
Sebanyak lima warga tewas ditembak aparat saat terjadi unjuk rasa di Lapangan Karel Gibai, Enarotali, Kabupaten Paniai, Senin (8/12/2014). Penembakan dilakukan aparat karena massa melakukan pembakaran mobil Toyota Fortuner.
Kelima korban tewas adalah Habakuk Degei, Neles Gobai, Bertus Gobai, Apinus Gobai, dan Sadai Yeimo. Selain korban tewas, pembubaran massa menggunakan senjata juga membuat 22 orang terluka, empat di antaranya kritis.
Ketua Dewan Adat Daerah Paniai, John NR Gobai, menceritakan sumbu kericuhan yang terjadi di daerahnya. Menurut dia, kejadian bermula dari penganiayaan anak 12 tahun di perbukitan Togokotu, Kampung Ipakiye, Paniai Timur, kemarin. Penganiaya diduga anggota TNI.
Pada 7 Desember 2014, pukul 00.00 WIT, sebuah mobil Fortunier hitam melintasi perbukitan Togokotu dengan lampu dipadamkan. Sesampainya di puncak perbukitan Togokotu, Kampung Ipakiye, Paniai Timur, pengendara mobil mendapat teguran dari anak-anak yang berada di sebuah Posko Natal.
"Karena lampunya (mobil) mati, anak-anak itu menegur dan meminta (sopir) untuk menyalahkan lampu. Terjadi pertengkaran mulut," kata John kepada Metro TV, Senin (8/12/2014).
Setelah pertengkaran mulut reda, pengendara mobil melaju ke Posko Timsus 753 di Uwibutu. Tak berselang lama, ternyata mobil kembali ke Posko Natal. Penumpang mobil bertambah. "Sekembalinya di Posko, mereka melakukan penganiayaan terhadap seorang anak yang berusia kira-kira 12 tahun," kata John.
Mendapat kabar tak sedap itu, masyarakat Kampung Ipakiye berbondong-bondong menuju Kota Enarotali sejauh lima kilometer. Maksudnya, memintai keterangan dari aparat keamanan terkait penganiayaan bocah 12 tahun itu. Mereka juga menanyakan para penganiaya dan keberadaan mobil Fortuner itu.
Sekitar jam 10.00 WIT, masyarakat menemukan mobil Fortuner yang diduga dibawa para penganiaya. Tanpa ba-bi-bu, mereka lantas membakar mobil tersebut sambil menyanyi dan menari di di Lapangan Karel Gobai, Enarotali.
Tindakan mereka lantas dibalas aparat dengan melakukan penembakan dengan alasan pembubaran massa. Lima orang pun melayang.
"Kejadian ini adalah sebuah pelanggaran HAM dan kejahatan kemanusiaan," kata John. "Kejadian ini tidak ada kaitan dengan TPN/OPM, ini murni masyarakat yang jadi korban kekerasan."
Dihubungi terpisah, Kabid Humas Polda Papua, Komisaris Besar Polisi Puji Sulistiyo, masih enggan berbicara banyak. Dia hanya menyebut pihaknya masih melakukan koordinasi untuk mencari penyebab peristiwa itu.
"Saat ini Polda masih koordinasi dengan Pemerintah Paniai tentang kronologis kejadiannya, apakah yang tertembak satu orang atau dua orang," kata Puji kepada Metro TV.
SUMBER
SAMPE 5 ORANG MATI .....
SEMOGA KEADAAN DISANA AMAN2 AJA DEH
Dikutip dari: http://adf.ly/v5IJS


