biasanya kami jadi kura-kura atau kunang-kunang, sekarang jadi kupu-kupu," kata Kamielah, 22 tahun, mahasiswa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Rabu lalu.


Ketiga istilah tersebut, kata dia, menjadi istilah yang lazim di kalangan mahasiswa. Tapi itu bukan nama fauna sungguhan di kampus, melainkan hanya akronim. Kura-kura, kata dia, merupakan akronim dari kuliah-rapat-kuliah-rapat.


"Istilah ini diperuntukkan bagi mahasiswa yang aktif dalam organisasi kampus," ujar Kamielah. Kunang-kunang adalah akronim dari kuliah-nangkring-kuliah-nangkring. Istilah ini digunakan untuk mahasiswa yang gemar nongkrong dengan teman-teman kampus setelah kuliah.


Sedangkan, kupu-kupu adalah akronim dari kuliah-pulang-kuliah-pulang. Artinya, tipe mahasiswa yang langsung pulang seusai kegiatan kuliah. Dengan adanya aksi pembegalan di Depok yang terjadi di atas pukul 21.00, mahasiswa UI ikut waspada.


Alifa, 23 tahun, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI, mengatakan ia dan rekan-rekannya memilih pulang ke rumah kosnya lebih cepat. Pengerjaan tugas kelompok pun dilakukan di salah satu apartemen temannya ketimbang di kafe atau restoran di Jalan Margonda.


"Kalau dari kafe kemalaman kan sama saja, pulangnya nanti seram," kata dia. Pernyataan senada diutarakan Eka, 23 tahun, mahasiswa Fakultas Teknik UI. Biasanya, dia sering berkeliling Depok untuk menjajal berbagai kuliner. Dia juga sering beraktivitas di kampus hingga larut malam.


Namun saat ini dia memilih tiba di rumah kos paling lambat pukul 22.00. Sepeda motor andalannya pun ditinggalkan di tempat kos, untuk selanjutnya beralih ke angkutan umum atau berjalan kaki. "Takut dibegal dan dicuri motornya," kata Eka.


Sebelumnya, Kepala Polres Kota Depok Komisaris Besar Ahmad Subarkah mengatakan aksi pembegalan rawan terjadi tak jauh dari area kampus UI, seperti Jalan Margonda, jalan layang UI, Jalan Juanda, dan Jalan Tole Iskandar. Warga yang melintas di sana pukul 00.00-05.00 diimbau agar waspada.


Untuk meminimalkan aksi kejahatan, Pemerintah Kota Depok berencana menambah tiga unit kamera pengintai (CCTV) di sejumlah ruas jalan strategis pada Mei mendatang. Saat ini, sudah terpasang di enam titik.


"Ketiga CCTV baru itu akan dipasang di kantor Dinas Perhubungan, Pertigaan Pasar Pucung, dan flyover Universitas Indonesia," kata Kepala Seksi Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Depok, Freddy Manullang.

SUMBER 

Dikutip dari: http://adf.ly/zYULD
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive