
bantahan buat Quroish Shihab:
Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam Telah Dijamin Surga
Sedang hangat dalam dua pekan ini perihal statement kakek[1] Quraish Shihab tentang tidak dijaminnya surga bagi Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam[2]. Ini menambah daftar statement bermasalah Quraish Shihab dalam masalah agama yang menyebar ke tengah umat[3].
Quraish Shihab menyatakan ketiadaan jaminan Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam masuk surga berdalil dengan hadits bahwa tidak ada seorang pun yang masuk surga dengan amalnya. Perkataan ini mengandung dua kekeliruan pokok, yaitu:
1. Pernyataan Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam tidak dijamin masuk surga.
Perkataan ini tidak pernah dikatakan ulama Islam manapun yang diakui kaum muslimin – kecuali Quraish Shihab sendiri barangkali. Perkataan ini sangat munkar yang dapat menyebabkan pengucapnya keluar (murtad) dari Islam. Banyak nash, baik yang penunjukkannya langsung ataupun tidak langsung, menyatakan Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam telah Allah ta'ala jamin masuk ke dalam surga. Diantaranya:
Allah ta'ala berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah" [QS. Al-Ahzaab : 21].
Sisi pendalilan : Jika individu Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam telah ditetapkan sebagai teladan bagi umatnya yang mengharapkan pahala dan rahmat Allah di akhirat[4] (surga), tentu konsekuensinya beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam adalah individu yang telah dijamin surga.[5]
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ
"Sesungguhnya Kami telah memberikanmu Al-Kautsar" [QS. Al-Kautsar].
Sisi pendalilan : Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam telah dijanjikan Allah ta'ala mendapatkan Al-Kautsar, dan Al-Kautsar adalah sungai di dalam surga[6]. Jika beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam dijanjikan mendapatkan sesuatu di dalam surga, pasti beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam akan memasukinya.
Dalil dari hadits-hadits Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam :
وحَدَّثَنِي عَمْرٌو النَّاقِدُ، وزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ، قَالَا: حَدَّثَنَا هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ الْمُغِيرَةِ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " آتِي بَابَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَأَسْتَفْتِحُ، فَيَقُولُ الْخَازِنُ: مَنْ أَنْتَ؟ فَأَقُولُ: مُحَمَّدٌ، فَيَقُولُ: بِكَ أُمِرْتُ، لَا أَفْتَحُ لِأَحَدٍ قَبْلَكَ "
Dan telah menceritakan kepadaku 'Amru bin An-Naaqid dan Zuhair bin Harb, mereka berdua berkata : Telah menceritakan kepada kami Haasyim bin Al-Qaasim : Telah menceritakan kepada kami Sulaimaan bin Al-Mughiirah, dari Tsaabit, dari Anas bin Maalik, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam : "Aku mendatangi pintu surga pada hari kiamat. Lalu aku minta dibukakan. Penjaga pintu surga berkata : 'Siapakah engkau?'. Lalu aku menjawab : 'Muhammad'. Lantas ia berkata : 'Aku diperintahkan dengan sebabmu, aku tidak membukanya untuk seorangpun sebelummu" [Diriwayatkan oleh Muslim no. 197].
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، وإِسْحَاق بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ قُتَيْبَةُ، حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنِ الْمُخْتَارِ بْنِ فُلْفُلٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " أَنَا أَوَّلُ النَّاسِ يَشْفَعُ فِي الْجَنَّةِ، وَأَنَا أَكْثَرُ الأَنْبِيَاءِ تَبَعًا "
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'iid dan Ishaaq bin Ibraahiim; Qutaibah berkata : Telah menceritakan kepada kami Jariir, dari Al-Mukhtaar bin Fulful, dari Anas bin Maalik, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam : "Aku adalah orang yang pertama kali memberi syafa'at di surga, dan aku adalah nabi yang paling banyak pengikutnya" [Diriwayatkan oleh Muslim no. 196].
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ زُرَارَةَ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ سَهْلٍ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا، وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا "
Telah menceritakan kepadaku 'Amru bin Ruzaiq : Telah mengkhabarkan kepada kami 'Abdul-'Aziiz bin Abi Haazim, dari ayahnya, dari Sahl, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam : "Aku dan orang yang menanggung anak yatim berada di surga seperti ini." Beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya, dan sedikit merenggangkan antara kedunya [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 5304].
حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ عَلْقَمَةَ الْمَكِّيِّ عَنْ ابْنِ أَبِي حُسَيْنٍ عَنْ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ جِبْرِيلَ جَاءَ بِصُورَتِهَا فِي خِرْقَةِ حَرِيرٍ خَضْرَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّ هَذِهِ زَوْجَتُكَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
Telah menceritakan kepada kami 'Abd bin Humaid : Telah mengkhabarkan kepada kami 'Abdurrazzaq, dari 'Abdullah bin 'Amru bin 'Alqamah Al-Makkiy, dari Ibnu Abi Husain, dari Ibnu Abi Mulaikah, dari 'Aaisyah : "Bahwasannya Jibriil datang kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersama gambar Aisyah dalam secarik kain sutera hijau, lalu berkata : 'Sesungguhnya ini adalah isterimu di dunia dan akhirat'" [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 3880; shahih].
Istri di akhirat maksudnya di surga.
Masih banyak hadits-hadits lain yang menjelaskan hal serupa yang menjelaskan Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam kelak masuk surga. Ini satu kepastian (jaminan).
2. Berdalil dengan hadits yang menyatakan amal bukan sebab masuk surga untuk menyatakan Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam tidak dijamin surga.
Hadits yang dimaksud (diantaranya) adalah:
عَنْ عَائِشَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: سَدِّدُوا، وَقَارِبُوا، وَأَبْشِرُوا، فَإِنَّهُ لَا يُدْخِلُ أَحَدًا الْجَنَّةَ عَمَلُهُ، قَالُوا: وَلَا أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: وَلَا أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِمَغْفِرَةٍ وَرَحْمَةٍ
Dari 'Aaisyah, dari Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda : "Beramallah sesuai sunnah (istiqamah) dan berlaku imbanglah, dan berilah kabar gembira, sesungguhnya seseorang tidak akan masuk surga karena amalannya". Para shahabat berkata : "Begitu juga dengan engkau wahai Rasulullah?". Beliau bersabda : "Begitu juga denganku, namun Allah melimpahkan rahmat dan ampunan-Nya kepadaku" [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6464 & 6467 dan Muslim no. 2818].
Ini pendalilan yang tidak nyambung[7]. Dalam konteks apapun, hadits ini tidak bisa diambil kesimpulan bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam tidak mendapat jaminan surga dari Allah ta'ala. Hadits ini hanyalah memberikan penjelasan bahwa amal shalih semata tanpa disertai rahmat Allah ta'ala tidak menyebabkan pelakunya masuk ke dalam surga.[8] Tidak ada seorang ulama pun – sependek pengetahuan saya – yang mengatakan dengan dasar hadits ini Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam tidak dijamin dengan surga.
Bahkan hadits di atas membantah Quraish Shihab sendiri, karena Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam telah menegaskan Allah ta'ala melimpahkan rahmat dan ampunan-Nya kepadanya. Secara tidak langsung, ini merupakan jaminan dari Allah ta'ala akan kepastian diterimanya amal shalih Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam dan memasukkannya ke dalam surga.
Sudah keliru dan tidak nyambung, Quraish Shihab pun melempar pembelaan bahwa statemennya telah dipelintir, dikutip sepotong dan di luar konteksnya oleh orang yang mengkritiknya.
Di bagian akhir ceramah, Quraish Shihab memang menyatakan bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam akan diberikan sesuatu yang menjadikan beliau merasa puas dengan anugerah Tuhan, yang itu dipahami dengan surga. Memang paradoks. Dari sisi manapun, tidak boleh untuk dikatakan Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam tidak mendapat jaminan surga dari Allah ta'ala. Sudah begitu, tidak benar pula cara pendalilannya.
Sebagai tambahan : Ada yang perlu dirinci dari pembahasan ini. Selain Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam, memang tidak boleh memastikan seseorang dari kalangan umatnya yang masuk surga atau neraka kecuali ada dalil yang menunjukkannya. Diantara orang yang dipastikan masuk surga berdasarkan dalil adalah Abu Bakr, 'Umar, 'Utsmaan, 'Aliy, Thalhah, Az-Zubair, Sa'd bin Waqqaash, 'Abdurrahmaan bin 'Auf, dan Sa'iid bin Zaid radliyallaahu 'anhum.[9] Juga 'Aaisyah, Sa'd bin Mu'aadz[10], dan yang lainnya yang terdapat dalam nash-nash. Adapun orang-orang yang dipastikan masuk neraka antara lain adalah : Abu Lahab, Abu Jahl, 'Abdullah bin Ubay bin Saluul, dan yang lainnya yang terdapat dalam nash-nash.
Wallaahul-musta'aan.
[abul-jauzaa' – perumahan ciomas permai – 20072014 – 17:50].
sumber
Dikutip dari: http://adf.ly/vNK44


