Putri Proklamator Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri mempertanyakan pengungkapan kasus-kasus korupsi yang ditudingkan kepada Presiden Joko Widodo. Rachmawati pesimis dengan penegakan hukum yang berlandaskan konstitusi liberal kapitalistik.
"Penguasa sekarang hanya pencitraan mengelabui rakyat, bagaimana dengan kasus-kasus yang melibatkan penguasa sekarang terutam Jokowi, akan dipetieskan? Dipetieskan melalui kroni-kroni yang ada diinstitusi penegak hukumkah? Wasalam," tegas Rachmawati di akun Twitter @rsoekarnoputri.
Rachmawati menegaskan bahwa peringatan Hari Anti Korupsi hanya ceremonial. Korupsi tidak akan mungkin diberantas.
"Penguasa sekarang hanya pencitraan mengelabui rakyat, bagaimana dengan kasus-kasus yang melibatkan penguasa sekarang terutam Jokowi, akan dipetieskan? Dipetieskan melalui kroni-kroni yang ada diinstitusi penegak hukumkah? Wasalam," tegas Rachmawati di akun Twitter @rsoekarnoputri.
Rachmawati menegaskan bahwa peringatan Hari Anti Korupsi hanya ceremonial. Korupsi tidak akan mungkin diberantas.
"NATO -No action talk only- hanya ceremonial peringatan hari anti korupsi, korupsi tidak akan mungkin diberantas karena : "1. Landasan konstitusinya liberal kapitalistik. 2. Inherent di dalamnya sistim kapitalisme free fight liberalism dan free market oriented. 3. Korupsi inherent sifat dalam sistim siapa yang kuat menelan yang lemah, tidak ada keadilan sosial," tulis @rsoekarnoputri.
Diberitakan sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar peringatan Hari Anti-Korupsi sedunia di Yogyakarta, mulai 9-11 Desember 2014. Kegiatan yang dipusatkan di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM).
Sumber gan: http://goo.gl/2mqDKG
Dikutip dari: http://adf.ly/v7EJE
