Hong Kong (ANTARA News) -
Mungkin hanya dalam mimpi hal ini bisa terjadi di Tanah Air, namun di China sudah terjadi; saat lebih dari 500 anggota DPRD tingkat II di satu provinsi China beramai-ramai kompak mengundurkan diri setelah terlibat satu skandal suap pemilihan.
Beijing tengah meningkatkan pemberantasan korupsinya, kata media pemerintah, Sabtu.
Sejumlah 512 pejabat kotapraja di Provinsi Hunan,China tengah mengundurkan diri atau dipecat setelah menerima suap dari 56 wakil Kongres Rakyat Provinsi untuk memilih mereka pada jabatan-jabatan mereka, kata Kantor Berita Xinhua.
Para pejabat kotapraja memiliki kekuasaan untuk menunjuk wakil-wakil bagi dewan provinsi mereka, parleman lokal, kendatipun proses itu ttdak merupakan satu pemilihan yang bebas sepenuhnya dan terbuka.
Pihak berwenang lokal memecat 56 wakil dari Kongres Rakyat Hunan yang beranggotakan 763 orang karena dipilih dengan membayar uang sogok, kata stasiun televisi pemerintah CCTV dan akun twitter-nya.
Satu penyelidikan awal mengungkapkan 110 juta yuan (18 juta dolar Amerika Serikat) diberikan untuk uang sogok kepada para anggota DPRD dan staf di kota kedua provinsi itu, Hengyang, kata media pemerintah, mengutip pernyataan pemerintah Hunan.
"Penyogokan itu, yang melibatkan banyak anggota dewan dan uang dalam jumlah besar adalah satu hal yang serius dan memiliki satu dampak buruk," kata Xinhua mengutip pernyataan itu.
"Ini adalah satu tantangan pada sistem kongres rakyat China, demokrasi sosialis, hukum dan disiplin partai," katanya.
Pernyataan itu menyebut Tong Mingqian, mantan ketua Partai Henyang, sebagai"yang bertangungjawab langsung" bagi skandal pemilihan itu.
Presiden China, Xi Jinping, memimpin satu pengawasan terhadap para pejabat tinggi dalam pemberantasan korupsi sejak memegang jabatan tahun lalu.
Dia berjanji memberantas korupsi oleh pejabat tingkat tinggi dijuluki "harimau-harimau" dan tingkat rendah alias "lalat-lalat", di tengah kemarahan rakyat luar biasa atas korupsi birokrat.
Pada Jumat satu pengadilan menghukum empat karyawan pemerintah di Hunan antara tiga setengah tahun dan 11 tahun penjara atas pembunuhan penjual semangka Deng Zhenglia, Juli lalu.
Media domestik menyalahkan kematian Deng pada perwira penegak hukum lokal, atau chengguan, dalam satu kasus yang memimbulkan kemarahan di kalang publik menyangkut penyalah gunaan kekuasaan.
Sumber : ANTARA NEWS
Mungkin hanya dalam mimpi hal ini bisa terjadi di Tanah Air, namun di China sudah terjadi; saat lebih dari 500 anggota DPRD tingkat II di satu provinsi China beramai-ramai kompak mengundurkan diri setelah terlibat satu skandal suap pemilihan.
Beijing tengah meningkatkan pemberantasan korupsinya, kata media pemerintah, Sabtu.
Sejumlah 512 pejabat kotapraja di Provinsi Hunan,China tengah mengundurkan diri atau dipecat setelah menerima suap dari 56 wakil Kongres Rakyat Provinsi untuk memilih mereka pada jabatan-jabatan mereka, kata Kantor Berita Xinhua.
Para pejabat kotapraja memiliki kekuasaan untuk menunjuk wakil-wakil bagi dewan provinsi mereka, parleman lokal, kendatipun proses itu ttdak merupakan satu pemilihan yang bebas sepenuhnya dan terbuka.
Pihak berwenang lokal memecat 56 wakil dari Kongres Rakyat Hunan yang beranggotakan 763 orang karena dipilih dengan membayar uang sogok, kata stasiun televisi pemerintah CCTV dan akun twitter-nya.
Satu penyelidikan awal mengungkapkan 110 juta yuan (18 juta dolar Amerika Serikat) diberikan untuk uang sogok kepada para anggota DPRD dan staf di kota kedua provinsi itu, Hengyang, kata media pemerintah, mengutip pernyataan pemerintah Hunan.
"Penyogokan itu, yang melibatkan banyak anggota dewan dan uang dalam jumlah besar adalah satu hal yang serius dan memiliki satu dampak buruk," kata Xinhua mengutip pernyataan itu.
"Ini adalah satu tantangan pada sistem kongres rakyat China, demokrasi sosialis, hukum dan disiplin partai," katanya.
Pernyataan itu menyebut Tong Mingqian, mantan ketua Partai Henyang, sebagai"yang bertangungjawab langsung" bagi skandal pemilihan itu.
Presiden China, Xi Jinping, memimpin satu pengawasan terhadap para pejabat tinggi dalam pemberantasan korupsi sejak memegang jabatan tahun lalu.
Dia berjanji memberantas korupsi oleh pejabat tingkat tinggi dijuluki "harimau-harimau" dan tingkat rendah alias "lalat-lalat", di tengah kemarahan rakyat luar biasa atas korupsi birokrat.
Pada Jumat satu pengadilan menghukum empat karyawan pemerintah di Hunan antara tiga setengah tahun dan 11 tahun penjara atas pembunuhan penjual semangka Deng Zhenglia, Juli lalu.
Media domestik menyalahkan kematian Deng pada perwira penegak hukum lokal, atau chengguan, dalam satu kasus yang memimbulkan kemarahan di kalang publik menyangkut penyalah gunaan kekuasaan.
Sumber : ANTARA NEWS