Politisi seringkali diidentikkan dengan pemeran drama, apa yang diucapkan tergantung skenario yang ada di belakangnya. Namun, temuan terakhir dari Prof. Nugroho menunjukkan bahwa seringnya politisi bergonta-ganti pendirian bukanlah akibat minimnya integritas, melainkan karena para politisi di Indonesia rentan mengidap amnesia. (photo courtesy freepress.net)
Prof. Nugroho: Klinik Kami Siap Atasi Endemi Amnesia Politisi
Jumat, 12 September 2014
JAKARTA, POS RONDA – Setelah memimpin proyek penelitian besar mengenai calon legislatif (caleg) yang mengalami stress akibat kalah di pemilu legislatif, pakar psikiatri politik Prof. Nugroho Subekti Asmorowiloto kembali angkat suara. Ia menyatakan telah mempersiapkan klinik yang ditujukan untuk mengatasi endemi amnesia yang menjangkiti para politisi di Indonesia.
Pendirian klinik tersebut merupakan hasil dari temuan pada penelitian lanjutan para caleg dan politisi di Indonesia. Dalam hasil temuan itu disebutkan bahwa para politisi yang telah terpilih menduduki jabatan publik baik di bidang legislatif maupun eksekutif ternyata sangat rentan mengalami amnesia.
"Kasus ini memang pernah saya temukan cukup banyak di negara lain, tapi di Indonesia skalanya sangat besar, bahkan terlalu masif. Ini temuan yang sangat menarik bagi kami, para peneliti di bidang psikiatri politik. Di Indonesia, para politisi yang gagal cenderung stress dan jadi sakit jiwa, sementara yang berhasil mendapatkan posisi cenderung mengidap amnesia," ujar Nugroho saat memberikan paparan hasil temuannya di seminar bertema 'Kesehatan Politik di Indonesia' di Balai Kartini, Jakarta, pagi ini (12/9).
Menurut Nugroho, untuk mengobati dan terapi caleg stress sudah dilakukan oleh rumah sakit yang dikhususkan untuk pasien-pasien yang mengalami gangguan jiwa. Untuk yang mengidap amnesia, Nugroho menilai belum ada fasilitas yang tepat untuk menanganinya. Selama dua bulan terakhir, ia dan timnya telah mempersiapkan klinik untuk tujuan tersebut, dan akan siap dibuka sekitar satu hingga dua bulan ke depan.
Klinik tersebut akan diberi nama Mind Recovery Clinic dan terletak di wilayah Sentul, Bogor. Melalui klinik itu, Nugroho yakin fasilitas yang ada bisa mengembalikan fungsi otak dan pemikiran awal dari para politisi yang mengalami amnesia.
"Contoh kasusnya cukup banyak. Misalkan, dulu seorang politisi bersuara keras menentang naiknya harga bahan bakar, sekarang mati-matian mendukung. Lalu ada juga yang dulu menentang rancangan undang-undang tertentu, sekarang ramai-ramai berbalik arah mendukung. Jadi, seakan para politisi ini tidak memiliki integritas, padahal yang terjadi adalah mereka sebenarnya mengidap amnesia. Kasihan mereka, mungkin karena tekanan batin yang berkepanjangan saat masa-masa kampanye sehingga saat ini fungsi otak mereka sudah tidak fresh lagi," ujar pria kelahiran Indonesia berkewarganegaraan Amerika Serikat ini.
Banyaknya kursi kosong akibat absensi para anggota DPR: karena kurangnya integritas atau memang disebabkan oleh amnesia? Klinik yang didirikan oleh Prof. Nugroho mungkin dapat menemukan jawabannya setelah penelitian lebih lanjut. (photo courtesy beritasatu.com)
Nugroho ingin secepatnya bergerak mengatasi kondisi ini, sebab menurutnya sebagian politisi telah menunjukkan gejala sangat parah dengan berganti pendapat dari satu titik ke titik lain, kemudian menyangkal pendapatnya sendiri.
Tanpa mau menyebut nama, Ia menunjukkan seorang politisi yang tadinya tidak ragu-ragu akan mencabut subsidi BBM, bahkan mendorong pemerintah untuk menaikkan harga. Tapi akhir-akhir ini orang tersebut menyangkal pernah mendukung kenaikan harga BBM.
"Gejala yang akut sudah mulai terlihat, saya sangat khawatir ini menjadi wabah amnesia besar-besaran. Bukan tidak mungkin amnesia ini akan menular dan menjadi tidak terbatas kepada para politisi saja. Anda bisa bayangkan apa yang akan terjadi bila para penegak hukum, pengusaha, hingga para pelajar tertular wabah amnesia ini?" keluh Nugroho dengan nada penuh kekhawatiran.
Dalam menjalankan kliniknya nanti, Nugroho tidak akan menjadi pakar tunggal. Prof. Tomo Dachibara dari Jepang, yang juga merupakan bagian dari tim penanganan caleg stress, juga akan meminjamkan tenaganya sembari melengkapi penelitiannya. Duet maut Nugroho-Dachibara akan didukung oleh belasan tenaga medis, psikolog, psikiater, konselor, dan pekerja sosial yang terbaik di Indonesia.
Menurut Nugroho, salah satu kelemahan dari klinik ini adalah harga yang tinggi untuk satu kali sesi pertemuan dengan pasien. Meski tidak mau menyebutkan angka, ia hanya mengatakan apa yang didapat oleh para politisi dan pejabat pastinya lebih dari cukup untuk membayar fasilitas klinik tersebut. (Sha01)
Sumber:
POS RONDA - Indonesia's Political Infotainment
Disclaimer
===
Jadi ingat ya, kawan-kawan semua. Kalau ada politisi yang hari ini ngomong A, besok ngomong B, itu bukan karena kurangnya integritas, tapi lebih disebabkan karena mengidap amnesia.
Link: http://adf.ly/s1g8u