Please disable ad-blocker to view this page



SITUS BERITA TERBARU

berita sepi [resume] lanjutan berita marinir batam

Tuesday, February 17, 2015
Aparat Kepolisian Resort Kota (Polresta) Barelang sudah menemukan titik terang mengenai pelaku penusukkan yang menyebabkan tewasnya okunum anggota Yonif 10 Marinir/SBY, Sertu Purwinanto di lokalisasi Teluk Pandan, Batuaji, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Jumat (13/2/2015).
Saat dikonfirmasi, Kapolresta Barelang Asep Safrudin mengatakan pihaknya telah mengantongi identitas dari pelaku pembunuhan. Dan saat ini pelaku tersebut masih dalam pengejaran polisi.
"Kita sudah mendapatkan identitas pelaku pembunuhan anggota marinir," kata Asep, Senin (16/2/2015).
Dalam proses penyelidikan, polisi juga telah meminta keterangan dari tiga orang saksi dari pekerja Raja Bar merupakan Tempat Kejadian Perkara (TKP) penusukan Sertu Pirwananto.
"Kita telah panggil tiga orang saksi pekerja café untuk dimintai keterangan," lanjut Asep.
Ditambahkan Asep, untuk proses penyelidikan serta pengungkapan kasus pembunuhan tersebut, kepolisian juga dibantu oleh pihak Yonif 10 Marinir/SBY.

Sumber :http://batam.tribunnews.com/2015/02/17/kapolres-ngaku-kantongi-identitas-pembunuh-oknum-marinir-di-lokalisasi

Kepala Polda (Kapolda) Kepulauan Riau (Kepri) Brigjen Arman Depari memerintahkan Polresta Barelang segera menangkap pelaku pembunuhan Sertu Purwinanto, anggota Yonif 10 Marinir/SBY yang tewas di kawasan lokalisasi Teluk Pandan Batuaji, Jumat (13/2/2015) dinihari.
"Kita minta polisi segera tangkap pelaku pembunuhan terhadap angota marinir," kata Kapolda Brigjen Arman Depari melalui Kabid Humas Polda Kepri, AKBP Hartono, Senin (16/2/2015) siang.
Menurut Hartono, pihak Polda Kepri telah mendapatkan laporan atas pembunuhan tersebut. Pihaknya saat ini baru menerima laporan penangkapan terhadap sejumlah saksi yang diduga terlibat dalam peristiwa sadis tersebut.
"Kita baru dapat laporan kalau ada warga yang diperiksa. Hanya saja pelakunya belum diketahui.Kita minta secepatnya ditangkap," katanya.

Terkait 11 pemuda yang dibawa dan dianiaya ekelompok pria berpakaian preman karena diduga berkaitan dengan pembunuhan anggota marinir Sertu (Mar) Purwinanto di lokalisasi Teluk Pandan, kata Kabid Humas Polda Kepri AKBP Hartono, hal bisa diproses secara hukum.
Saksi-saksi yang mengetahui hal tersebut bisa diperiksa dan dimintai keterangan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Komandan Yonif (Danyonif) 10 Marinir/SBY, Letkol Kresno mengatakan, Sertu Purwinanto yang bertugas di bagian intel meninggal saat sedang menjalankan tugas.
"Anggota tersebut di bagian intel dan bertugas memang tidak mengenakkan seragam," kataKresno.
Berdasarkan informasi yang diterima Kresno, anggotanya tersebut tewas karena dikeroyok Jumat dini hari di depan Raja Bar di kawasan lokalisasi Teluk Pandan. Insiden tersebut terjadi karena kesalahpahaman antara anggotanya dengan pengunjung bar yang sudah terpengaruh minuman keras.
Kresno menjelaskan, keributan itu berawal adanya tabrakan sepeda motor milik pengunjung di areal parkiran bar. Sertu Purwinanto yang sedang berada di lokasi mencari tahu penyebab keributan itu. Saat itulah Sertu Purwinanto dikeroyok dan ditusuk pelaku dengan senjata tajam di tubuhnya.
"Disitulah mulai terjadi salah paham, anggota di keroyok tamu bar yang mabuk dan ditusuk pakai benda tajam. Tapi belum tahu apakah itu obeng atau pisau," ujar Kresno

Untuk tindak lanjut perkara tersebut, Kresno menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian Polresta Barelang.
"Kita serahkan ke kepolisian. Dari kita pihak intelejen angkatan laut juga membantu kepolisian mencari pelaku. Jika kita temukan kita akan serahkan.

