HONG KONG, (PRLM).-Setelah mengecam praktik perbudakan tenaga migran di Qatar, lembaga pemantau HAM Amnesty International (AI) kembali melakukan hal yang sama terhadap kondisi perbudakan pembantu rumah tangga di Hong Kong yang mayoritas adalah warga Indonesia itu.
Seperti dilaporkan kantor berita AFP, Kamis (21/11/2013), Amnesty mengecam perlakuan para pemberi kerja di wilayah bekas koloni Inggris itu yang memperlakukan ribuan pembantu rumah tangga (PRT) asal Indonesia seperti binatang.
Laporan Amnesty yang bertajuk �Exploited for Profit, Failed by Governments (Dieksploitasi untuk Keuntungan, Dikecewakan Pemerintah)" itu, dipublikasikan hanya beberapa minggu setelah pasutri Hong Kong dipenjara akibat menyetrika dan merantai PRT-nya yang berasal dari Indonesia itu.
Laporan ini didasarkan pada wawancara dengan 97 pekerja domestik migran dan hasil survei terhadap hampir 1.000 perempuan yang tergabung dalam Serikat Pekerja Migran Indonesia.
Sumber: Pikiran Rakyat Online
Pemerintah Indonesia Dinilai tak Becus Lindungi PRT di Hong Kong
HONG KONG, (PRLM).-Masih dalam laporan yang sama, otoritas Amnesty juga menyalahkan pemerintah Indonesia dan Hong Kong yang tak bertindak tegas mencegah praktik perbudakan modern menimpa para TKW asal Indonesia.
Dalam hal ini, kata Muico, pemerintah Indonesia dan Hong Kong seharusnya melakukan perlindungan terhadap mereka dengan mengacu pada sejumlah aturan yang berlaku di kedua negara.
Berdasarkan data, saat ini terdapat 300.000 PRT di Hong Kong, mayoritas berasal dari Indonesia.
Negara terbesar kedua pemasok PRT ke daerah otonomi di Cina itu adalah Filipina. Akan tetapi, untuk Filipina, perbudakan terhadap PRT dari negara jiran itu bisa dicegah karena pemerintahnya aktif melindungi para pekerja migrannya itu.
Terkait tudingan Amnesty ini, otoritas Hong Kong menolak memberikan komentar.
Sumber: Pikiran Rakyat Online
![[imagetag]](http://cdn.kaskus.com/images/smilies/s_big_cendol.gif "Blue Guy Cendol (L)")
Seperti dilaporkan kantor berita AFP, Kamis (21/11/2013), Amnesty mengecam perlakuan para pemberi kerja di wilayah bekas koloni Inggris itu yang memperlakukan ribuan pembantu rumah tangga (PRT) asal Indonesia seperti binatang.
Laporan Amnesty yang bertajuk �Exploited for Profit, Failed by Governments (Dieksploitasi untuk Keuntungan, Dikecewakan Pemerintah)" itu, dipublikasikan hanya beberapa minggu setelah pasutri Hong Kong dipenjara akibat menyetrika dan merantai PRT-nya yang berasal dari Indonesia itu.
Laporan ini didasarkan pada wawancara dengan 97 pekerja domestik migran dan hasil survei terhadap hampir 1.000 perempuan yang tergabung dalam Serikat Pekerja Migran Indonesia.
Sumber: Pikiran Rakyat Online
Pemerintah Indonesia Dinilai tak Becus Lindungi PRT di Hong Kong
HONG KONG, (PRLM).-Masih dalam laporan yang sama, otoritas Amnesty juga menyalahkan pemerintah Indonesia dan Hong Kong yang tak bertindak tegas mencegah praktik perbudakan modern menimpa para TKW asal Indonesia.
Dalam hal ini, kata Muico, pemerintah Indonesia dan Hong Kong seharusnya melakukan perlindungan terhadap mereka dengan mengacu pada sejumlah aturan yang berlaku di kedua negara.
Berdasarkan data, saat ini terdapat 300.000 PRT di Hong Kong, mayoritas berasal dari Indonesia.
Negara terbesar kedua pemasok PRT ke daerah otonomi di Cina itu adalah Filipina. Akan tetapi, untuk Filipina, perbudakan terhadap PRT dari negara jiran itu bisa dicegah karena pemerintahnya aktif melindungi para pekerja migrannya itu.
Terkait tudingan Amnesty ini, otoritas Hong Kong menolak memberikan komentar.
Sumber: Pikiran Rakyat Online
