
Meme Gubernur DKI Ahok dan Gubernur FPI Fahrurrozi. Twitter.com
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur versi Front Pembela Islam (FPI) Fahrurrozi Ishaq mengatakan semua keputusan yang diambil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama salah. "Segala keputusan Ahok, saya tak setuju pokoknya," kata Fahrurrozi saat ditemui Tempo di kantornya, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu, 17 Desember 2014. (Baca: Ahok Bangun LRT Kebayoran-Kelapa Gading)
Sejumlah keputusan Ahok yang dianggap salah, antara lain melantik Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, melarang sepeda motor melintas di Bundaran HI sampai Medan Merdeka Barat, dan pengetatan aturan peredaran minuman keras melalui legalisasi. (Baca: Ahok Mencak-mencak di Balai Kota, Apa Sebabnya?)
Fahrurrozi menilai yang lebih pantas menjadi wakil gubernur adalah orang Jakarta asli. Adapun dia telah memilih dan melantik wakilnya Umar Mohd. Al-Hamid. Umar adalah Presiden Direktur PT Dejemas Jaya Hutan, perusahaan yang bergerak di bisnis kayu gaharu. (Baca: Ini Kata Ahok Saat Djarot 'Absen' ke Balai Kota)
Mengenai larangan sepeda motor di HI sampai Jalan Medan Merdeka Barat, Fahrurrozi menilai tindakan Ahok itu bodoh. "Dia (Ahok) menyengsarakan warga," kata Fahrurrozi. Menurut dia, kebijakan ini membuat masyarakat rugi besar, padahal mereka juga membayar pajak. (Baca: Mengapa Ahok Emoh Pakai Swasta untuk Keruk Sungai?)
Perihal pengetatan aturan peredaran minuman keras melalui legalisasi, Fahrurrozi mengatakan kebijakan tersebut dapat membuat lebih banyak orang mabuk dan melakukan kejahatan di jalanan. "Seharusnya turis disuguhkan keaslian yang dimiliki suatu daerah, misalnya Jakarta punya minuman lokal bir pletok atau bandrek. Ini yang harus dilestarikan," ujar Fahrurrozi. "Saya tak ingin Jakarta jadi tempat maksiat." (Baca juga: Ahok: Bicara Saya Sering Off Side, Jokowi...)
Sumber
---
FPI strikes back
Ini ormas mengatasnamakan Islam tapi tidak mencerminkan Islam yang sesungguhnya
Bahkan umat Islam sendiri pun mencekam setiap aksi dan keputusan yang dibuat oleh FPI
Dan anehnya era pak Soeharto, ini ormas gak keliatan batang hidungnya
Semakin ke sini semakin menjadi. Tanya: kenapa?
Dikutip dari: http://adf.ly/vSjCU