Kasus penyiksaan sejumlah pria pascakematian Sertu (Mar) Purwinanto, anggota Yonif 10 Marinir/SBY, membuat lokalisasi Teluk Pandan, Batam, Jumat (13/2/2015), menuai kecaman dari pejabat di Kepri.
Anggota DPRD Kepri dari daerah pemilihan (Dapil) Kota Batam Ruslan Kasbulatov menjadi salah seorang yang mengecam penganiayaan tersebut. Dia bahkan secara terang-terangan menunjukkan ketidakpuasannya terhadap pihak yang terlibat dalam rangkaian kasus kematian anggota marinir sampai penganiayaan warga sipil.
"Saya ini anggota Dewan yang tinggal lama di Batam. Dari dulu, saya sendiri tidak ingin Markas Batalyon Marinir itu ditempatkan di Setokok. Hal tersebut pasti akan menimbulkan permasalahan. Nah, kecemasan saya sejak dahulu tersebut satu demi satu akhirnya terbukti," ungkap Ruslan ketika dimintai tanggapan di DPRD Kepri, Pulau Dompak, Tanjungpinang, Senin (16/2/2015) siang.
"Ini sangat meresahkan, buat Batam dan Kepri kurang aman,"tambahnya lagi.
Dia coba merunut beberapa kasus yang melibatkan warga sipil dan oknum-oknum aparat. Dia menyebutkan, beberapa waktu lalu, sejumlah warga sipil di Pantai Melur daerah Galang diancam dengan senjata oleh oknum aparat.
Belum hilang kasus ini dalam ingatan warga, kini oknum aparat kembali terlibat permasalahan dengan warga pascakematian anggota mereka di kawasan Teluk Pandan.
"Mereka pikir, sikap mereka yang main comot, culit warga sipil di rumah, dipukul dan dibuang di mana saja itu dianggap baik. Bahkan sampai saat ini, nasib dua warga sipil masih belum pasti," tegas kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut.
Tidak cuma sekadar mengeritik, Ruslan juga memberikan usulan. Pertama, dia mengajurkan agar alat-alat perang Batalyon Marinir itu ditempatkan terpisah dari Markas Batalyon. Sebab, keberadaan alat-alat tersebut bisa saja memancing naluri prajurit untuk bermain senjata.
Dia juga bertekad akan mengirimkan surat kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi). Surat tersebut direncanakan akan dikirim pada Selasa (17/2) hari ini. Melalui surat tersebut, dia meminta Jokowi meninjau ulang penempatan Markas Batalyon di daerah Setokok itu.
"Saya juga akan berkoordinasi dengan pihak Kepolisian Daerah (Polda) Kepri untuk mengambil alih penyelidikan kasus penganiayaan warga sipil ini, kalau Polresta Barelang lambat menangani kasus ini. Saya bakal ajak kawan-kawan Komisi I untuk memanggil Komandan Batalyon (Danyon) Marinir dan Komandan Gugus Keamanan Armada Lauat (Danguskamla). Kami mau dengar tanggapan mereka terkait kasus ini," tegas Ruslan lagi.

cuma mau komen masalah pemindahan markas marinir
Kalau memang akan dipindahkan mohon anda fikirkan juga pindahkan markas brimob dan 134
Anda tau kan gesekan jilid II bagaimana, dan siapa yg mengawasi dan membantu menurunkan tensi (selain warga)
Oh ya pak ruslan pasti tau, karna orang terdekat anda yg jadi wakil gubernur yaitu pak surya, ada dilokasi itu pada saat itu.

Oh ya saya tau anda memakai cara ini, agar bs menarik popularitas dimana sebentar lagi akan ada pilkada, agar yah pilihan dr PDIP yg jadi Gubernur Kepri



Dikutip dari: http://adf.ly/12o82L
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive