
Malaysia dan Australia bertekad terus mencari pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang misterius hampir enam bulan lalu. "Pencarian bawah laut akan menggunakan teknologi terbaik yang ada. Hal ini akan berlangsung selama diperlukan," kata Perdana Menteri Australia Tony Abbott dalam konferensi pers bersama PM Malaysia Najib Razak di Kuala Lumpur, Sabtu, 6 September 2014.
Pencarian sebelumnya dihentikan pada akhir Mei lalu untuk meneliti temuan dari Samudra Hindia. Fase kedua pencarian MH370 juga akan memetakan zona baru di wilayah perairan tersebut. Perburuan kali ini diharapkan berhasil karena lokasi semakin sempit, menjadi 60 ribu kilometer persegi atau 100 kali lipat lebih kecil dari luas lokasi pencarian sebelumnya.
Australia telah memimpin upaya pencarian pesawat yang diyakini jatuh di perairan Samudra Hindia bagian selatan pada 8 Maret lalu. Namun, hingga kini pencarian di laut, udara, dan bawah laut secara masif belum juga berhasil menemukan satu pun serpihan pesawat tersebut. Pesawat dengan jenis Boeing 777-ER mengangkut 239 penumpang dan awak kabin dalam rute perjalanan Kuala Lumpur-Beijing saat dilaporkan hilang.
Dalam pertemuan tersebut, Australia dan Malaysia bersepakat membagi biaya pencarian MH370. Masing-masing negara akan menanggung biaya Aus$ 60 juta atau Rp 660,8 miliar. Hingga Juni lalu, biaya pencarian MH370 membuat Malaysia menghabiskan 28 juta ringgit atau Rp 103 miliar. Sedangkan Australia telah menghabiskan Aus$ 90 juta atau Rp 991 miliar.
Pertemuan kedua pemimpin ini juga membahas tragedi jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di wilayah timur Ukraina. Pesawat yang mengangkut 289 penumpang dan awak kabin itu jatuh setelah ditembak kelompok bersenjata yang diduga dari separatis pro-Rusia pada 17 juli lalu. Abbott dan Najib meminta keadilan bagi seluruh penumpang pesawat.
SUMBER
gimana nih kalo menurut agan dan mbaknya ?
Dikutip dari: http://adf.ly/rq1t2


