Cina Peringati Pembunuhan Massal Jepang di Nanjing

Cina untuk pertama kali secara resmi memperingati pembantaian massal yang dilakukan tentara Jepang saat pecah Perang Dunia II. Sekitar 300 ribu orang dibunuh di Nanjing, kota di wilayah Timur Cina pada 13 Desember 1937.
Sekitar 10 ribu orang menghadiri peringatan ke-77 pembunuhan massal di Nanjing. Beberapa korban yang bertahan hidup dari aksi pembantaian pasukan Jepang itu juga hadir di acara itu. Usia mereka sudah uzur sekitar 90 tahun.
Tak hanya pembantaian saja yang terjadi di Nanjing pada masa itu, pasukan Jepang juga dituding melakukan pemerkosaan secara massal kepada para perempuan di Nanjing. Mereka menjadi budak seksual pasukan Jepang. Selain Cina, pasukan Jepang saat itu juga menjadikan perempuan-perempuan Korea, Indonesia, dan Timor Leste jadi budak seks mereka. Namun Jepang tidak mengakui sebagai pelaku pembantaian dan pemerkosaan massal di Nanjing.
Seperti dilansir Xinhua, Presiden Cina, Xi Jinping yang hadir dalam acara peringatan Pembantaian massal di Nanjing hari ini, 13 Desember 2014, menegaskan tak seorang pun dapat membantah peristiwa ini.

Cina untuk pertama kali secara resmi memperingati pembantaian massal yang dilakukan tentara Jepang saat pecah Perang Dunia II. Sekitar 300 ribu orang dibunuh di Nanjing, kota di wilayah Timur Cina pada 13 Desember 1937.
Sekitar 10 ribu orang menghadiri peringatan ke-77 pembunuhan massal di Nanjing. Beberapa korban yang bertahan hidup dari aksi pembantaian pasukan Jepang itu juga hadir di acara itu. Usia mereka sudah uzur sekitar 90 tahun.
Tak hanya pembantaian saja yang terjadi di Nanjing pada masa itu, pasukan Jepang juga dituding melakukan pemerkosaan secara massal kepada para perempuan di Nanjing. Mereka menjadi budak seksual pasukan Jepang. Selain Cina, pasukan Jepang saat itu juga menjadikan perempuan-perempuan Korea, Indonesia, dan Timor Leste jadi budak seks mereka. Namun Jepang tidak mengakui sebagai pelaku pembantaian dan pemerkosaan massal di Nanjing.
Seperti dilansir Xinhua, Presiden Cina, Xi Jinping yang hadir dalam acara peringatan Pembantaian massal di Nanjing hari ini, 13 Desember 2014, menegaskan tak seorang pun dapat membantah peristiwa ini.
"Siapa saja yang berusaha meniadakan pembunuhan massal ini tidak akan diperbolehkan oleh sejarah, oleh jiwa 300 ribu korban, 1,3 miliar penduduk Cina dan semua orang yang cinta damai dan keadilan di dunia," Xi menegaskan dalam pidatonya.
Setelah itu, 3 ribu burung merpati sebagai simbol perdamaian dilepaskan ke udara sebagai peringatan kepada para korban.
Peringatan Pembantaian Massal di Nanjing diadakan saat hubungan Cina dan Jepang mulai cair setelah bertahun-tahun lamanya membeku. Pada akhir bulan November lalu, Xi dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe bertemu di Beijing untuk kembali mencairkan kembali ketegangan hubungan kedua negara.
"Rakyat Cina dan Jepang harus berteman baik dari generasi ke generasi," kata Xi di hadapan ribuan warga Cina yang hadir memperingati Pembantaian Massal Nanjing.
Untuk mengenang peristiwa ini, Cina telah membangun Monumen Peringatan Pembantaian Nanjing. Cina mengajukan monumen ini sebagai satu monumen peringatan dunia ke Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa urusan Pendidikan dan Budaya (UNESCO). Keputusan UNESCO atas pengajuan Cina akan diumumkan pada pertengahan 2015.
SUMBER
ya biar galupa sama sejarah negara sendiri juga lah
tanggapannya agan dan mbaknya gimana nih ?
Dikutip dari: http://adf.ly/vFLJQ


