Ini Persamaan Banjir di Indonesia dan Malaysia

Jakarta - Banjir besar kembali mengancam warga DKI Jakarta. Sejak sabtu pagi hujan deras mengguyur hampir seluruh wilayah. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta, ketinggian air di Pintu Air Manggarai sudah mencapai 760 cm. "Sudah di posisi status siaga III," tulis situs resmi PNPD DKI Jakarta, Sabtu, 27 Desember 2014.
Bencana banjir juga terjadi di beberapa wilayah lain seperti Bandung Selatan. Banjir bandang yang terjadi pada Selasa, 23 Desember lalu itu menyebabkan 36 ribu rumah di 9 kecamatan terendam air karena luapan Sungai Cisangkuy, anak Sungai Citarum. Pemerintah kota Bandung telah menetapkan status tanggap darurat bencana hingg 29 Desember 2014.
Tak hanya di Indonesia, banjir tahun ini juga melanda lima negara bagian di Malaysia sejak 16 Desember 2014. Banjir di Malaysia tahun ini disebut sebagai banjir terparah sepanjang sejarah Malaysia dan menyebabkan 90.250 jiwa harus mengungsi.
Berikut persamaan banjir di Indonesia dan Malaysia
1. Curah hujan tinggi.
Banjir di Malaysia tahun ini dipicu tingginya curah hujan yang melanda kawasan Semenanjung Timur Malaysia. Hal yang sama juga terjad di Indonesia. Berdasarkan data Badan Meteorologi Klomatologi dan Geofisika curah hujan tinggi melanda sebagian wilayah hingga pergantian tahun nanti.
"Berdasarkan pantauan satelit citra, hingga sepekan ke depan hujan dengan intensitas sedang dan tinggi akan mengguyur beberapa wilayah seperti Bogor, " kata Kepala Stasiun Klimatologi Dermaga Dedi Sucahyono, Kamis, 25 Desember 2014.

Jakarta - Banjir besar kembali mengancam warga DKI Jakarta. Sejak sabtu pagi hujan deras mengguyur hampir seluruh wilayah. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta, ketinggian air di Pintu Air Manggarai sudah mencapai 760 cm. "Sudah di posisi status siaga III," tulis situs resmi PNPD DKI Jakarta, Sabtu, 27 Desember 2014.
Bencana banjir juga terjadi di beberapa wilayah lain seperti Bandung Selatan. Banjir bandang yang terjadi pada Selasa, 23 Desember lalu itu menyebabkan 36 ribu rumah di 9 kecamatan terendam air karena luapan Sungai Cisangkuy, anak Sungai Citarum. Pemerintah kota Bandung telah menetapkan status tanggap darurat bencana hingg 29 Desember 2014.
Tak hanya di Indonesia, banjir tahun ini juga melanda lima negara bagian di Malaysia sejak 16 Desember 2014. Banjir di Malaysia tahun ini disebut sebagai banjir terparah sepanjang sejarah Malaysia dan menyebabkan 90.250 jiwa harus mengungsi.
Berikut persamaan banjir di Indonesia dan Malaysia
1. Curah hujan tinggi.
Banjir di Malaysia tahun ini dipicu tingginya curah hujan yang melanda kawasan Semenanjung Timur Malaysia. Hal yang sama juga terjad di Indonesia. Berdasarkan data Badan Meteorologi Klomatologi dan Geofisika curah hujan tinggi melanda sebagian wilayah hingga pergantian tahun nanti.
"Berdasarkan pantauan satelit citra, hingga sepekan ke depan hujan dengan intensitas sedang dan tinggi akan mengguyur beberapa wilayah seperti Bogor, " kata Kepala Stasiun Klimatologi Dermaga Dedi Sucahyono, Kamis, 25 Desember 2014.
2. Sedimentasi Sungai
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Djoko Mursito mengatakan salah satu penyebab banjir di Bandung selatan adalah semakin parahnya sedimentasi di sejumlah sungai. Djoko mengatakan Kementerian PU sebenarnya sudah memprogramkan normalisasi Sungai Citarum agar kemampuan menahan banjir 5 tahunan naik menjadi 20 tahunan. "Tapi karena tiap tahun terjadi sedimentasi dan daerah resapan hujan berkurang, ya tetap jadi 5 tahunan terus. Kami nggak bisa sendirian mengatasinya," kata Djoko.
Beberapa media Malaysia juga melaporkan banjir tahun ini juga disebabkan meluapkanya sejumlah sungai.
3. Berkurangnya daerah resapan
Pesatnya pembangunan di beberapa kota di Malaysia dan Indonesia membuat berkurangnya daerah resapan air. Pembangunan sejumlah gedung dan pemukiman kerap mengabaikan bukaan tanah untuk resapan air. Akibarnya air tumpah ke sungai dan menyebabkan sungai meluap.
4. Kebiasaan buang sampah ke sungai
Di beberapa daerah masiha ada kebiasaan masyarakat membuang sampah ke sungai. Hal ini menyebabkan tersendatnya aliran air sehingga sungai mudah meluap. Sampah yang tertimbun di dasar sungai juga menyebabkan pendangkalan.
Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air (Disbimarta) Kota Bekasi Tri Adhianto, mengatakan salah satu penyebab banjir di bekasi adalah tumpukan sampah yang menutup saluran air. Akibatnya bila hujan datang sungai akan mudah meluap dan menggenangi permukiman warga.
SUMBER............. (www.tempo.co)
Antara Indonesia dan Malaysia, keadaannya mah enggak jauh beda jadi pas banjir ya banyak kesamaannya!!!!!!
Dikutip dari: http://adf.ly/vZzSj


