SITUS BERITA TERBARU

(Mafia migas ) Kewenangan Petral Disunat

Wednesday, December 31, 2014
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi (Migas) urung merekomendasikan pembubaran PT Pertamina Energi Trading Limited (Petral). Namun, kewenangan Petral dalam pengadaan minyak untuk kebutuhan dalam negeri dipangkas.

Petral hanya akan menjadi perusahaan trading minyak ke depan. Cakupan bisnis Petral hanya membeli minyak mentah dari negara semisal dari Afrika Selatan, untuk kemudian dijual kembali negara lain seperti Myanmar atau Laos. Ini berbeda dengan tugas Petral sebelumnya yakni mengadakan bahan bakar minyak (BBM) untuk kebutuhan dalam negeri.

"Rekomendasi kami, tender penjualan dan pengadaan impor minyak mentah dan BBM tak lagi oleh Petral tapi dilakukan Pertamina di divisi integrated supply chain (ISC)," ujar Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Faisal Basri di kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Selasa (30/12).

Penjualan dan pengadaan minyak mentah dan BBM subsidi oleh ISC akan dilakukan melalui proses tender terbuka. Yakni dengan mengundang semua vendor terdaftar yang kredibel, tak terbatas national oil company (NOC) saja. Adapun tender penjualan dan pengadaan minyak mentah dan BBM oleh ISC akan dilakukan di Indonesia. Dengan begitu, proses itu bakal tunduk sepenuhnya pada hukum di Indonesia.

Selain itu, auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan penegak hukum seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kejaksaan bisa mengawasi. "Ketakutan bahwa praktik yang terjadi di Petral akan terulang atau terjadi lagi di ISC bisa diminimalkan," tambah Faisal.

Selain itu, tim juga merekomendasikan agar jajaran Pertamina segera mengganti seluruh pekerja yang ada di Petral maupun ISC. Tujuannya: agar seluruh proses penjualan dan pengadaan minyak mentah maupun BBM dan bisnis Petral ke depan menjadi lebih baik dan transparan. "Dari manajer sampai pimpinan tertinggi perlu diganti," tegas Faisal.

Masih pakai trader

Faisal menjelaskan alasan Tim Reformasi Tata Kelola Migas memangkas kewenangan Petral dan mengalihkan ke ISC berdasarkan temuan adanya kejanggalan bisnis Petral. Misal, meski selama ini Petral mengklaim pengadaan minyak yang dimenangkan NOC lewat tender, faktanya, pengadaan minyak oleh NOC tidak didapat dari produksi sendiri. NOC kerap memperoleh minyak untuk kebutuhan lokal dari pihak lain atau trader lainnya. Salah satunya dari PTT Thailand.

Perusahaan minyak milik pemerintah Thailand menjadi vehicle dalam pengadaan minyak mentah jenis Azeri dari Azerbaijan. Ini pula yang menjadi tanya. Mestinya Petral bisa kontrak langsung dengan Socar Trading Singapore Pte Ltd yang merupakan NOC Azerbaijan.

Hal lain yang janggal adalah NOC Azerbaijan malah tak ikut tender pengadaan minyak mentah Azeri. "Kami menemukan ada surat persetujuan direksi Pertamina, bahwa pola pengadaan minyak mentah dan BBM untuk kebutuhan dalam negeri oleh NOC tak terbatas hanya pada produksi sendiri," ungkap dia.

Pengamat Global Future Institute Agus Setiawan menilai, tidak ada terobosan baru dalam rekomendasi Tim Reformasi Migas atas pengalihan kewenangan pengadaan minyak mentah dan BBM dari Petral ke ISC Pertamina. "Menurut saya, polanya masih sama saja. Ini hanya ganti baju dan ganti orang saja, tidak ada yang baru," ujar dia.

Meski ISC menggantikan, toh Pertamina juga yang memegang kuasa di bisnis ini. Dia menjelaskan, oknum pemain di bisnis migas hanya oknum tertentu yang mencari rente di Petral. Kata Agus, mafia migas masih tetap bisa bermain.

Ladang bermain bisa berganti ke ISC jika tidak ada kontrol. Apalagi transaksi jual beli minyak dan BBM juga melibatkan pemain internasional yang selama ini lebih banyak terjadi di luar negeri. Tentu saja, pemangkasan tugas Petral baru sebatas rekomendasi. Keputusan tetap di tangan pemerintah

sumur http://www.tribunnews.com/bisnis/201...petral-disunat

coment boss


Link: http://adf.ly/vjFYT
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive