Metrotvnews.com, Jakarta: Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membuka hasil penyelidikan kecelakaan kereta rel listrik 1131 jurusan Serpong - Tanah Abang dan mobil tangki bermuatan 24.000 liter bensin premium di pintu perlintasan Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan, 9 Desember lalu.
Berikut adalah fakta dan faktor yang memengaruhi kecelakaan maut yang menewaskan tujuh orang itu yang dipaparkan Ketua KNKT Tatang Kurniadi di Kantor KNKT, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Senin (30/12).
Rambu-rambu lalu-lintas di tempat kejadian warnanya sudah buram, rusak dan terhalang ranting pohon. Kedua palang pintu perlintasan kereta api di ruas Jalan Bintaro Permai tidak menutup ruas jalan secara penuh. Pintu terletak di sebelah kanan ruas jalan, turunnya kedua palang pintu tersebut tidak sinkron.
Kedatangan kereta api dari arah Stasiun Pondok Ranji maupun Stasiun Kebayoran tidak dapat terlihat jelas oleh pengemudi kendaraan yang akan masuk dari arah Tanah Kusir maupun Ceger. Kedatangan kereta terhalang bangunan liar, pohon, dan aktivitas masyarakat di sekitar perlintasan.
Pada saat kejadian, 9 Desember 2013, Semboyan 35 (alat pemberitahuan aktivitas kereta api) belum terpasang. Alat vital itu baru dipasang pada 10 Desember 2013, atau satu hari setelah kejadian. Fakta-fakta di atas, menurut Tatang, amat memengaruhi peristiwa nahas itu.
Menurut data KNKT, selama waktu enam tahun (2007-2013) penyebab utama kecelakaan kereta api adalah sarana (16 kasus), prasarana (12 kasus), operasional (4 kasus), sumber daya manusia (11 kasus), dan faktor eksternal (3 kasus).
Komentar :
Siapa kemaren yang bilang ini semua salah sopir tangkinya hayo ?
Berikut adalah fakta dan faktor yang memengaruhi kecelakaan maut yang menewaskan tujuh orang itu yang dipaparkan Ketua KNKT Tatang Kurniadi di Kantor KNKT, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Senin (30/12).
Rambu-rambu lalu-lintas di tempat kejadian warnanya sudah buram, rusak dan terhalang ranting pohon. Kedua palang pintu perlintasan kereta api di ruas Jalan Bintaro Permai tidak menutup ruas jalan secara penuh. Pintu terletak di sebelah kanan ruas jalan, turunnya kedua palang pintu tersebut tidak sinkron.
Kedatangan kereta api dari arah Stasiun Pondok Ranji maupun Stasiun Kebayoran tidak dapat terlihat jelas oleh pengemudi kendaraan yang akan masuk dari arah Tanah Kusir maupun Ceger. Kedatangan kereta terhalang bangunan liar, pohon, dan aktivitas masyarakat di sekitar perlintasan.
Pada saat kejadian, 9 Desember 2013, Semboyan 35 (alat pemberitahuan aktivitas kereta api) belum terpasang. Alat vital itu baru dipasang pada 10 Desember 2013, atau satu hari setelah kejadian. Fakta-fakta di atas, menurut Tatang, amat memengaruhi peristiwa nahas itu.
Menurut data KNKT, selama waktu enam tahun (2007-2013) penyebab utama kecelakaan kereta api adalah sarana (16 kasus), prasarana (12 kasus), operasional (4 kasus), sumber daya manusia (11 kasus), dan faktor eksternal (3 kasus).
Komentar :
Siapa kemaren yang bilang ini semua salah sopir tangkinya hayo ?
