
Jakarta – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan setiap tahun Indonesia kehilangan 3 juta ton akibat pencurian. Karena itu, Susi tak menghitung untung-rugi dalam menentukan biaya pengawasan di perairan Indonesia.
"Kita setiap tahun dirampok, jangan hitung untung atau rugi," kata Susi di kantornya, Kamis, 18 Desember 2014.
Menurut Susi, biaya patroli kapal senilai ratusan juta tidak ada artinya jika dibandingkan dengan kerugian akibat pencurian ikan yang mencapai ratusan triliun rupiah. Susi menghitung ada kerugian negara Rp 300 triliun per tahun, sedangkan biaya patroli "hanya" Rp 100 juta. "It is nothing," ujar Susi.
Karena itu, kata Susi, dia juga melibatkan berbagai pihak dalam pengawasan laut. Untuk mendapatkan hasil survei perairan, Susi meminta bantuan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut. Meski kapal TNI sekali jalan menghabiskan 18 ribu liter solar, Susi tetap meminta survei itu berlangsung. "Tetap kita lakukan karena demi kedaulatan," ucap Susi.
Namun Susi mengaku kesulitan menggenjot pendapatan nelayan lokal hingga Rp 300 triliun atau setara dengan jumlah ikan yang dicuri. Sebab, kemampuan kapal lokal masih terbatas. "Tapi lebih baik ikan ada di tengah laut atau di pantai agar bisa ditangkap nelayan, daripada kita miskin," kata Susi.
Sumber: http://untuknkri.org/susi-kesal-juta...pok-tiap-tahun
Dikutip dari: http://adf.ly/vNnPR


