
Rimanews – Lokasi smelter PT Freeport Indonesia telah disepakati yakni di Timika, Papua. Pemerintah Daerah (Pemda) Papua pun kini bergerak cepat untuk membangun integrasi kawasan industri di Timika.
Gubernur Papua Lukas Enembe menyambut positif tercapainya kesepakatan antara Pemerintah dengan PT Freeport Indonesia soal rencana pembangunan industri pengolahan dan pemurnian atau smelter di Timika.
"Kami sambut baik kesepakatan yang telah dicapai untuk kepentingan integrasi pembangunan di kawasan industri Timika," kata Gubernur Lukas Enembe, Senin (16/2/2015).
Pembagunan industri smelter di Timika itu merupakan bagian integral dari upaya pemenuhan kapasitas smelter nasional sebagaimana amanat UU Nomor 4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batu Bara.
Lukas mengatakan sejak beberapa tahun lalu Pemprov Papua sudah menyiapkan perencanaan untuk pengembangan Timika menjadi kawasan industri.
Hal ini mendapat dukungan penuh dari Pemkab Mimika di bawah kepemimpinan Bupati Eltinus Omaleng yang telah membuka keran investasi di bidang pemurnian pasir sisa tambang (sirsat) atau limbah tailing, pembangunan smelter, pabrik semen dan lain-lain kepada para pengusaha Tiongkok.
"Sekarang tugas pemerintah daerah yaitu menyiapkan tim untuk menyeleksi perusahaan-perusahaan yang memiliki kemampuan dan kapasitas untuk terlibat dalam pembangunan kawasan industri di Timika," jelas Lukas.
Menurut dia, lokasi industri smelter yang akan dibangun di Timika tidak menjadi persoalan mengingat Pemkab setempat sudah menyediakan lokasinya.
Keseriusan Pemprov Papua untuk membangun industri smelter, katanya, juga didukung dengan penyertaan modal bersama dengan pihak investor.
"Uang juga harus kita siapkan. Saya sudah panggil bupati-bupati, mereka mendukung penuh hal ini," kata Lukas yang memprediksikan bahwa pembangunan industri smelter di Timika tersebut akan menghabiskan dana lebih dari Rp2 triliun.
Lukas menilai dukungan Pemerintah Pusat untuk membangun smelter di Timika, Papua menunjukkan komitmen yang serius dari pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk meyakinkan rakyat Papua bahwa pemerintah sungguh-sungguh ingin membangun Papua.
"Kunjungan kedua menteri sekaligus menjawab persoalan-persoalan yang selama ini kita hadapi," ujar mantan Bupati Kabupaten Puncak Jaya itu.
Lukas menambahkan, industri smelter yang nantinya dibangun di Timika itu tidak saja dimanfaatkan untuk menampung produksi biji tembaga PT Freeport Indonesia, tetapi juga tambang-tambang lainnya yang akan segera dibangun di Papua.
Papua, sangat kaya dengan potensi pertambangan bijih emas, tembaga dan lainnya seperti di Blok Kali Wabu, Jila dan masih banyak lainnya.
"Smelter ini bukan hanya untuk kepentingan pemurnian konsentrat Freeport, tapi juga lokasi tambang-tambang baru kita akan bangun. Makanya pemerintah harus membangun infrastruktur sehingga potensi-potensi tambang itu bisa dikelola untuk peningkatan kesejahteraan rakyat," jelas Lukas.
-
sumber: http://ekonomi.rimanews.com/investas...ndustri-Timika
-
Kementerian PU-PR Dukung Pembangunan Kawasan Industri Timika

TIMIKA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) mendukung sepenuhnya pembangunan kawasan industri di Kabupaten Timika, Provinsi Papua. Pembangunan kawasan industri ini merupakan bagian dari kesepakatan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Papua, dan PT Freeport Indonesia.
"Apa yang menjadi bagian dari porsi ke-PU-an (pekerjaan umum), menyangkut kawasan industri yang terkait infrastruktur jalan, penyediaan air, dan juga permukiman akan kami dukung. Apa pun bentuknya, bisa kawasan industri khusus, kawasan industri terintegrasi, ataupun kawasan ekonomi khusus, selama dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat Papua, kami dukung," tegas Menteri Pekerjaan Umum-Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, kepada Kompas.com, di Bandara Halim Perdana Kusuma, usai kunjungan lapangan ke Kabupaten Intan Jaya dan Kabupaten Puncak, 14-15 Februari 2015.
Untuk diketahui, Menteri PU-PR Basuki Hadimuljono dan Menteri ESDM Sudirman Said berbagi peran melakukan peninjauan langsung kondisi Papua terkait rencana pembangunan smelter (fasilitas pengolahan hasil tambang). Setelah peninjauan dilanjutkan dengan pertemuan tertutup antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan PT Freeport Indonesia yang menghasilkan beberapa kesepakatan.
Pada poin kedua kesepakatan, disebutkan bahwa smelter yang akan dibangun merupakan bagian dari pengembangan kawasan industri yang dikembangkan pemerintah daerah, Provinsi Papua maupun Kabupaten Timika. Kementerian PU-PR akan mendukung penyiapan kawasan dan mencocokkan dengan rencana tata ruang nasional.
"Untuk rencana pembangunan smelter ini Kementerian PU-Pera akan memberikan dukungan sepenuhnya dalam rangka tidak hanya membangun smelternya saja, tetapi sebagai salah satu aspek dari kawasan industri yang akan dibangun di Timika," kata Basuki.
Ada pun bentuk dukungan untuk kawasan industri tersebut adalah berupa jalan akses menuju kawasan, penyediaan air, dan perumahan. Anggarannya sendiri saat ini belum disusun.
Sedangkan pada poin ketiga kesepakatan disebutkan bahwa PT Freeport Indonesia juga akan mendukung sepenuhnya upaya menerobos wilayah-wilayah sulit di Papua.
"Untuk rute Grasberg-Ilaga telah didiskusikan dengan Freeport, dan mereka menyatakan dukungannya, kalau tidak mungkin terbuka untuk umum, maka khusus untuk jalur logistik Timika-Grasberg-Ilaga," tambah Basuki.
Dia mengungkapkan, Kementerian PU-PR sudah memiliki detail desain dari Grasberg ke Ilaga, namun akan mengulas kembali agar lebih optimal. Karena di salah satu lokasi yang dilintasi, masih memerlukan pengembangan terowongan atau memotong tebing setinggi 100 meter.
"Kami akan review kembali, supaya lebih optimal, ada beberapa ruas jalan yang memerlukan terowongan atau dengan pemotongan tebing setinggi 100 meter. Dengan adanya perubahan desain akan lebih nyaman dan aman," tandas Basuki.
Grasberg berada pada ketinggian 4.200 meter di atas laut sedangkan Ilaga ada pada posisi 2.100 meter di atas laut. Kondisi ini mengharuskan penciptaan cara dan metode pembangunan jalan yang efektif dan tepat agar jalan tidak terlalu curam maupun landai. Pasalnya, untuk membangun jalan ada kriteria desain yang kecuramannya tidak boleh lebih dari 15 persen.
-
sumber: http://properti.kompas.com/read/2015...dustri.Timika.
-
Hiduplah Indonesia Rayaaaa
yang penting itu monev nya bnr2 profesional
untuk my brother n sister di Papua, miss u all !
Dikutip dari: http://adf.ly/12nKYP


