Longsor Banjarnegara, 5 Menit yang Menenggelamkan

Jakarta - Jumat petang a maghrib, 12 Desember 2014, Ruinati keluar dari rumahnya hendak mengikuti pengajian di mushalla. Kebetulan cuaca cerah.
Beberapa langkah dari teras rumahnya, perempuan 50 tahun itu mendengar suara gemuruh dari sebelah barat rumahnya. Saat ia menoleh ke arah barat, didapatinya puncak bukit Telaga Lele luruh menimpa Dukuh Jemblung yang berada tepat di lereng bukit.
Dari depan rumahnya yang berjarak kurang dari satu kilometer dari puncak bukit, Ruinati dengan jelas menyaksikan luruhnya bukit hanya dalam waktu lima menit. "Seperti pasir diturunkan dari truk," ujarnya kepada Tempo, Ahad 14 Desember 2014.
Dalam waktu sekejap itu pula, Runiati tak lagi menyaksikan kuncup-kuncup rumah di Dukuh Jemblung, Karangkobar, Banjanegara itu. "Semua tertutup tanah".

Jakarta - Jumat petang a maghrib, 12 Desember 2014, Ruinati keluar dari rumahnya hendak mengikuti pengajian di mushalla. Kebetulan cuaca cerah.
Beberapa langkah dari teras rumahnya, perempuan 50 tahun itu mendengar suara gemuruh dari sebelah barat rumahnya. Saat ia menoleh ke arah barat, didapatinya puncak bukit Telaga Lele luruh menimpa Dukuh Jemblung yang berada tepat di lereng bukit.
Dari depan rumahnya yang berjarak kurang dari satu kilometer dari puncak bukit, Ruinati dengan jelas menyaksikan luruhnya bukit hanya dalam waktu lima menit. "Seperti pasir diturunkan dari truk," ujarnya kepada Tempo, Ahad 14 Desember 2014.
Dalam waktu sekejap itu pula, Runiati tak lagi menyaksikan kuncup-kuncup rumah di Dukuh Jemblung, Karangkobar, Banjanegara itu. "Semua tertutup tanah".
Ya, hanya dalam waktu lima menit, dukuh seluas 25 hektar dengan 35 rumah dan 55 kepala keluarga, lenyap. Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat 88 korban dinyatakan masih tertimbun, 20 mayat telah ditemukan serta 15 orang luka-luka.
Menurut Khotimah, 25 tahun salah satu korban yang selamat, dirinya tak menduga akan terjadi longsor, karena saat kejadian, cuaca cerah. "Gerimis ringan hanya terjadi di pagi hari, sebentar," ujarnya.
Namun dalam sekejap, aliran lumpur material longsoran menyergapnya hingga setinggi dada. Beruntung perempuan yang sedang hamil ini mampu menyelamatkan diri, lari ke jalan raya tak jauh dari rumahnya. Namun ia kehilangan tujuh keluarganya, termasuk suami dan anaknya.
Dari pantauan Tempo, tertutupnya jalan raya yang menghubungkan Pekalongan-Banjarnegara oleh material longsoran bukit menunjukkan dahsyatnya longsor.
Puncak bukit longsor menerjang perkampungan, menutup dasar sungai kecil, lalu melompat ke badan jalan dengan ketinggian sekitar 50 meter dari sungai. Beberapa korban yang diketemukan merupakan warga yang tengah melintas di jalan.
SUMBER........
Bencana tidak ada yang tahu, yang kita tahu hanya memasrahkan hidup kita kepada Tuhan, kalo Tuhan mau mengambil nyawa kita, dalam sekejap pasti akan terjadi, yang kita bisa lakukan adalah memohon ampun pada-Nya agar kita bisa diberi keselamatan dunia-akherat!!!!!!
Dikutip dari: http://adf.ly/vFPQM


