Petugas Kantor Imigrasi Bogor, menggerebek sejumlah vila di kawasan Puncak, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor yang dijadikan sebagai penampungan perempuan yang diduga menjadi pekerja seks komersil (PSK) pada Rabu malam, 3 Desember 2014.
Dalam penggerbekan tersebut, petugas menangkap 19 orang perempuan asal Maroko yang diduga menjadi PSK di Kawasan Puncak. "Penggerbekan dan razia ini berawal dari informasi dan laporan masyarakat," kata Kepala Imigrasi Bogor, Herman Lukman.
Dia mengatakan, setelah mendapatkan laporan tersebut, petugas langsung menyelidiki dengan berpura-pura menjadi konsumen. Dari situ, petugas menangkap dua warga negara Maroko yang menjajakan jasanya.
Berawal dari situ, petugas kembali mengintai dan mendapatkan informasi jika para pekerja seks asal Maroko itu berkumpul dan tinggal di sejumlah vila. "Ada empat vila yang kami gerebek dan mendapatkan belasan orang wanita pekerja seks," katanya.
Herman mengatakan, para pekerja seks asal Maroko itu mendapatkan uang sekitar Rp 4 - 5 juta dari setiap pelanggan. "Mereka tak sembarangan memilih pria hidung belang," ujar Herman. Lelaki yang dilayani hanya yang berasal dari Timur Tengah atau WNA lain. "Mereka tidak mau pria asal Indonesia."
Biasanya transaksi dilakukan di sebuah cafe khusus tempat berkumpul warga Timur tengah, dan diantar oleh penduduk lokal menggunakan ojek atau mobil. "Jika dalam pertemuan di cafe tersebut cocok, maka wanita ini akan dibawa oleh pria hidung belangnya ke vila yang sudah ditentukan," kata Herman.
Sumber
Dikutip dari: http://adf.ly/ux6EF
