SITUS BERITA TERBARU

(BISAKAH jokowi sprti ini) Raja Yordania piloti sendiri jet tempur, serbu markas ISIS

Thursday, February 5, 2015
Merdeka.com - Raja Abdullah II, sang penguasa Yordania, marah besar karena Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) membunuh pilot tempurnya dua hari lalu. Hari ini, Kamis (5/2), media-media Timur Tengah ramai mengabarkan bahwa raja ikut terjun menggempur markas ISIS di perbatasan Yordania-Suriah.

Surat kabar An Nahar memastikan Raja Abdullah II ikut berperang. Pada masa mudanya, pemimpin Yordania ini adalah perwira Angkatan Udara, memiliki kemampuan menerbangkan jet tempur.

Sementara Stasiun Televisi Fox News, melaporkan bahwa sang raja kemarin memangkas jadwal lawatan di Amerika Serikat awal pekan ini, setelah dipastikan sandera ISIS asal Yordania dibakar hidup-hidup.

Saat kabar itu dia terima, Abdullah II memutuskan segera pulang ke Ibu Kota Amman. Tiga tahanan teroris yang terkait dengan ISIS dieksekusi mati kemarin subuh.

"Raja Abdullah sangat marah, dia mengatakan siap memerangi ISIS sampai mereka kehabisan minyak dan peluru," ujar satu sumber dekat dengan istana Amman.

Keberanian Raja Abdullah jadi obrolan ramai warga AS. Mereka membandingkannya dengan Presiden Barack Obama yang tak punya strategi jelas mengatasi situasi panas di Timur Tengah.

"Raja Abdullah jelas lebih bernyali dibanding Obama," kata Senator Duncan Hunter, dari Partai Republik yang berseberangan dengan Gedung Putih.


Para militan ISIS akhir Januari mengontak Yordania, menuntut pertukaran tahanan Al Qaidah bernama Sajida al-Rishawi dengan pilot jet tempur Yordania Muath al-Kasaesbeh yang mereka sandera.

Jet tempur Muath mengalami kerusakan mesin di atas Kota Raqqa, pada Desember 2014, sehingga dia terpaksa menggunakan kursi pelontar. Nahas, sang pilot langsung ditangkap oleh para militan pendukung khilafah.

Karena Yordania dianggap tidak merespon tuntutan ISIS, Muath dibakar hidup-hidup di dalam bui. Video pembantaian itu lantas diunggah ke Internet. Warga Yordania marah besar. Dua hari terakhir unjuk rasa meluas, menuntut tentara membuka perbatasan agar mereka bisa langsung menghabisi ISIS.

http://www.merdeka.com/dunia/raja-yo...rkas-isis.html

Raja Yordania Piloti Pesawat Sendiri Buru ISIS

Raja Yordania Abdullah II bersumpah akan membalas kematian pilot tempurnya, Letnan Moaz al-Kasasbe, 26 tahun. Untuk mengekspresikan amarahnya kepada kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), ia mengutip dialog dalam sebuah film berjudul Unforgiven yang diperankan aktor Clint Eastwood. "Saya tidak hanya akan membunuhnya. Saya juga akan bunuh istrinya dan semua teman-temannya, membakar rumahnya," kata Raja Abdullah di hadapan anggota parlemen Amerika Serikat yang dikutip dari Daily Mail, Selasa, 3 Februari 2015.

Anggota DPR AS dari Partai Republik, Duncan Hunter, mengatakan pernyataan Raja Abdullah II itu memperlihatkan rencananya untuk sebuah tindakan sangat keras terhadap ISIS. "Dia (Raja Yordania) mengatakan akan ada pembalasan yang ISIS tidak pernah saksikan. Dia sangat marah," kata Duncan.

Kemudian kabar merebak bahwa Raja Abdullah II akan menerbangkan sendiri pesawat tempurnya untuk memberangus ISIS. Abdullah II dikenal sebagai pilot tempur terlatih.

Kemurkaan Raja Yordania dibuktikan dengan mengeksekusi mati dua milisi pada Rabu pagi, 4 Februari 2015. Dua anggota jaringan teroris Al-Qaeda, Ziad al-Karboli dan Sajida al-Rishawi, dihukum gantung. Sebelumnya, ISIS menuntut pembebasan Sajida sebagai balasan untuk membebaskan Moaz. Namun Yordania menolaknya.

Moaz saat itu menjalankan misi kerja sama Yordania dan Amerika Serikat untuk memberangus ISIS. Pesawat tempur F16 yang dipiloti Moaz jatuh di Raqqa, Suriah, pada 24 Desember 2014. ISIS kemudian menyanderanya. Pada Selasa, 3 Februari 2015, ISIS menayangkan video tentang Moaz yang dibakar hingga tewas di sebuah tempat yang tidak disebutkan.

Senator Republik dari South Carolina, Lindsey Graham, setelah pertemuan terpisah dengan Raja Abdullah II, mengatakan Raja Yordania akan mengeluarkan kekuatan penuh untuk menghadapi ISIS. Raja Abdullah II mempersingkat kunjungannya di Amerika Serikat setelah mendengar pilotnya dibunuh. Ia tiba di Amman pada Rabu, 4 Februari 2015.

http://www.tempo.co/read/news/2015/0...diri-Buru-ISIS

Pemimpin yang bernyali saya berharap Presiden Jokowi bisa seperti beliau mungkin tidak utk bertempur karena beliau bukan prajurit tapi minimal berani mengambil keputusan sesuai dengan hati nurani beliau dan bermanfaat bagi orang banyak serta tidak terombang ambing oleh banyak kepentingan ( EDISI CURHAT)

Link: http://adf.ly/yvPEB
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive