Quote:Pemilu 2014 Diperkirakan Hanya Akan Ada Tiga Blok
JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Indonesia Boni Hargens memperkirakan pemilu 2014 akan dikusasi oleh tiga blok. Poros kekuatan politik itu akan terjalin berdasarkan hasil suara pileg dan perolehan suara segelintir partai politik tertentu yang dominan.
"Terdapat tiga blok yakni Blok J atau blok Jokowi milik PDI Perjuangan, kemudian blok P dimiliki Prabowo dan Partai Gerindra dan blok X yang dikuasai Partai Golkar. Namun belum jelas siapa sosok yang akan maju di blok X," kata Boni di Jakarta, Senin (30/12).
Ketiga blok tersebut, ujar Boni, berdasarkan syarat ambang batas pencalonan presiden sebanyak 20 persen perolehan kursi di DPR atau 25 persen suara nasional.
Boni juga menggunakan hipotesis bahwa dukungan publik terhadap partai tidak akan menyebar merata. Tapi hanya akan terkumpul di beberapa partai politik besar saja.
Blok pertama diprediksikan akan dikuasai Joko Widodo dan partainya PDI Perjuangan. "Meski pun Jokowi belum dinyatakan sebagai capres, yang jelas sentimen publik tentang Jokowi sebagai capres akan menjadi kekuatan terbesar untuk kelompok nasionalis seperti PDIP dan Nasdem," ujar Boni.
Blok yang dikuasai Jokowi, lanjut Boni, akan menarik Partai Nasdem besutan Surya Paloh. Karena Nasdem sejak lama telah menunjukkan prinsip politiknya yang sejalan dengan karakter dan gaya kepemimpinan Jokowi dan PDIP.
Surya Paloh juga dianggap akan mengalah untuk tidak memaksakan diri maju sebagai capres. "Ide Nasdem yang menjadikan rakyat sebagai subjek juga telah sejalan dan menjadi gaya kepemimpinan Jokowi," ujarnya.
Kedua adalah Blok Prabowo yang juga Ketua Dewan Pembna Partai Gerindra. Dengan pasangan koalisinya, Gerindra akan memiliki kekuatan besar karena memiliki kekuatan basis ideologi dan figur pemimpin.
Gerindra dalam koalisi ini akan menjadi kekuatan politik terbesar kedua, sejalan dengan partai tengah lainnya yang memiliki kekhawatiran tidak dapat memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden.
Boni memperkirakan Partai Demokrat masuk ke koalisi ini, begitu juga dengan PAN dan PKB. "Demokrat lebih mudah masuk ke blok ini, karena jika dia ingin ke PDIP, PDIP sendiri kan partai kuat calon pemenang pemilu, maka resistensinya akan kuat," ujar Boni.
Blok ketiga adalah kekuatan koalisi yang didominasi Golkar. Namun koalisi ini akan sulit menentukan capres. Karena bakal capres Golkar, Aburizal Bakrie, masih diragukan elektabilitasnya. "Apalagi di tingkat basis, Golkar belum solid soal Aburizal," ujarnya.
Boni memerkirakan PKS, PPP, PBB akan bergabung ke koalisi ini. "Sedangkan Hanura masih di persimpangan. Dia akan ke Gerindra jika mementingkan sosok Harry Tanoe di Hanura yang memiliki banyak media. Namun, jika mementingkan pertimbangan Wiranto, Hanura akan ke PDIP atau Golkar karena Hanura lebih luwes berkomunikasi politik dengan Aburizal atau Megawati dibanding Prabowo," ujarnya.
SUMBER.....
Pemilu pake segala blok-blokan sih!!!!!!
JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Indonesia Boni Hargens memperkirakan pemilu 2014 akan dikusasi oleh tiga blok. Poros kekuatan politik itu akan terjalin berdasarkan hasil suara pileg dan perolehan suara segelintir partai politik tertentu yang dominan.
"Terdapat tiga blok yakni Blok J atau blok Jokowi milik PDI Perjuangan, kemudian blok P dimiliki Prabowo dan Partai Gerindra dan blok X yang dikuasai Partai Golkar. Namun belum jelas siapa sosok yang akan maju di blok X," kata Boni di Jakarta, Senin (30/12).
Ketiga blok tersebut, ujar Boni, berdasarkan syarat ambang batas pencalonan presiden sebanyak 20 persen perolehan kursi di DPR atau 25 persen suara nasional.
Boni juga menggunakan hipotesis bahwa dukungan publik terhadap partai tidak akan menyebar merata. Tapi hanya akan terkumpul di beberapa partai politik besar saja.
Blok pertama diprediksikan akan dikuasai Joko Widodo dan partainya PDI Perjuangan. "Meski pun Jokowi belum dinyatakan sebagai capres, yang jelas sentimen publik tentang Jokowi sebagai capres akan menjadi kekuatan terbesar untuk kelompok nasionalis seperti PDIP dan Nasdem," ujar Boni.
Blok yang dikuasai Jokowi, lanjut Boni, akan menarik Partai Nasdem besutan Surya Paloh. Karena Nasdem sejak lama telah menunjukkan prinsip politiknya yang sejalan dengan karakter dan gaya kepemimpinan Jokowi dan PDIP.
Surya Paloh juga dianggap akan mengalah untuk tidak memaksakan diri maju sebagai capres. "Ide Nasdem yang menjadikan rakyat sebagai subjek juga telah sejalan dan menjadi gaya kepemimpinan Jokowi," ujarnya.
Kedua adalah Blok Prabowo yang juga Ketua Dewan Pembna Partai Gerindra. Dengan pasangan koalisinya, Gerindra akan memiliki kekuatan besar karena memiliki kekuatan basis ideologi dan figur pemimpin.
Gerindra dalam koalisi ini akan menjadi kekuatan politik terbesar kedua, sejalan dengan partai tengah lainnya yang memiliki kekhawatiran tidak dapat memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden.
Boni memperkirakan Partai Demokrat masuk ke koalisi ini, begitu juga dengan PAN dan PKB. "Demokrat lebih mudah masuk ke blok ini, karena jika dia ingin ke PDIP, PDIP sendiri kan partai kuat calon pemenang pemilu, maka resistensinya akan kuat," ujar Boni.
Blok ketiga adalah kekuatan koalisi yang didominasi Golkar. Namun koalisi ini akan sulit menentukan capres. Karena bakal capres Golkar, Aburizal Bakrie, masih diragukan elektabilitasnya. "Apalagi di tingkat basis, Golkar belum solid soal Aburizal," ujarnya.
Boni memerkirakan PKS, PPP, PBB akan bergabung ke koalisi ini. "Sedangkan Hanura masih di persimpangan. Dia akan ke Gerindra jika mementingkan sosok Harry Tanoe di Hanura yang memiliki banyak media. Namun, jika mementingkan pertimbangan Wiranto, Hanura akan ke PDIP atau Golkar karena Hanura lebih luwes berkomunikasi politik dengan Aburizal atau Megawati dibanding Prabowo," ujarnya.
SUMBER.....
Pemilu pake segala blok-blokan sih!!!!!!