Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali membuat ulah. Kali ini, 11 anggota Grup 2 Kopassus terlibat kasus penyerangan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman.
Dalam operasi ilegal itu, para tentara membunuh empat orang tahanan. Para korban yang merupakan tersangka pembunuh anggota Kopassus Serda Heru Santoso, diberondong timah panas saat berada di sel.
Sejak awal, muncul dugaan jika pelaku adalah orang-orang terlatih. Jika melihat ke belakang, muncul anggapan jika pelaku adalah tentara yang balas dendam. Setelah kejadian, Panglima Kodam IV/Diponegoro Mayjen TNI Hardiono Saroso tegas membantah anggotanya terlibat.
Kini, TNI tak bisa lagi berkelit. Sebenarnya ini yang kesekian kali tentara menunjukkan arogansinya. Menggunakan otot, mereka membabi buta melakukan penyerangan.
Berikut 5 aksi brutal anggota TNI:
1. Penyerbuan Lapas Cebongan
11 Anggota Grup 2 Kopassus Kartosuro menyerbu Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman. Mereka mencari empat tahanan yang membunuh Serda Heru Santoso di Hugo's Cafe, Yogyakarta.
Setelah menemukan target, tanpa ampun seorang eksekutor U membabi buta memuntahkan timah panas. Empat tahanan meregang nyawa dengan peluru bersarang di tubuhnya.
Kini, kasus itu sudah terungkap. 11 Tentara brutal ditetapkan sebagai tersangka. Agar tak terulang, para pelaku harus dihukum seberat-beratnya.
2. Pembakaran Polres OKU
Anggota batalyon Armed 15 yang berada di Martapura, menyerang Polres Ogan Komering Ulu (OKU). Dengan brutal mereka membakar dan melukai sejumlah anggota kepolisan.
Penyerbuan kasus ini berawal dari peristiwa lalu lintas. Seorang anggota TNI yang melanggar lalu lintas kabur saat dirazia. Polisi mengejar dan melepaskan tembakan hingga prajurit TNI bernama Pratu Heru Oktavianus ini tewas.
3. Serangan geng pita kuning
Sekitar 200 orang yang mengenakan pita kuning melakukan penyerangan di sejumlah titik di Jakarta. Para pelaku berbadan tegap dan memakai sandi khusus. Setelah diselidiki ternyata para pelaku adalah anggota TNI AD.
Motif penyerang adalah balas dendam atas tewasnya anggota TNI AL, Kelasi Satu (KLS) Arifin, akibat dikeroyok pengendara motor. Serangan yang terjadi di tujuh titik itu menewaskan satu orang, dan enam orang terluka.
Selanjutnya, 4 anggota Kodam Jaya yang terlibat penyerangan itu yakni Serda YP, Serda JP, Praka M dan Pratu MK diamankan.
4. Tentara gempur markas Brimob
Anggota TNI meminta pemuda yang ditangkap membawa narkoba dibebaskan, namun polisi menolak. Tentara kemudian marah lalu menyerang perwira polisi dan dibalas tembakan anggota Polres Binjai.
Tak terima dengan aksi balasan itu, puluhan anggota dari Yonif Lintas Udara 100 menggempur markas Brimob di Tanah Tinggi, Sumatera Utara. Tanpa ampun, mereka juga menggranat markas tersebut hingga nyaris rata dengan tanah.
Tembak menembak terjadi semalaman. 10 Orang tewas dalam bentrokan ini. Tiga di antaranya warga sipil. 20 Anggota yang terlibat dipecat tidak hormat. Komandan batalyon juga dicopot dan markas batalyon dikosongkan selama setahun.
5. Penembakan Terhadap Nelayan
Pada 20 Desember 2012 terjadi penembakan terhadap 7 orang nelayan di perairan laut Pulau Papan, Raja Ampat, Papua, oleh Praka Ahmad Jumati, Babinsa di Waigama, Papua. Penembakan ini mengakibatkan empat orang meninggal, dan 2 orang luka tembak.
SUMBER
aparat harusnya bisa menjadi teladan yg baik bagi masyarakat