Pengamat Pemilu dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahuddin meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk menindaklanjuti temuan surat berlogo 'ARB' yang dikirim untuk guru sekolah.
Surat pribadi yang dikeluarkan Capres Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) tersebut dianggapnya menyalahi aturan lantaran melibatkan guru-guru.
"Pertama, Bawaslu harus merespon temuan itu. Bawaslu tidak perlu menunggu laporan, karena kasus itu bisa dijadikan sebagai temuan," ujar Said kepada merdeka.com, Jakarta, Rabu (2/4).
Said menjelaskan, sekolah atau lembaga pendidikan tidak boleh dijadikan sebagai ajang untuk mempromosikan tokoh politik tertentu. Sekolah dan para guru harus steril dari dunia politik praktis.
"Kedua, Bawaslu melakukan pemeriksaan atas kebenaran surat dimaksud. Karena di situ tertulis surat pribadi, maka Bawaslu perlu memanggil ARB untuk mengklarifikasinya," terang Said.
Diketahui, kampanye calon presiden Aburizal Bakrie atau ARB menyasar ke sekolah di Bandung. Surat pribadi itu ditujukan ke guru sekolah yang intinya meminta dukungan dalam pencalonannya menjadi presiden. Padahal sekolah termasuk tempat yang dilarang menggelar kampanye.
Hal itu kemudian dipermasalahkan sekjen Federasi Guru Independen Indonesia (FGII) Iwan Hermawan. FGII menemukan surat itu di SMAN 9 Bandung. Ada 100 surat pribadi dari capres Golkar kepada guru-guru.
"Saya menemukan temuan ini pada Jumat 28 Maret lalu, ada 100 surat yang ditujukan kepada guru-guru yang intinya meminta dukungan," kata Iwan di Bandung, Selasa (1/4).
Menurut Iwan, berdasarkan UU Nomor 8 Tahun 2012 pasal 86 sekolah, tempat ibadah, rumah sakit dilarang dinodai dengan kegiatan kampanye. "Okelah kalau ke rumah pribadi tidak masalah, karena guru juga memiliki hak pilih, tapi ini malah ke sekolah," ungkapnya.
SUMBER.......
