Pengamat politik J Kristiadi mengatakan Musyawarah Nasinal Partai Golongan Karya ke-IX di Bali, menghasilkan monster pemburu kekuasaan, yaitu Aburizal Bakrie. Kemenangan Aburizal Bakrie untuk periode kedua sebagai Ketua Umum Partai Golkar, dinilainya tidak melalui cara demokratis. "Saya miris menyaksikan tidak ada proses demokrasi, ngeri, karena demokrasi tanpa peradaban, tanpa etika, tanpa nilai, itu menghasilkan monster," cetus Kristiadi dalam dialog di Wide Shot, Metro Tv, Kamis (4/12/2014). Prosedur demokrasi tidak ditegakkan dalam penyelenggaraan munas yang diketuai oleh Nurdin Halid, yang mana agendanya untuk memenangkan Aburizal secara aklamasi. "Prosedur demokrasi sudah kehilangan roh di munas," ucap Kris. Penyelenggaraan munas di Bali, lanjut dia, karena hanya melahirkan pemimpin yang memiliki misi untuk memburu kekuasaan, dan menjadikan kadernya sebagai 'robot' yang dipaksa mematuhi keputusan munas. "Ini organisasi tanpa adanya roh akan jadi monster, yang ada hanya wadahnya, tidak ada rohnya. Jadi kerjanya hanya memburu kekuasaan, kader hanya sebagai robot," kata dia
Sumber
Dikutip dari: http://adf.ly/uyiK7
Sumber
Dikutip dari: http://adf.ly/uyiK7


